Chereads / Akademi Hankey Pankey / Chapter 5 - 5.Profesor yang payah

Chapter 5 - 5.Profesor yang payah

Yuri melangkah penuh murka ke kamar nomor tiga belas yang sudah menjadi milik Lolita. Tampak anak perempuan itu sedang melihat pemandangan dari balik jendela kamarnya yang sangat indah. Yuri benar-benar tidak menyangka dengan Lolita yang membodohinya begitu saja seolah dia adalah bocah laki-laki yang mudah ditipu.

Sementara Alby terlihat senang ketika melihat Yuri yang berada di ambang pintu kamar tiga belas. Namun, saat langkah kakinya hendak menghampiri Yuri yang berada tidak jauh darinya, Alby melihat Yuri yang membawa sebuah bola dan menimpuknya mengenai Lolita yang langsung mengaduh kesakitan karena bola kasti yang Yuri lempar.

"Hei, apa kau sudah gila? Kau baru saja menimpukiku di kamar aku sendiri, minta maaflah!" perintah Lolita yang tampak sangat marah.

"Kau yang seharusnya meminta maaf, kau sudah mengatakan bahwa kau ingin di sini karena kau dari keluarga susah, tapi ternyata kau memang hanya ingin mengusai kamar ini!" kata Yuri dengan rasa kesal yang meluap-luap.

Alby baru saja hendak melerai, namun Profesor Pilius datang dan menurunkan kaca matanya sampai sebatas hidung melihat perkelahian antara bocah laki-laki dan perempuan di kamar nomor tiga belas.

"Jangan ganggu mereka, sebagai calon penyihir hendaknya Yuri lebih berhati-hati dan harus pandai membedakan yang mana namanya tipu daya atau perkataan jujur," kata Profesor Pilius menahan Alby yang hendak melerai pertengkaran Yuri dan Lolita.

"Kata ibuku, kita harus melerai perkelahian entah apa pun itu alasannya. Bukankah membicarakan dengan kepala dingin akan lebih mudah dipahami daripada mengandalkan emosi?" tanya Alby membuat Profesor Pilius tercengang.

Suatu perubahan drastis ketika Alby yang ia pandang sebagai anak bodoh dan tidak mempunyai otak bisa mengatakan hal sederhana akan tetapi bermakna dalam seperti itu.

"Benar juga, tapi kadang kala ada saatnya kita harus membiarkan mereka mengadu ego satu sama lain untuk mengetahui seberapa keras ego mereka. Dengan begitu, kita akan tahu bagaimana cara menghadapi mereka, bukankah perkataanku juga terdengar betul?" tanya Profesor Pilius membuat Alby menggeleng cepat.

"Entah apa namanya, aku akan segera melerai mereka Yuri adalah sahabatku dan Lolita mulai sekarang adalah teman satu asrama. Mereka tidak boleh saling bertengkar seperti itu," kata Alby kemudian menyingkirkan tangan Profesor Pilius dengan perlahan kemudian ia meninggalkan pria yang sudah mulai menua berjanggut putih yang menjadi kepala sekolahnya di Hankey Pankey akademi.

"Yuri, berhentilah. Lolita adalah teman kita, bagaimana kau bisa bersikap kasar pada teman sekaligus bocah perempuan seperti Lolita, minta maaflah," kata Alby dengan tegas membuat Yuri terdiam.

Rasanya jika Alby sudah ikut campur membuat Yuri enggan berdebat dengan sahabat kecilnya itu. Yuri memilih diam dan meninggalkan Lolita di kamar tersebut. Namun, Lolita merasa tak terima dan mengejar Yuri membuat Alby merasa bingung sekarang harus berbuat apa terutama dengan Lolita yang kesal dengan Yuri.

Sedangkan Profesor Pilius hanya melihat kekacauan murid-muridnya, Alby merasa bahwa Profesor Pilius tidak berniat mendirikan asrama. Jika di asrama lain semuanya memiliki peraturan yang ketat, tapi tidak dengan Hankey Pankey Akademi. Asrama itu benar-benar tidak mempunyai peraturan, guru yang hanya satu dan anak-anak yang terbilang sedikit.

"Profesor, apa kau tidak berniat menghentikan mereka? Mereka akan bertengkar hebat karena tidak ada yang mengalah, ayolah cepat gunakan sihirmu untuk melerai mereka." Alby terus memaksa Profesor Pilius untuk menghentikan Yuri dan juga Lolita yang akan bertengkar.

Di sisi lain, Lolita kembali melempar bola kasti yang dilempar oleh Yuri sebelumnya. Ia tidak ingin mengalah begitu saja oleh bocah laki-laki yang hanya berjarak sepuluh meter dari posisinya saat ini.

Yuri langsung meringis ketika bola keras itu mengenai kepalanya dengan sangat kencang. Yuri marah dan sudah terlalu kesal dengan anak perempuan yang sok berkuasa tersebut. Padahal yang membantu Profesor Pilius mencari anak-anak untuk masuk ke asrama Hankey Pankey adalah Alby dan Yuri, namun Lolita terlihat lebih berkuasa seolah dialah yang berkontribusi di Hankey Pankey akademi.

"Kau mengajakku berperang? Aku tidak akan mengalah walaupun kau adalah anak perempuan, lebih baik kau segera meminta maaf dan pergi dari hadapanku," kata Yuri dengan nada kesal, ia sudah tidak peduli jika akhirnya harus dikeluarkan dari asrama ini. Hal terpenting adalah ia bisa mengalahkan anak perempuan yang berwajah mirip Annabel itu.

"Berperanglah denganku, tapi nanti saat kita sudah belajar sihir. Kau dan aku akan melanjutkan pertengkaran ini sampai kita mendapatkan pelajaran sihir, apa kau setuju?" tanya Lolita dengan raut wajahnya yang sedikit mengejek, ia tahu bahwa Yuri tidak akan bisa mengalahkannya dalam sihir. Sihir membuat semuanya mudah untuknya, oleh karena itu Lolita ingin sekali belajar tentang dunia sihir beserta mantra-mantranya.

Yuri menaikkan salah satu alisnya, ia merasa bahwa perkataan Lolita kali ini lebih mengasyikkan daripada sebelumnya dan bisa diterima olehnya.

"Itu tidak buruk, baiklah kita akan kembali melawan setelah mendapatkan pelajaran sihir. Kau akan menyesal karena mengatakan ini padaku, dasar boneka Annabelle!" seru Yuri dengan kesal kemudian langsung pergi meninggalkan Lolita.

Mereka mengakhiri pertengkaran itu dengan sebuah perjanjian yang sedikit membahayakan untuk mereka.

Sementara itu, Profesor Pilius dan Alby berlarian ke arah Lolita yang berada di lantai 1 dan hendak kembali ke lantai 2.

"Lolita, di mana Yuri? Apa kau melenyapkannya?" tanya Profesor Pilius yang merasa sangat buruk jika Yuri disakiti oleh Lolita sampai parah. Lolita hanya menggeleng tanda ia tidak tahu di mana keberadaan Yuri.

"Aku tidak tahu, Profesor. Mungkin dia lagi mencari keindahan yang akan ia kuasai lagi di asrama ini, aku harus segera merapikan kamarku," kata Lolita kemudian meninggalkan Profesor Pilius dan juga Alby yang masih tidak percaya dengan perkataan Lolita.

"Dia pasti sudah menyakiti Yuri. Aku tidak akan memaafkannya jika ia melakukan hal keji pada Yuri, aku akan membalasnya jika Yuri sampai tersakiti karena dia," ucap Alby dengan penuh kemarahan.

Profesor Pilius langsung menggeleng, ia tahu bahwa Lolita tidak separah yang dikatakan oleh Alby.

"Saya merasa bahwa Yuri hanya butuh waktu untuk merelakan kamar istimewa itu, dia pasti baik-baik saja. Kembalilah ke kamarmu dan rapikan. Saat makan malam nanti kita akan mendiskusikan cara belajar yang efektif untuk kalian." Profesor Pilius mengatakan itu dengan wajah khawatir.

Bagaimana jika asramanya ditutup karena ulah Lolita yang melenyapkan Yuri? Asramanya baru saja berdiri satu hari, kalau sampai kejadian mengerikan itu benar-benar terjadi pasti sangat menyakitkan untuk dirinya. Profesor Pilius sangat ingin Hankey Pankey Akademi berjalan lancar, namun Alby, Yuri dan Lolita selalu saja membuatnya gagal. Hal tersebut sungguh membuat Profesor Frustrasi.