Chereads / Jerat sang CEO Tampan / Chapter 3 - Malaikat tampan

Chapter 3 - Malaikat tampan

"Hei.. kenapa kamu menangis? mari biar aku antarkan kamu ke rumah sakit!" kata laki-laki tersebut sambil menggendong tubuh Aliana dan membawanya ke dalam mobil. sesampainya di Rumah sakit, dokter pun mengobati luka-luka yang ada pada lengan dan kaki Aliana.

"Terima kasih!" ucap Aliana. Laki-laki itupun mengangguk. "Seharusnya saya yang minta maaf! karena saya, kamu jadi terluka seperti ini!" ucap laki-laki tersebut. Aliana pun terdiam. "Dimana rumahmu? biar aku antarkan kamu pulang!" ucap laki-laki tersebut. "tak perlu tuan, saya bisa pulang sendiri." ucap Aliana. Hei.. kamu itu sedang terluka, mana boleh kamu mengayuh sepeda dalam keadaan seperti ini, nanti lukamu bisa infeksi." ucap laki-laki tersebut. "Baiklah!" ucap Aliana, Kemudian Ia pun memberikan alamat tempat tinggalnya, kepada laki-laki tersebut.

Laki-laki itu pun mengantarkan Aliana pulang. "Oh ya.. aku Ethan!" Ucap laki-laki itu, sambil mengulurkan tangannya kepada Aliana. Aliana pun menerima uluran tangannya. "Aliana" ucapnya. Laki-laki itu pun tersenyum sambil menatap Aliana. "Senang berjumpa denganmu Aliana!" ucapnya. Aliana pun tersenyum mengangguk. Kemudian Ethan pun memperhatikan pakaian Aliana. "Oh ya.. sepertinya aku tak asing dengan kemeja yang kamu kenakan itu? apakah itu kemeja pria?" tanya Ethan. Aliana pun menjadi gugup. Ia baru tersadar, kalau dirinya kini sedang menggunakan kemeja laki-laki yang sudah memperkosanya itu!.

Ia pun seketika panik. "Astaga! apa yang harus aku katakan? aku tidak mungkin mengatakan kalau aku habis diperkosa dan memakai kemeja laki-laki itu kan?" pikirnya dalam hati. "Aliana?" tanya laki-laki itu, yang melihat Aliana terbengong dan tak merespon pertanyaannya. "Ahh.. iya!" ucap Aliana yang kaget. Laki-laki itu pun tersenyum. "Kamu kenapa? kok kamu jadi gugup gitu? apa pertanyaanku membebanimu? Sudahlah! tak perlu kau pikirkan! mungkin itu hanya perasaanku saja. Aku berpikir, kalau kemeja itu, mirip dengan milik seseorang. Tanpa berpikir, bahwa siapapun bisa memiliki kemeja seperti itu di dunia ini. Bukan hanya dia saja!" ucap Ethan menjelaskan.

Aliana pun mengangguk. Tak lama kemudian, mobil pun sampai di pekarangan rumah Aliana. "Terima kasih karena sudah mengantarkanku pulang!" ucap Aliana. "No problem, ini sudah menjadi kewajibanku! karna aku yang sudah membuatmu seperti ini." ucap Ethan. Aliana menggelengkan kepalanya. "Tidak semuanya kesalahanmu! aku juga ceroboh, tak memperhatikan jalan dengan benar tadi." ucap Aliana. Ethan pun tersenyum mengangguk. Kemudian Aliana pun turun dari mobil.

Hans yang melihat kepulangan Aliana pun bergegas menghampirinya dengan cemas. "Sayang! kamu kemana aja nak, kenapa semalaman gak pulang? Dan ini juga! kenapa banyak sekali perban? apa yang terjadi nak?" tanya Hans yang melihat tubuh Anaknya banyak luka dan lebam. Aliana pun hanya menunduk, dan menggelengkan kepalanya. "Aku---" Ia sangat bingung harus menjelaskan apa kepada papanya. "Apakah aku harus berkata jujur, dan menjelaskan semuanya? tapi, apakah papah akan menerimanya?" Pikir Aliana dalam hatinya.

"Nak! kenapa kamu tak menjawab pertanyaan papah? Kamu membuat papah khawatir! konsumen juga menelpon, bahwa pesanan mereka tak ada sampai!" ucap Hans dengan cemas. mendengar kata *konsumen, Aliana pun jadi teringat akan kejadian saat dirinya di perkosa oleh orang itu! ia pun menangis. Melihat putrinya malah menangis, Hans pun semakin khawatir. "Ada apa nak? apa yang sebenarnya terjadi padamu?" tanya Hans.

Ethan yang melihat interaksi ayah dan anak dari mobil pun, memperhatikan keduanya. Saat melihat Aliana menangis, Ethan pun menjadi sedikit khawatir. Kemudian ia turun dari mobil, dan Berjalan menghampiri Aliana dan Hans. "Aliana? katakan! jangan membuat papah khawatir nak!" Ucap Hans yang melihat Aliana malah menangis. "Maaf pak! Aliana baru saja mengalami kecelakaan! mungkin dia sedikit shock!" ucap Ethan yang tiba-tiba menghampiri mereka. "Apa? kecelakaan? apa yang sakit nak? Kenapa kamu tak mengatakannya?" ucap Hans sambil meneteskan air matanya. Aliana pun terenyuh. Kemudian memeluk papanya.

"Maafkan Aliana pah! Aliana sudah mengecewakan papah!" ucap Aliana. "Tidak nak! kamu adalah anak kebanggaan papah. Kamu tak pernah mengecewakan papah. Papah selalu percaya padamu!" ucap Hans sambil memeluk putrinya itu. Kemudian Hans melihat ke arah Ethan. "Anda siapa?" Tanya Hans sambil menatap Ethan. Ethan pun tersenyum. "Perkenalkan! Nama saya Ethan pak! Saya yang mengantarkan Aliana pulang barusan!" Kata Ethan sambil Membungkuk, kemudian melirik ke arah Aliana.

Hans pun mengangguk. "Terima kasih nak Ethan! karena sudah mengantarkan Aliana pulang. Saya Hans, papahnya Aliana." ucap Hans. Ethan pun mengangguk. "Yasudah nak, untuk sementara kamu istirahatlah! biar papah mencari orang untuk mengantarkan pesanan para konsumen!" ucap Hans sambil menatap ke arah Aliana. Ethan pun mengerutkan kening. "Apa anda memerlukan bantuan?" tanya Ethan. Hans pun menoleh. "Tidak perlu nak, kami hanya kekurangan delivery, biasanya Aliana lah yang mengantar-mengantarkan pesanan. Tapi melihat keadaannya, untuk beberapa hari ini, sepertinya dia harus fokus istirahat." ucap Hans.

Ethan pun mengangguk. "Kalau anda mau, saya bisa membantu! saya akan menyuruh supir pribadi saya untuk membantu mengantarkan pesanan untuk beberapa hari ini, sampai Aliana sembuh tentunya." ucap Ethan. Hans pun menoleh ke arah Aliana. "Menurutmu bagaimana?" tanya Hans. "Terserah papah saja!" Kata Aliana. Hans pun tersenyum, "Baiklah nak! kalau begitu, kami menerima tawaranmu!" Kata Hans. Ethan pun tersenyum. "Kalau begitu saya akan menyuruhnya untuk tinggal beberapa hari disini sampai Aliana sembuh." kata Ethan. Hans pun mengangguk. "Terima kasih nak, kau memang malaikat tampan!" ucap Hans memuji. Ethan hanya tersenyum.

Setelah itu, ia menelpon supir pribadinya untuk datang. Tak lama kemudian, supir pribadi dari Ethan pun sampai. "Ada yang bisa saya bantu tuan muda?" tanya Arthur supir pribadi dari Ethan. "Begini Arthur, saya ingin kamu tinggal disini untuk beberapa hari. Tolong bantu mereka mengantarkan pesanan!" kata Ethan. Arthur pun mengangguk.

"Oh ya pak, perkenalkan! ini Arthur supir pribadi saya. Dan Arthur, perkenalkan! ini adalah pak Hans, dan ini Aliana anaknya." kata Ethan memperkenalkan mereka. Arthur pun mengangguk. "Ya Sudah kalau begitu, saya pamit pulang dulu ya pak, Aliana, saya masih ada urusan." kata Ethan berpamitan. Hans dan Aliana pun mengangguk. Kemudian Aliana mengantarkan Ethan ke depan mobil.

"Terima kasih ya Ethan, maaf! pada akhirnya, kami harus merepotkanmu!" ucap Aliana. Etham pun tersenyum, "akun sama sekali tidak merasa direpotkan, justru aku senang kalau bisa membantu! apalagi kan, kamu seperti ini juga karena kesalahanku! jadi anggap saja, kalau ini juga sebagian dari tanggung jawabku, atas kesalahanku!" ucap Ethan. Aliana pun tersenyum. Kemudian ia naik ke mobilnya, dan melajukan kendaraannya ke kantor.

Aliana pun kembali ke rumahnya. saat sudah berada di kamarnya, ia pun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Saat semuanya pakaiannya sudah ditinggalkan, ia pun menatap tubuhnya yang memar-memar dari cermin. Ia pun menangis.