Chereads / Jerat sang CEO Tampan / Chapter 7 - Sebuah kebetulan

Chapter 7 - Sebuah kebetulan

Andreas pun meneguk minuman tersebut, kemudian menyodorkan blackcard. "Baiklah kalau begitu. Aku pasti akan mengalahkannya malam ini." Ucapnya, Kemudian ia berjalan duluan, "Ayo!" ucapnya, sambil berjalan keluar. Aldo dan Jimmy pun bergegas mengikutinya dari belakang.

Kemudian, mereka bertiga pun melajukan kendaraan mereka ke lokasi balapan. "Kamu yakin, akan balapan? Kamu kan baru saja minum. Kita takut terjadi apa-apa." Ucap Jimmy. "Iya, Andreas! Lebih baik kita batalkan saja. Kita bisa bertanding di lain waktu." Ucap Aldo yang merasa khawatir.

"Sudahlah! Aku tidak selemah itu! Aku masih bisa mengendarai mobilku!" Kata Andreas dengan kekeh.

"Yasudah kalau begitu, kamu hati-hati! Jangan pikirkan soal menang, atau kalah. Anggap saja ini sekedar senang-senang!" Kata Jimmy.

Aldo pun mengangguk, "Iya! Bener apa kata Jimmy, kamu jangan terlalu fokus untuk menang. Fokuslah pada keselamatanmu!" Kata Aldo.

Andreas pun mengangguk, kemudian ia masuk kedalam mobilnya dan bersiap untuk balapan.

"Tiga.. dua.. satu.. mulai!" Kata seorang wanita di tengah jalan tersebut, sambil mengibaskan sebuah bendera tanda dimulainya pertandingan.

Andreas pun menginjak pedal gas dengan kecepatan tinggi. Mobilnya terus berhimpitan saling mengejar dengan mobil milik Gaga. "Ayo! Kalahkan aku kalau kamu bisa!" Ucapnya, sambil menginjak pedal gas lebih kencang lagi. Mobilnya pun terus melaju dengan kecepatan tinggi, hingga mobil Gaga pun tak dapat lagi mengejarnya.

Saat Mobil Andreas sudah terlihat, Jimmy, Aldo, dan yang lainnya pun berteriak-teriak memanggil nama Andreas. "Andreas... Andreas.. Andreass... Huuuuhhhhh!!" Semua orang pun bersorak ketika Andreas berhasil unggul dalam pertandingan ini.

Andreas pun keluar dari dalam mobilnya dengan penuh bangga.

"Hebat kamu ndre.. kamu bisa mengalahkan Gaga. Padahal kamu lagi mabuk loh!" Kata Aldo.

"Heh! Aku gak mabuk! Hanya minum sebotol saja, gak akan membuatku mabuk!" Ucap Andreas.

"Selamat ya bro.. kamu memang yang terbaik!" Ucap Jimmy sambil menepuk bahu Andreas.

"Selamat ya ndre.. kamu memang selalu yang terbaik!" Ucap Gaga sambil mengulurkan tangannya.

"Hanya ucapan selamat doank?" Tanya Aldo.

"Iya, kasih apa kek.. buat hadiah! Atau.. cewek juga boleh, iya ga ndre!" Kata Jimmy sambil menyiku bahunya Andreas.

"Sudahlah! Gak perlu hadiah segala. Kita kan tanding cuma buat senang-senang saja. Lagian aku juga sedang tidak mood sama cewek!" Kata Andreas.

Aldo dan Jimmy pun mengernyitkan kening mereka. Kemudian Jimmy memegang kening Andreas. "Ndre! Kamu masih sehat, kan?" Tanya Jimmy.

Andreas pun menepis tangan Jimmy. "Apaan sih? Aku masih waras! Aku hanya mabuk sedikit!" Ucapnya.

"Bukan itu, gak biasanya kamu menolak seorang wanita. Kenapa sekarang tiba-tiba saja tidak tertarik pada wanita?" Tanya Jimmy.

"Masalahnya bukan itu! Aku hanya tertarik menyentuh wanita yang kemarin aku tiduri waktu menang balapan." Kata Andreas.

"What??.." Kata Jimmy dan Aldo yang nampa sangat terkejut mendengar pernyataan Andreas.

"Why, Ndre?... Ada apa denganmu? Apa yang sudah terjadi sekarang? Kau bukan lagi Andreas yang kami kenal." Kata Aldo.

"Iya, gak biasanya kamu tertarik pada wanita! Biasanya kamu hanya suka menikmati tubuhnya saja! Setelah kau tiduri, kamu buang! Tapi Sekarang?... Apa yang terjadi? Kenapa kamu bisa berubah?" Tanya Jimmy.

"Entahlah! Aku sendiri juga tidak mengerti dengan hatiku. Ini pertama kalinya ada seorang wanita yang terus menerus berputar dalam pikiranku. Aku saja sampai pusing." Ucap Andreas.

"Lantas bagaimana? Apa rencanamu sekarang?" Tanya Aldo.

"Entahlah! Aku hanya ingin fokus sama pembangunan supermarket yang ingin aku buka di wilayah tempat kita balapan kemarin." Kata Andreas.

"Untuk menghilangkan kejenuhan, bagaimana kalau kita dugem sambil nyari cemilan cewek cantik?" Kata Jimmy.

"Kalian berdua saja yang pergi! Aku sedang tidak mood!" Kata Andreas. Kemudian ia pergi menaiki mobilnya dan meninggalkan tempat tersebut.

Jimmy pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Dia kenapa, sih?" Tanya Jimmy bingung.

Aldo hanya mengedikkan bahunya.

Sementara Andreas.. sesampainya di rumah, ia bergegas mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah itu, ia membaringkan tubuhnya di atas ranjang besarnya.

"Nona.. siapapun kamu, aku harus bisa mendapatkanmu! Tidak peduli apapun yang terjadi, kau harus menjadi milikku! Pokoknya aku harus mencari keberadaan gadis itu!" Ucap Andreas.

Kemudian ia teringat akan kedatangannya waktu itu, iapun bergegas turun ke lantai bawah. Kemudian pergi ke Vaviliun belakang rumahnya tempat dimana para pelayan tinggal. Ia bergegas mengetuk pintu tersebut.

Tak lama kemudian, pintu pun dibuka.

"Tuan Muda! Kenapa anda sampai kemari? Apakah ada sesuatu yang anda inginkan? Kenapa tidak memanggil kami saja dari bel?" Tanya para pelayan tersebut.

"No! Tidak perlu! Aku hanya ingin menanyakan sesuatu, kepada kalian semua. Tolong kalian jawab pertanyaanku dengan jujur!" Kata Andreas.

Para pelayan pun mengangguk.

"Waktu itu, ketika aku mengalami luka di kamar, ada seorang wanita yang datang ke rumah ini. Aku lihat, dia keluar dari dapur. Apakah kalian tau, siapa wanita itu?" Tanya Andreas.

Para pelayan pun mulai berpikir, "Apa yang anda maksud, gadis pengantar susu itu?" Tanya salah seorang pelayan.

"Gadis pengantar susu?" Andreas mengulang kembali perkataan pelayan tersebut.

Pelayan itu pun mengangguk.

"Iya, Tuan Muda. Pada saat itu, seingat saya hanya ada seorang gadis pengantar susu yang datang ke dapur. Selain itu, tidak ada lagi." Kata pelayan tersebut.

"Hmm.. sepertinya memang dia!" Pikir Jonathan dalam hatinya, ia pun tersenyum.

"Kalau begitu, beri tahu aku! Dari mana kalian mendapatkan susu tersebut!" Kata Jonathan.

"Kami memesannya dari seorang penjual susu yang memiliki peternakan sapi sendiri di wilayahnya." Kata pelayan tersebut.

"Kalau begitu, bolehkah aku meminta alamat dan nomor teleponnya?" Kata Andreas.

Pelayan itupun mengangguk, kemudian mengambil sebuah kartu nama dari saku pakaiannya. Dan memberikannya kepada Andreas.

"Ini, Tuan! Ini adalah alamat dan nomor teleponnya." Ucap pelayan tersebut, sambil memberikan kartu nama itu kepada Andreas.

Andreas pun bergegas mengambil kartu nama tersebut, kemudian melihatnya.

"HANSANA FRESH MILK" Jonathan membaca nama logo yang tertera pada kartu nama tersebut. Ia pun tersenyum menyeringai, "Akhirnya aku tau juga kamu dimana, sayang.. besok! Akan ku pastikan kamu tidak akan bisa lari lagi dari genggamanku!" Ucap Andreas sambil mengepalkan tangannya.

Kemudian ia pergi meninggalkan Vaviliun tersebut dan kembali ke kamarnya.

Keesokan harinya, ia terbangun di pagi hari.. ia bergegas mandi dan bersiap untuk berangkat ke kantornya. Sebelumnya, ia menyantap sarapan pagi terlebih dahulu, baru setelah itu ia mengendarai mobilnya ke kantornya.

Sesampainya disana, Arthur yang merupakan orang kepercayaannya sudah menunggunya untuk memberikan sebuah kabar.

"Katakan!" Ucap Andreas tanpa basa-basi.

"Begini, Tuan Muda! Perihal tempat yang anda inginkan saat itu, mereka menolak untuk pindah. Karena ternyata, sertifikat yang kita dapatkan itu adalah hasil curian!" Kata Arthur.

"Apa maksudmu?" Tanya Andreas.

"Sertifikat tanah yang kita dapat dari anak muda itu, ternyata adalah hasil curian!" Kata Arthur.

"Kurang ajar! Beraninya dia menipuku! Siapa orangnya? Tangkap dia!" Kata Andreas dengan marahnya.

"Dia merupakan anak dari pemilik peternakan sapi tersebut!" Kata Arthur.

"Maksud kamu, dia mencurinya dari Ayahnya?" Tanya Andreas.

Arthur pun mengangguk.

"Sebentar! Apa tadi kamu mengatakan, peternakan sapi?" Tanya Andreas.

"Iya! Tuan Muda," ucap Arthur.

"Kalau boleh tau, apa nama peternakan sapi itu?" Tanya Andreas.

"HANSANA FRESH MILK! Tuan Muda," ucap Arthur.

Andreas pun nampak sangat terkejut mendengar jawaban Arthur. Namun seketika raut wajahnya pun berubah menjadi terlihat senang, ia pun tersenyum.