Andreas pun terus menekan tubuh Aliana dan mencium kembali bibirnya. "Emmphh!" Aliana pun hanya bisa menangis. Ia sangat ketakutan. "Tuan ampun! tolong lepaskan saya!" kata Aliana sambil meneteskan air matanya. "Ayolah sayang! aku sudah tak tahan! aku sudah menunggu sangat lama!" Ucap Andreas sambil terus menciumi telinga dan leher Aliana. Aliana pun terus memberontak dan berusaha mendorong tubuh Andreas dengan sekuat tenaga.
Pas tangan Andreas meremas buah dadanya, Aliana pun menendang selangkangannya. "Akhh" Andreas pun meringis dan memegang juniornya. Aliana pun bergegas bangkit dari ranjang dan berlari ke arah pintu. Andreas pun bergegas bangkit dan berjalan menyusul Aliana "Akhh.. kau sudah menyakiti juniorku! kau harus bertanggung jawab!" kata Andreas sambil terus berjalan mendekatinya.
Aliana pun semakin panik! ia berusaha membuka knop pintunya, namun tak terbuka juga. Ia juga mencari kuncinya, tapi ternyata pintu itu sama sekali tidak menggunakan kunci. Ia sama sekali tidak mengerti, bagaimana cara membukanya. Sementara Andreas dia terus berjalan dan semakin mendekat. "Hahaha.. mau kemana sayang? mau coba-coba berlari dariku? hmmm?" ucap Andreas sambil tersenyum menyeringai. Aliana pun semakin panik. Ia terus berusaha memencet dan menarik knop pintu tersebut.
"Tolong! siapapun yang berada di luar tolong saya! tolong buka pintunya! hikss..hikss.." teriak Aliana sambil menggedor-gedor pintu kamar hotel tersebut. tiba-tiba.. Andreas mencium bahu Aliana dari belakang. "Aahhh.. pergi! jangan sentuh saya! pergi!" kata Aliana sambil mendorong dan memukul-mukul tubuh Andreas. Namun laki-laki itu dengan cepat mengunci tangan Aliana dan menyandarkannya di balik pintu.
"kenapa harus berpura-pura hahh? bukankah kamu hanya tinggal menikmatinya saja?" kata Andreas sambil tersenyum menyeringai. "Apa yang ingin anda lakukan? tolong lepaskan saya! hikss..hikss.." kata Aliana sambil menangis. "Ssttt! kenapa harus berpura-pura sayang, ayolah! lakukan tugasmu dengan baik! okey, jangan bermain-main denganku! aku sudah cukup lelah mengejarmu! bahkan kau sudah menyakiti juniorku uchh! kau harus mempertanggung jawabkannya! puaskan aku malam ini! Akhh.. aku sudah tidak kuat!"
Laki-laki itu pun langsung mencium tengkuk leher Aliana. "aaaaahh jangan tuan!" kata Aliana sambil menahan tubuh Andreas yang terus menghimpitnya. Andreas pun memeluknya, dan mencium lehernya secara dalam. "Aku suka bau tubuhmu, wanginya seperti Vanilla." Ucapnya.
Kemudian ia mencium bibir Aliana dengan sangat buas. "Mmpphh" Aliana pun berusaha memberontak, Namun semuanya hanya sia-sia. Andreas terus menarik tubuhnya, dan berusaha menyeret Aliana ke atas ranjang lalu menindihnya. "Tolong lepaskan saya tuan, saya hanya gadis biasa. tidak ada hal yang special dalam diri saya." Ucap Aliana sambil terus berusaha melepaskan diri.
"Kalau begitu, saya akan mengetahuinya setelah saya merasakannya sendiri." kata laki-laki itu. Kemudian Ia langsung mencium bibir Aliana kembali dengan penuh nafsu. Aliana pun berusaha memberontak, kakinya Terus menendang-nendang secara serampangan. Namun semuanya hanya sia-sia. Laki-laki itu semakin menguasainya, bahkan tangan Andreas bergegeliaran menyentuh buah dadanya yang ranum. Aliana pun tersentak! dan perlahan ciumannya semakin turun ke leher jenjang miliknya, sambil meremas buah dada Aliana.
Aliana pun semakin panik! Ia sudah bisa menebak, apa yang akan dilakukan pria ini terhadapnya."Jangan tuan, saya mohon, lepaskan saya! saya hanya gadis biasa. Di luar sana masih banyak gadis yang lebih pantas untuk tuan sentuh, bukan wanita seperti saya. hikss..hikss.. " ucap Aliana. "Tapi kamulah yang aku inginkan saat ini!" bisik Laki-laki itu, sambil mencium telinga Aliana. Aliana pun dibuat merinding oleh tindakannya.
"Tidak tuan, saya tidak pantas!" kata Aliana. "Hm.. saya tidak peduli! disini saya yang menentukan permainan, bukan kamu!" Ucap laki-laki itu. Kemudian ia merobek pakaian Aliana, dan melemparkannya ke sembarang arah. Aliana pun menjerit, ia berusaha menutupi tubuh polosnya sambil menangis. "Tuan jangan! jangan lakukan itu sama saya tuan, saya mohon!" kata Aliana saat ia melihat laki-laki itu mulai membuka pakaiannya dan menghampirinya.
Aliana pun hendak beranjak dari ranjang tersebut untuk menghindarinya. Namun, pria itu dengan cepat memegang gelang kakinya, dan menarik tubuhnya. Aliana pun jatuh terlentang. Kemudian, pria itu langsung menindihnya dengan senyum menyeringai. "Mau kemana sayang, bukankah kita masih belum memulainya? Hmmm.." kata laki-laki itu sambil mencium tengkuk leher Aliana.
"Jangan tuan! jangan.. ahh.. tidak! jangan!" Aliana pun semakin panik saat Andreas sudah memposisikan tubuhnya. Ia bahkan bisa merasakan benda tegak milik Andreas itu sedang mendorong masuk kedalam benda miliknya di bawah sana. Aliana semakin panik! Aliana sama sekali tidak bisa berkutik, bahkan tangan dan kakinya pun terkunci oleh tubuh Andreas.
Air matanya pun semakin deras mengalir. "Sakitttt tuan, hentikan! " ucap Aliana. Namun laki-laki itu tak menggubris perkataan Aliana, Ia terus mendorong benda miliknya, untuk membobol pertahanan Aliana di bawah sana. "Aaaaaaaaa... tidakkkk!" Satu teriakan Aliana pun mengakhiri kesuciannya. Aliana pun menangis. Namun laki-laki itu tak memperdulikannya. Ia terus menghentakan tubuh bagian bawahnya, sambil mendesah. "Akhh.. kau nikmat sekali sayang.. emhh!" ucap laki-laki itu, sambil terus menghentakan tubuhnya tanpa ampun.
Aliana hanya terus menangis. Sekarang, dia sudah bukan lagi kembang desa yang di puja-puja banyak orang. Dia bukan lagi Aliana kebanggaan kedua orang tuanya. Sekarang dia sudah kotor. Dia sudah ternoda. Kesucian yang selama ini dia jaga, dan hanya ingin ia berikan untuk suaminya kelak, kini telah terampas oleh orang yang sama sekali tidak ia kenal. "Hikss.. hikss.. hikss!" ia pun menangis.
Dua jam kemudian.. Andreas pun mengerang sambil menggeliat, ketika ia sudah mencapai pelepasan. Ia pun tersenyum. "Terima kasih sayang! aku sangat puas malam ini! kau sangat menggairahkan! kau sangat berbeda!" ucap Andreas. Kemudian ia mencium kening Aliana. Aliana pun hanya terdiam menatap langit-langit kamar. Tanpa memperdulikan perkataan Andreas. Ia sudah seperti mayat hidup.
Andreas pun bangkit kemudian berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah Andreas masuk kamar mandi, Aliana pun beranjak dari tempat tidur, dan hendak mengenakan pakaiannya. Tapi, ketika ia mengambil bajunya, ia terbengong. Ternyata bajunya sudah robek-robek, dan tak layak pakai. Ia pun terbengong. kemudian ia melihat ke sekitar, dan melihat sebuah kemeja putih milik Andreas yang tergeletak di lantai. Akhirnya, ia pun mengambil kemeja tersebut dan memakainya.
Setelah itu, ia pun pergi meninggalkan kamar hotel tersebut. Sepanjang perjalanan, ia hanya merenung sambil menangis. Ia merasa malu dan tak berani menghadapi kedua orang tuanya. "Bagaimana cara aku berbicara kepada kedua orang tuaku? Mereka pasti akan sangat marah dan kecewa.. bagaimana cara aku menjelaskannya?" pikirannya pun melayang. Saat ia hendak belok di pertigaan, tiba-tiba dari sebuah kiri ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi. (brukkkkk) Mobil itu pun menabrak Aliana.
"Aaaahh!" Aliana pun terpental ke jalan dan terjatuh. Mobil itu pun berhenti, kemudian samg pengemudinya pun keluar. Ia berlari menghampiri Aliana. "Astaga! maafkan saya nona! apa yang sakit? mana yang terluka?" tanya Laki-laki tersebut sambil memeriksa keadaan Aliana. Aliana pun hanya menangis.