*Prolog
"Tolong! siapapun yang berada di luar tolong saya, tolong buka pintunya! hikss..hikss.." teriak Aliana sambil menggedor-gedor pintu kamar hotel tersebut. tiba-tiba.. seseorang mencium bahu Aliana dari belakang. "Aahhh.. pergi! jangan sentuh saya! pergi!" kata Aliana sambil mendorong laki-laki tersebut. Namun laki-laki itu dengan cepat mengunci tangan Aliana dan menyandarkannya di balik pintu.
"kenapa harus berpura-pura hahh? bukankah kamu hanya tinggal menikmatinya saja?" kata Laki-laki tersebut sambil tersenyum menyeringai. "Apa yang ingin anda lakukan? tolong lepaskan saya! hikss..hikss.." kata Aliana sambil menangis. Laki-laki itu pun mencium tengkuk leher Aliana. "Aku suka bau tubuhmu, wanginya seperti Vanilla." kata laki-laki itu.
Kemudian ia mencium bibir Aliana dengan sangat buas. "Mmpphh" Aliana pun berusaha memberontak, Namun semuanya hanya sia-sia. Laki-laki itu terus menyeret tubuh Aliana ke atas ranjang dan menindihnya. "Tolong lepaskan saya tuan, saya hanya gadis biasa. tidak ada hal yang special dalam diri saya." Ucap Aliana sambil terus berusaha melepaskan diri.
"Kalau begitu, saya akan mengetahuinya setelah saya merasakannya sendiri." kata laki-laki itu. Kemudian Ia langsung mencium bibir Aliana dengan penuh nafsu. Aliana pun berusaha memberontak, kakinya Terus menendang-nendang secara serampangan. Namun semuanya hanya sia-sia. Laki-laki itu semakin menguasainya, bahkan tangan laki-laki itu bergeliaran menyentuh buah dadanya yang ranum. Aliana pun menjerit, apalagi saat ciumannya semakin turun ke leher jenjang miliknya. Ia sudah bisa menebak, apa yang akan dilakukan pria ini terhadapnya.
"Jangan tuan, saya mohon, lepaskan saya! saya hanya gadis desa. Di luar sana masih banyak gadis yang lebih pantas untuk tuan sentuh, bukan wanita seperti saya. hikss..hikss.. " ucap Aliana. "Tapi kamulah yang aku inginkan saat ini!" bisik Laki-laki itu, sambil mencium tengkuk leher Aliana. Aliana pun di buat merinding olehnya.
"Tidak tuan, saya tidak pantas." kata Aliana. "Hm.. saya akan mengetahuinya setelah saya merasakannya sendiri." Ucap laki-laki itu. Kemudian ia merobek pakaian Aliana, dan melemparkannya ke sembarang arah. Aliana pun menjerit, ia berusaha menutupi tubuh polosnya sambil menangis. "Tuan jangan! jangan lakukan itu sama saya tuan, saya mohon!" kata Aliana saat ia melihat laki-laki itu mulai membuka pakaiannya dan menghampirinya.
Aliana pun hendak beranjak dari ranjang tersebut untuk menghindarinya. Namun, pria itu dengan cepat memegang gelang kakinya, dan menarik tubuhnya. Aliana pun jatuh terlentang. Kemudian, pria itu langsung menindihnya dengan senyum menyeringai. "Mau kemana sayang, bukankah kita masih belum memulainya? Hmmm.." kata laki-laki itu sambil mencium tengkuk leher Aliana.
"Jangan tuan! jangan.. ah.. tidak! jangan!" Aliana pun semakin panik saat laki-laki itu sudah memposisikan tubuhnya. Ia bahkan bisa merasakan benda tegak milik laki-laki itu sedang mendorong masuk kedalam benda miliknya di bawah sana. Aliana sama sekali tidak bisa berkutik, bahkan tangan dan kakinya pun terkunci oleh tubuh pria itu..
Air matanya pun semakin deras mengalir. "Sakitttt tuan, hentikan! " ucap Aliana. Namun laki-laki itu tak menggubris perkataan Aliana, Ia terus mendorong benda miliknya, untuk membobol pertahanan Aliana di bawah sana. "Aaaaaaaaa... tidakkkk!" Satu teriakan Aliana pun mengakhiri kesuciannya..
BAB 1: Hadiah yang unik
(Brumm..brumm.. kikk.. kikk.. brmm..brmm.. seattt.. kikk.. kikk..) Di sebuah jalanan yang cukup padat oleh kendaraan, sekelompok pemuda arrogant, sedang melakukan balapan liar. Dia adalah Andreas Sean Anderson dan juga teman-temannya. Hampir setiap weekend mereka kerap kali melakukan balapan liar. Para polisi juga sudah sangat capek dengan kelakuan mereka. Bahkan Andreas dan teman-temannya, sudah beberapa kali tertangkap polisi. Namun, setiap kali tertangkap, Pengacara Andreas selalu saja berhasil membebaskan mereka dengan tebusan jaminan.
Dan hari ini, seperti biasa, Andreas selalu sukses memenangkan kompetisi balapan liar itu. Kali ini, hadiahnya cukup unik. Yaitu, barangsiapa yang kalah dalam pertandingan ini, ia harus menyiapkan seorang gadis untuk hadiah. Dan malam ini, Andreas lah yang akan mendapatkan hadiah itu. "Wihh hebat nihh ketua kita! malam ini, dia akan menikmati daun muda..hahaha!" kata Aldo dan Jimmy teman-teman Andreas. Andreas hanya tersenyum. "Sayang.. kamu gak akan meniduri wanita itu kan?" tanya Patricia kekasihnya.
"Kalau aku menidurinya bagaimana? sayang juga sih, jika harus menyia-nyiakan hadiah mahal. Hahahha" kata Andreas sambil melakukan Tos bersama teman-temannya. "Kita kebagian gak nih?" tanya teman-teman Andres. "Hahaha.. sorry bro! untuk yang satu ini, ini adalah jatahku!" Kata Andreas sambil terkekeh. Patricia pun menghentakan kakinya karena kesal. "Pokonya, aku gak akan biarkan wanita itu bertemu dengan Andreas malam ini! Andreas hanya boleh menjadi milikku!" ucap Patricia dalam hatinya.
"Selamat ya bro.. seperti biasa, lo emang gak pernah terkalahkan!" ucap Andara yang kalah balapan. "Thank you!" ucap Andreas. "Nanti malam gw kirim hadiahnya di hotel Xx no.269" ucap Andara. "Ok! Aku tunggu!" Ucap Andreas datar. Kemudian Andreas menaiki mobilnya, dan berlalu dari tempat tersebut. Ia melajukan kendaraannya ke kantornya.
Sementara di sebuah peternakan, di sebelah utara kota B, para pekerja tengah sibuk mengerjakan tugas mereka masing-masing. Ada yang memandikan sapi, memberi sapi makan, dan ada juga yang sedang memeras. Mereka semua, mengerjakan pekerjaannya dengan semangat dan sangat antusias.
"Hallo semua! Selamat pagi!" kata Seorang gadis cantik yang merupakan anak pemilik peternakan sapi tersebut. Dia adalah Aliana Quinza, seorang gadis cantik berusia 22 tahun. Ia merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Ia miliki dua orang adik yang bernama Chiko dan Laura. Chiko merupakan anak kedua, dia terkenal cuek dan nakal. Ia kerap kali mengikuti balapan liar. Dan karena kenakalan nya, ia bahkan dikeluarkan saat SMA.
Sedangkan Laura, dia adalah gadis yang sangat sombong. Dia sangat amat menjaga image dan penampilan. Saat ini, di usianya yang masih belia, ia sudah menjadi seorang model profesional. Dan karena profesinya itu, ia bahkan kadang gengsi mengakui Hans dan Riana sebagai orang tuanya. Berbeda dengan Aliana yang rela melakukan apapun, untuk kebahagiaan orang tuanya.
Setelah lulus kuliah, Aliana memutuskan untuk membantu peternakan sapi kedua orang tuanya. Ia memasarkan produksi susu mereka ke situs online. Dan bersyukur, berkat kegigihan Alina, penjualan mereka meningkat drastis. Bahkan banyak toko kue, dan Restaurant yang memakai produksi susu mereka. Seperti saat ini, pesanan sangat banyak dan menumpuk.
Hampir setiap hari, Aliana berkeliling mengayuh sepedanya untuk mengantarkan pesanan. Seperti hari ini, pesanan mereka sangat banyak sekali. Namun Aliana tidak pernah mengeluh sama sekali. Ia mengantarkan pesanannya satu persatu dengan sabar. Setelah selesai mengantar pesanan, ia pun langsung pulang seperti biasa.
Namun pada malam itu, ayahnya Tiba-tiba mendapat telepon dari seseorang. Ia memesan susu lumayan banyak. dan memintanya untuk mengantarkannya ke sebuah hotel malam ini juga, Aliana dan papahnya pun bergegas memeras susu yang segar dari kandang untuk dikirim. Mereka selalu menjaga kualitas susu mereka. Maka dari itu, mereka hanya akan menjual susu yang masih segar, biar pembeli puas. Karna kebetulan, para pekerja juga sudah pada pulang. Jadi mau tidak mau, Aliana dan Hans pun turun langsung ke kandang untuk memeras susu.
Tak lama kemudian susu pun sudah full dan siap untuk dikirim. "Alamatnya mana pah? udah di catat belum?" tanya Aliana. "Sudah papah catat nak, ada di atas meja." Ucap Hans. "Baiklah kalau begitu, aku pamit mengantarkannya dulu ya pah! takut keburu malam." ucap Aliana sambil bergegas mengenakan sepatunya. "Iya nak, hati-hati!" ucap Hans sambil melambaikan tangannya. Kemudian Aliana pun pergi mengayuh sepedanya.
Sesampainya di hotel, Ia pun bertanya kepada Resepsionis. "Permisi! maaf mbak, saya mau bertanya. Kamar no.269 sebelah mana ya?" tanya Aliana. Resepsionis itu pun tersenyum ramah. "Ohh.. kamar no.269 berada di lantai 11 mbak, mbak silahkan naik lift terlebih dahulu menuju lantai 11. Nanti setelah sampai di lantai 11 mbak belok kiri, terus lurus, kemudian belok kanan. Nahh.. disana mbak tinggal cari nomernya!" ucap Resepsionis itu.
Aliana pun mengangguk paham, "terima kasih!" ucapnya. Kemudian ia pun masuk ke dalam lift dan memencet tombol 11. Dan disaat yang sama, gadis yang dikirim Andara pun hampir sampai di kamar yang ditempati Andreas. Patricia yang sudah menunggu pun mengikutinya dari belakang. Dan pada saat gadis itu tengah lengah, ia pun membekap mulutnya, dan membawanya pergi.
Ia menguncinya di sebuah kamar yang lain, yang telah di pesan olehnya. Kemudian Ia mengancam gadis itu untuk tidak menemui Andreas. Sebagai balasannya, Patricia pun memberinya sejumlah uang. "Ini uang untukmu! tapi aku minta pergilah dari hotel ini, dan jangan pernah kamu tampakan wajah kamu di depan Andreas! mengerti?" Tanya Patricia. Gadis itu pun hanya mengangguk menurut dan pergi dari tempat itu.
Setelah itu, Patricia pun bergegas pergi ke kamar yang di tinggali Andreas. dan di saat yang sama, Aliana yang sedang mencari-cari no kamar tersebut pun menelusuri satu demi satu pintu kamar tersebut, sambil melihat-lihat nomornya. Dan pada saat Ia melihat no.269 terpampang di sebuah pintu, Ia pun tersenyum senang. Kemudian Ia bergegas mengetuk pintu tersebut. (Tok..tok..tok..) "Permisi!" ucap Aliana sambil terus mengetuk pintu tersebut.
Tak lama kemudian, Andreas pun membuka pintunya. Ia menatap Aliana dengan tatapan memangsa "Hmm.. lumayan cantik juga!" Ucapnya sambil melihat Aliana dari atas sampai bawah. Aliana yang tak merasa curiga pun hanya tersenyum. "Permisi pak! Saya ingin mengantarkan--- "ahhhh!" Andreas pun langsung menariknya ke dalam dan mengunci pintunya. "Pak! apa yang anda lakukan? kenapa anda mengunci pintunya?" tanya Aliana dengan cemas. Andreas pun tersenyum menyeringai, kemudian Ia menyandarkan tubuh Aliana di balik pintu.
"Mm-maaf pak, ss-susunya masih ketinggalan di ll-lu...,"empphh!" Andreas pun langsung mencium bibirnya dengan sangat Buas. kemudian ia menarik tubuh Aliana, dan membawanya ke atas ranjang. Aliana pun mulai panik. "Pak! apa yang anda lakukan? tolong keluarkan saya dari sini!" ucap Aliana sambil menahan tubuh Andreas yang terus mencium leher jenjangnya.