Chereads / sad boy,bad boy / Chapter 14 - mundur perlahan

Chapter 14 - mundur perlahan

pak bimo menyewa seseorang untuk menyelidiki kehidupan raka.akhir nya terungkaplah semua tentang identitas dan khidupan raka sebelum nya.tak perlu waktu yang lama sampai pak bimo benar benar yakin kalau raka adalah putra nya.dia mulai mencoba bersikap baik pada raka apalagi mengingat dia mengetahui tentang kondisi raka.sebelumnya sempat pa bimo beberapa kali mengunjungi rumah sakit.untuk menanyakan pengobatan raka agar raka bisa sembuh.hari itu pak bimo tak sengaja bertemu dengan raka di jalan.dia sengaja menghentikan mobil nya dan menyuruh pa gunawan pulang duluan.

"raka..." panggil pak bimo,raka yang tengah berjalan langsung menengok.raka agak terkejut mendapati pa bimo berada di belakang nya.

" bisa kita bicara??? " tanya pa bimo.raka terheran heran.karna tiba tiba pa bimo memanggil nya.raka kemudian mengangguk.pa bimo tampak melihat lihat keadaan sekitar.sampai mata nya tertuju pada warung kecil yang tampak nya masih terlihat sepi pengunjung.

"kita bicara disana saja... "ajak pa bimo sambil menunjuk tempat tadi,raka segera mengikuti pa bimo.setelah pa bimo memesan minuman,pa bimo pun duduk berhadapan dengan raka di susul oleh pelayan yang membawa 2 gelas minuman,dan segera menghidangkan nya di meja. raka tampak terdiam,pak bimo pun sama.

" apa yang mau bapa bicarakan,cepatlah saya tak mempunyai banyak waktu hanya untuk sekedar duduk duduk di sini... " ucap raka yang mulai agak sedikit bosan.

" kita ke singapura raka.. "ucap pa bimo,raka terkejut karna sama sekali tak mengerti apa yang sedang di bicarakan nya.

"maksud bapa...? "raka mengerungkan keningnya.pa bimo menarik napas nya panjang.

" saya sudah berkonsultasi dengan beberapa dokter.banyak pasien yang di rujuk ke sana dan hasil nya memuaskan... "ucap pa bimo.raka semakin keheranan walaupun dia sedikit menerka mungkin ini tentang sakit nya.

" masalah biaya tak perlu di khawatirkan raka. yang penting kamu bisa sembuh... "lanjut pa bimo raka tiba tiba berdiri.

" apa yang anda bicarakan pa? saya tidak mengerti.maaf pa ..." raka beranjak dan seperti ingin melangkahkan kakinya.namun pa bimo menarik tangan nya dan memintanya duduk kembali.

" saya belum selesai raka... " pa bimo mencoba menahan raka pergi.

" ya sudah cepatlah selesaikan.saya benar benar tak ada waktu untuk mendengar ocehan bapa... "raka pun duduk kembali. sekali lagi pa bimo menarik napas nya panjang.

" saya tau kamu sakit,saya tau separah apa sakit yang kamu rasakan.saya ingin kamu sembuh " ucap pa bimo.raka hanya tersenyum sinis,dia mulai menyadari sepertinya pa bimo mengetahui penyakitnya saat di rawat di rumah sakit.

"apa pedulimu,toh kita bukan siapa siapa.saya hidup atau mati itu hidup saya... "ucap nya sinis.

" bukan begitu raka,saya hanya peduli... "

raka menatap pa bimo tajam.

" saya tak perlu rasa kasian dari bapa. sudahlahh kenapa juga mesti repot repot mengurusi hidup orang lain... " raka tampak sinis,dia kembali beranjak dari duduknya.

" saya ingin kamu di obati raka... " ucap pa bimo.

" saya bilang saya tak perlu rasa kasihan dari siapapun termasuk bapa.urus saja kehidupan bapa dan keluarga bapa. karna bapa bukan siapa siapa saya... " raka berajak lalu mulai melangkahkan kakinya. pa bimo pun berdiri.

" saya peduli karna saya ayahmu...!!! " ucap pa bimo.langkah raka terhenti.ia bahkan tak sanggup untuk menengok dan menatap pa bimo yang kini berada di belakang nya.

" saya ayah mu,dan saya yakin kamu pun tau itu.tolong izinkan saya menebus kesalahan saya..." ungkap pa bimo.raka kembali melangkahkan kakinya.dan berusaha tak mendengar ucapan pa bimo.

" raka...!!!tolong dengarkan saya dulu. " tapi raka terus berjalan.dan pa bimo hanya bisa memandangnya yang terus berlalu tanpa menggubris nya .

pa bimo terus mencoba mendekati raka,walau berulang ulang kali raka menghindari nya.raka tak ingin hati nya luluh oleh kebaikan kebaikan kecil yang di berikan pak bimo.karna rasa sakitnya lebih besar dari pada hanya sebuah ikatan keluarga. dia juga berpikir mungkin bila keluarga nya tak meninggalkan nya.dia juga takan sampai sakit seperti ini.kesehatan nya semakin hari semakin memburuk.meski dia terlihat baik baik saja,tp kondisi nya sudah tidak sebugar dulu.dia menjadi lebih sering merasakan kesakitan.badan nya yang kekar menjadi sedikit kurus.sempat dia pergi ke doker,dia meminta untuk mengobati nya dengan sungguh sungguh.namun doker bilang kecil kemungkinann nya untuk bertahan.pengobatan hanya untuk membuat nya terlihat bugar dan tak kesakitan.hingga dia pun berencana mengatur siasaat agar tiwi bisa meninggalkan nya.dia merasa bersalah karna telah melibatkan tiwi dalam kehidupan nya.dia menjadi takut jika bila dia mati kelak,tiwi akan merasakan sakit yang teramat dalam.raka mulai menjauhi tiwi dan tak lagi bertemu atau mengangkat telpon nya.

tiwi yang sedang bimbang karna perubahan sikap raka akhir nya malam itu memutuskan untuk mencari nya.dia seperti nya sudah hapal kalau setiap malam sehabis isya raka sudah terbiasa makan di warung nasi tempat mira bekerja.tapi ketika tiwi sampai di warung dia tak mendapati siapa siapa.hanya pemilik warung yang berada disana.

" bu,raka kesini ga malam ini ???" tanya tiwi tampak mengejutkan si pemilik warung.

"oh nak raka,baru saja keluar mengantar mira pulang " jawab si ibu.

" mira...?? kemana mereka bu?? " tanya tiwi lagi dia mulai mencurigai sesuatu.

" ke belakang,terhalang 2 rumah dari warung ini.lewat gang samping aja kalau mau kesana.kami tinggal di sana..." jawab si ibu.tiwi sedikit terheran heran. mengapa raka tiba tiba mengantar mira pulang,sementara rumah nya tak jauh jauh amat.

" oh ya bu,terima kasih... " ucap nya sambil beranjak.ada rasa penasaran di hati nya.terlebih sudah 1 minggu lebih sikap raka memang berubah.dia pun menyusuri gang sempit yang tampak sepi.di kejauhan tampak 2 sosok orang yang sepertinya tampak asik bercumbu. suasana jalan yang sepi serta penerangan minim membuat 2 orang tersebut tampak tak malu melakukan hal tersebut.setelah tiwi perhatikan ternyata 2 orang tersebut tak asing bagi nya.mata nya terbelalak ketika melihat raka dan mira bercumbu di depan mata nya.raka tampak terkejut melihat kehadiran tiwi di depannya.dia tampak mengelap bibir nya dengan tangan nya,juga mira yang tampak menjauh dari raka sambil merapihkan rambut nya yang acak acakan.

" wi... "ucap raka.tiwi tepatung.bibirnya seolah kelu tuk berucap.raka memegang tangan tiwi tp tiwi segera melepaskan nya.

tiwi membalikan badan nya dan mulai melangkah.air mata nya menetes.dia berjalan dengan tatapan kosong di matanya.raka mencoba mengejar nya...

" wi.bisa aku jelasin.. "ucap raka.tapi tiwi terus berjalan bahkan enggan menatap matanya. "tiwi.... " sekali lagi raka memegang tangan nya.

"lepaskan raka.biarkan saya pergi!!!" bentak tiwi,dia memandang raka penuh amarah.ada air mata yang jatuh di kedua mata nya.raka tak bisa berkata kata.dia lepaskan tangan tiwi dan membiarkan tiwi pergi.sampai akhir nya tiwi hilang dari pandangan nya.raka mengusap hidung nya mencoba untuk menahan air mata nya agar tidak terjatuh.tiba tiba mira menghampiri nya dan menepuk punggung nya.

" apa kita keterlaluan raka...? " tanya mira.dia terlihat tampak cemas.

"ini yang terbaik mir.terimakasih dan maafkan aku atas kejadian tadi... "!!!ucap raka

" aku sama sekali tak mengerti,apa pun alasan nya.mengapa harus seperti ini bila kalian saling mencintai... "ungkap mira. raka menatap mira tajam.

" kamu tak akan mengerti mir,aku pulang.terimakasih..."ucap raka sambil beranjak.mira hanya tersenyum dan mengangguk lalu membiarkan raka pergi.

"kamu tau raka kenapa aku mau bermain permainan ini dengan mu?karna aku menyukaimu.aku berharap sekali saja kau bisa menatapku seperti kau menatap tiwi.tapi sepertinya tak bisa... " ucap mira dalam hati,ia lalu menghela napas nya.dan berlalu pergi ke arah berlawanan dari raka