Chereads / sad boy,bad boy / Chapter 20 - mengembalikan rasa

Chapter 20 - mengembalikan rasa

pagi pagi sekali tiwi sudah berpamitan untuk pergi.semalaman dia hampir tak tidur.semua hal tentang raka terus berputar di kepalanya. dia ingin sekali berada di samping raka.membuat banyak kenangan indah sebelum raka benar banar pergi. dia juga berniat berhenti bekerja dan fokus mengurus raka.tiwi berharap raka bisa menerima kehadirannya.

setelah menempuh perjalanan yang memang tak lama, karna jarak ke rumah raka tak jauh tiwi pun sampai di rumah raka dengan cepat. ketika tiwi hendak mengetuk pintu, samar terdengar olehnya suara erangan dari dalam bahkan berulang kali seperti seseorang yang muntah. dia coba membuka pintu,tapi sepertinya pintu terkunci dari dalam. " raka,raka...buka pintu nya ka... "teriak nya sambil menggedor gedor pintu dengan telapak tangannya.n

" raka... raka..., buka pintu nya raka... "namun tetap saja tak ada jawaban dari dalam.dia dorong seluruh jendela berharap ada yang tak terkunci tapi sepertinya semua nya terkunci.tiwi terlihat kebingungan.dia segera berlari ke belakang,karna dia ingat ada satu lagi pintu di sana.dia mendorongnya sekuat tenaga, sampai akhirnya pintu terbuka. dia segara mencari suara erangan raka.sampai akhirnya ia berada di depan kamar mandi,tiwi tau raka berada disana. pintu nya tertutup dia dengan ragu ragu mengetuk pintu nya.

" raka, raka... " panggil tiwi, air mata nya sedikit berlinang.dia berusaha menahannya agar tidak jatuh. raka tampak terkejut,ia hapal betul suara siapa di luar sana.

" biarkan aku masuk dan mengurus mu. buka pintu nya raka..." panggil tiwi lagi.

" pergi wi, jangan kesini.pulang lh... " jawab raka dengan lemas.

" aku mohon raka,jangan suruh aku pergi. biarkan aku mengurus mu sebentar saja. "pinta tiwi.air mata nya tak bisa ia tahan lagi, apalagi mendengar suara raka yang parau dan lemah.

"pergilah dan berhentilah menangis,aku tak apa apa. dan aku tak suka melihat mu menangis.kamu tampak jelek.dan aku tak ingin melihat orang jelek di depanku... " teriak raka sambil di selingi erangan.ia merasakan badan nya sedikit lebih baik setelah muntah muntah tadi.

" sebentar saja raka,aku janji akan pergi setelah melihatmu.aku mohon... "rengek tiwi.raka menelan ludah nya, berusaha tidak menangis.tp ia tak bisa.di antara lemah nya dia meneteskan air matanya.

" pergi lah wi,aku tak ingin kamu melihatku seperti ini.aku tampak tak keren dan menyedihkan... " teriak nya.tiwi tak bersuara tiba tiba saja pintu kamar mandi seperti terkena benturan,awal nya terasa pelan, sampai akhir nya ritme nya menjadi cepat dan kencang.raka tau tiwi tengah menggedor pintu dengan kepala nya.awal nya raka mengabaikan nya,sampai ia pun menjadi cemas karna suara nya semakin kencang. dia segera berdiri walau pun dengan lemas,kemudian membuka pintu. tampak tiwi di hadapan nya,air mata tampak mengalir di pipi nya.dahi nya terlihat merah dan lecet.

raka memegang pipi wanita yang di cintainya itu, lalu mengusap air mata dengan jarinya..

"bodoh,keras kepala..."ucap raka. tiwi menjatuhkan tubuhnya di pelukan raka yang lemah. lalu kembali menangis.

"aku mohon jangan larang aku menemuimu, aku ga akan merepotkan mu.aku mohon raka... "ucap tiwi,raka memeluknya erat sekali. raka membalas pelukan nya dengan dalam sekali.

" aku hanya takut wi,aku takut kamu terluka.aku takut kamu tak siap melepas kepergianku... " ucap raka.sambil memejamkn mata nya. merasakan hangatnya dekapan tiwi.

"aku mungkin akan terluka raka.seminggu,dua minggu, sebulan.lalu setelah itu aku akan bermain kembali,bertemu teman teman, bertemu pria yang ku impikan lalu aku akan menikah dan mempunyai banyak anak.dan waktu itu aku pasti sudah melupakanmu... " balas tiwi,ia lalu melepaskan pelukan raka.dan memandang mata raka.kemudian meraba pipi raka yang mulai terlihat tirus.

" dengar raka,aku akan lebih menyesal jika aku tidak berada di samping mu.seumur hidupku aku akan menanggung rasa bersalahku.maka biarkan aku di sampingmu.sampai aku merasa lelah.mengerti ..." ucap tiwi lembut.raka hanya mengangguk.kemudian memeluk tiwi kembali.

" seberapa singkat pun waktu yang tersisa untuk mu,mari kita habiskan hanya untuk berbahagia.aku tak ingin mempunyai satu kenangan buruk denganmu..." sambung tiwi,dia semakin dalam mendekap kekasihnya itu.

" aku pun tak ingin melihatmu menangis atau ketakutan ketika melihatku kesakitan.kamu harus janji tiwi... " ucap raka.

" aku janji raka,akan ku penuhi semua pinta mu.asal kamu biarkan aku tetap di samping mu"...ucap tiwi.raka terdiam.dia pun mengangguk pelan.

sejak hari itu mereka pun kembali bersama sama.tiwi mulai mengurus raka.berada di samping nya,mengingatkan nya minum obat dan mengantarkan raka kontrol ke dokter.meski keadaan raka sulit di obati,tapi raka merasakan kehidupan nya berarti.pak bimo juga mulai sering memperhatikan raka walau masih sembunyi sembunyi dari istri nya. hari itu pak bimo tampak keluar dari rumah dengan tas jingjing yang tak biasa ia bawa berisikan bermacam macam obat herbal dan vitamin.dia berencana ingin menengok raka sekaligus membawakan nya buah tangan tersebut, pak bimo berharap meskipun raka sering menolaknya setidak nya dia mau menerima pemberiannya.

belum sempat pa bimo naik ke mobil. bu Vera tampak memanggil nya.

" piihhh... " teriak bu Vera sambil berjalan menghampiri pa bimo. bu vera melihat ada yang aneh pada barang bawaannya. pa bimo segera menghentikan langkah nya dan menengok."iya mih... "jawab pak bimo.bu vera tampak memandang sesuatu pada jingjingan pa bimo.

"apa itu pihh??? "tanya bu vera tmpak penasaran.

" oh ini mih,ini obat herbal... " pak bimo memperlihat isi bawaannya.

" banyak amat,buat siapa? " tanya bu vera sambil melihat isi bawaan pa bimo.

" buat karyawan mih,.. " ucap pa bimo seolah terburu2.

" tumben pih bawa mobil sendiri?ga di antar somad atau pak gun? ".bu vera tampak curiga.

"papih ada perlu dulu mih... "pa bimo segera masuk mobil.namun bu vera segera menghadang nya.

"tunggu pih...!!! jangan jangan papih mau menemui anak itu... " bu vera tampak merebut barang bawaan pa bimo.

" apa ini?? vitamin!!suplemen kesehatan!!herbal!! "bu vera tampak mengambil nya satu persatu.pa bimo segera merebutnya.

" apa apan sih mih.papih kan udah bilang ini obat herbal" pak bimo tampak kesal. namun bu vera merebut nya kembali dan mengeluarkan isi bawaan.hingga semua berhamburan di lantai.

" papih kira mamih tak tau. mamih ga ridho ya papih ngasih ngasih kaya gini !!!" bentak bu vera lalu menendang nendang obat obatn tersebut hingga berhamburan.

pak bimo tampak kesal.

" cukup mih.cukup !!!!" bentak pa bimo. mata nya tampak terbelalak keluar.

" kali ini mamih keterlaluan!!! " lanjut nya.pak bimo menatap tajam istrinya.

" ohh jadi sekarang demi anak berandalan itu papih berani bentak mamih kaya gitu.wajar dong mamih ga ridho.papih kepala keluarga disini.yang harus nya papih urusin tuh keluarga papih sendiri.kalo memang papih mau ngumbang sana kasih panti asuhan. banyak yang lebih membutuhkan.lagian papih inget dong.papih bisa hidup nyaman kaya gini karna siapa.karna mamih!!!perusahaan,rumah,aset aset papih semua peninggalan orang tua mamih... "bentak bu vera,membuat jiwa nya terhinakan.pak bimo menarik napas nya panjang.

" papih sadar mih,tak perlu mamih ingatkan..."pak bimo memberikan konci mobil lalu mengeluarkan isi dompet nya dan memberikan semua kartu kartu beserta uang tunai. bu vera tampak terkejut.

" loh pih,bukan ini maksud mamih... " bu vera tampak menyesali ucapannya.

" sudah mih,papih malu.setiap kali bertengkar mamih selalu ungkit ungkit keadaan papih terus.papih ngerasa jadi parasit yang bisa nya menumpang dan merugikan... "pa bimo melangkah pergi. bu vera mengejar nya.

" papih denger dong,maksud mamih bukan kesana.mamih cuma ingin papih ga terlalu ngasih perhatian lebih sama anak itu,papih juga kan punya anak di rumah.hargai perasaan mamih dan adrian..."jelas bu vera.

" semua gara gara anak itu,sejak dia datang,kehidupan di rumah ini kacau.pertama adrian,sekarang papih.seharusnya dia mati saja waktu kecelakaan kemarin.toh hidup nya juga ga akan lama lagi... " sambung bu vera.membuat pa bimo naik pitam kembali.

" cukup mih cukup!!!" bentak pa bimo membuat bu vera langsung terdiam. pa bimo mengepalkan tangan nya karna kesal.