pa bimo sudah habis kesabaran nya.dia kemudian teringat akan masa lalu nya, ketika mertuanya menangis memohon meminta untuk membuang raka.istrinya sempat depresi dan menganggap raka adalah anak haram hasil dari pelecehan mantan pacar nya dulu. hingga dia terluka cukup parah karna mendapat kekerasan dri mantan pacar nya beserta teman teman nya itu.padahal waktu itu dia baru beberapa bulan menikah dengan pa bimo.pa bimo sangat yakin dia lah ayah biologis dari raka tapi tetap saja bu vera bersikeras pada pendapat nya. meskipun pa bimo menyerahkan hasil tes DNA seusai raka lahir.tp tetap tak memberi perubahan apa apa.bahkan berulang kali karna depresi nya itu bu vera hampir membunuh raka yang baru lahir ke dunia. sampai akhirnya bu vera di rawat di rumah sakit jiwa,dan atas permintaan mertua nya itu,terpaksa raka di titipkan,semua nya di lakukan untuk mengembalikan mental bu vera serta menjaga raka agar tetap hidup.bu vera mulai membaik dan hidup normal kembali seusai dia melahirkan adrian.
" kenapa pih?apa ada yang salah dengan omongan mamih? semua kenyataan ko.coba kalau papih waktu itu tak mengcegah mamih melanjutkan laporan ke kepolisian.mungkin dia sudah mati di penjara...!!" ucapan bu vera membuat lamunan pak bimo buyar seketika.dan membuatnya kembali naik pitam.
" dari dulu memang mamih tidak pernah mengharapkan raka lahir.bila mamih memang tak mau berurusan dengan dia.maka papih sebagai ayah nya akan melindungi dia.tak peduli walau papih harus mengorbankan mamih dan adrian...!!! " bentak pa bimo sambil berjalan pergi.bu vera tampak terkejut, dia mencoba mencerna apa yang di bicarakan suami nya barusan.dia segera mengejar suami nya itu.
" ma...maksud papih apa...? " ucap bu vera terbata bata.sambil menggenggam tangan pa bimo.pa bimo dengan emosi menghempaskan pegangan istri nya.tp bu vera tak tinggal diam.dia berlutut dan memegang kaki suami nya erat sekali.hingga pa bimo pun sulit menggerakan nya.
" tolong jelaskan maksud papih apa...? " bu vera tampak memohon dengan sunguh sungguh,pa bimo tampak membuang muka nya dan tak memandang bu vera sama sekali.
" sudah cukup papih bersabar dengan tingkah mamih.raka itu anak mamih,darah daging mamih sendiri.dia tak minta di lahirkan di rahim mamih.kenapa perlakuan mamih begitu jahat padanya bahkan sedari dia belum di lahirkan" !!!ucap pa bimo.membuat bu vera tampak shok.
" maksud papihh...? " tanya nya,mata nya mulai berkaca kaca.
" iya !!! dia anak kamu mih.anak yang berkali kali hendak kamu lenyapkan dulu.pahammm...!!!" bentak pa bimo tanpa sadar.dia benar benar sudah pada puncak kemarahan nya.dia menghempaskan pegangan bu vera.lalu berlalu meninggalkan bu vera dengan kebingungan nya.bu vera mengingat kembali masa lalu nya,ketika mantan pacar nya dan ke dua teman nya menggerayangi tubuh nya secara membabi buta.bahkan penyiksaan penyiksaan yang menyakitkan ia dapat kan dari mereka.bu vera menutup telinga nya air mata nya menetes tak terkira.kejadian itu sempat membuat nya depresi dan trauma.dan kejadian itu tak ada yang mengetahui, keluarga inti nya menutupi dengan rapat agar kehormatan anak nya terjaga.dan ketiga penjahat itu mati tenggelam ketika anak buah dari ayah nya bu vera mengejar nya.mereka berniat hendak melarikan diri ke suatu pulau namun naas perahu yang mereka tumpangi terhempas ombak.
bu vera kembali mengingat ketika bayi kecil lahir dari rahim nya.ia sempat menolak kehadirannya dan berulang kali ia mencoba membunuh nya.dia shock berat ketika orang tuanya dan suami nya memberi tahukan kalau bayi nya meninggal dunia.dia merasa itu salah nya, dan bayi itu meninggal atas perbuatan nya.sampai akhirnya mental nya terganggu dan dia di rawat di rumah sakit jiwa hampir 2 thn lamanya.
" raka,bayi kecilku yang malanggg... " ucap bu vera sambil menangis.
" tuhan hukumlah aku seberat berat nya.aku bahkan masih berusaha membunuh nya sampai sekarang.aku tak pantas di panggil ibu "dia menangis tersedu,sendirian di halaman istana mewah nya.menyesal pun terasa terlambat untuk nya.
sementara pa bimo dia akhir nya sampai di rumah raka.rumah yang sekarang di titipkan pa karta kepada nya karna pak karta yang memutuskan untuk kerja dan menetap di kampung halaman nya. sesampai nya di tempat.raka tengah terbaring tidur lemah di sofa wajah nya tampak pucat.sementara tiwi terdengar sedang melakukan sesuatu di dapur.pa bimo segera masuk ke dapur karna tak ingin raka terganggu.
" wi,kenapa raka?? "tanya pa bimo tampak khawatir.tiwi segera menghentikan aktivitas nya.
"raka baru saja muntah muntah.katanya perut dan dadanya terasa terbakar api... " ucap tiwi mencoba terlihat tenang.
" apa sebaik nya kita bawa ke rumah sakit wi?? " tanya pa bimo.
" saya sudah coba paksa,tp raka terlalu. keras kepala... " jawab tiwi.tiba tiba saja raka memanggil tiwi.
" wiii.. .." suara nya tampak lembut dan pelan.tiwi tampak terkejut.
"maaf pa saya tinggal dulu... "tiwi bergegas,pa bimo hanya mengangguk kecil.
" ada apa raka??? " tiwi tampak khawatir dan segera duduk d samping raka.
" saya sepertinya lihat pa bimo tadi... " ucap raka.pa bimo yang sedari tadi mengawasi di pintu dapur segera menghampiri raka. " saya di sini raka. maafkan saya lancang masuk.saya mampir saja. saya segera pulang. "ucap pa bimo.
" jangan pa,disini saja. saya mau bicara.."
ucap raka.pa bimo segera duduk.
"maafkan perlakuan saya selama ini. sekarang saya tak tahu berapa lama saya akan mampu bertahan.saya ingin pergi tanpa membawa dendam sedikit pun... " ucap raka. pa bimo segera memegang tangan raka.
" kamu ga akan kemana mana raka.kamu ga boleh kemana mana.sampai saya bisa menebus semua kesalahan kesalahan yang saya perbuat..."ucap pa bimo.mata nya tampak menahan sesuatu.tiwi hanya menyimak dan tak memahami obrolan kedua nya.
" ayahhh... " panggil raka. pa bimo tampak terkejut karna memang dia sangat berharap raka memanggilnya seperti itu.begitu pun tiwi.dia tampak belum mengerti.
" ayahhh.... " panggil nya lagi.pa bimo segera memeluk raka.
" iya nak,panggil ayah seperti itu... " pak bimo tampak menangis sekaligus hahagia.
" ayahhh...!!! " raka tampak menangis menumpahkan air mata nya.
"maafkan saya ayah,maafkan saya yang datang terlambat.maafkan saya yang tiba tiba datang hanya untuk membuat luka baru.saya seharus nya tak pernah kembali.saya seharus nya tak datang kesini,saya seharus nya mati di tempat yang layak untuk saya.maafff..."raka melepaskan pelukan nya.sementara tiwi segera bergegas ke dapur.dia tak ingin mengganggu percakapan antara ayah dan anak tersebut.seperti nya tiwi mulai memahaminya.
" kamu datang di waktu yang tepat nak.karna tuhan tak ingin kamu sendirian di saat begini. kamu perlu keluarga yang menguatkan mu..."pak bimo akhir nya menceritakan alasan nya menitipkan raka.sampai cerita tentang ibu nya yang si lecehkan dan sempat depresi hingga mental nya terganggu sampai beberapa tahun.akhir nya raka menemukan jawaban dari pertanyaan nya selama ini membuat nya penasaran.ibu nya bukan meninggalkan nya karna miskin,bukan juga karna kesusahan.tapi ada alasan lain yang terpaksa harus mengorbankan diri nya untuk kebaikan semua orang.dia menyesal telah memupuk banyak kebencian untuk ibu nya sendiri.