seminggu kemudian raka mengunjungi rumah bu vera.raka atau pun bu vera sama sama mengetahui kalau mereka ibu dan anak.tapi keduannya sama sama tak saling mengungkapkan.bu vera berpikir mungkin saja raka tak tau kalau dia sudah mengetahui semua nya,dia hanya ingin bersikap baik dan memperbaiki segala nya.hingga raka bisa benar benar menerima nya.dia juga berpikir, bila dia langsung berbicara dan meluapkan segala nya dia takut raka semakin membencinya dan menolak nya.raka pun demikian,dia beranggapan ibu nya tak mengetahui nya dan jangan mengetahui nya sampai dia meninggal.dia tak ingin menciptakan luka baru di hati ibu nya.dia hanya ingin bersikap baik pada nya.
akhirnya raka sampai di rumah itu,ternyata pak somad lah yang menyambut nya.karna keluarga pak gunawan termasuk tiwi tengah melayad karna ada sanak saudara yang meninggal. sebenarnya raka mengetahui akan hal itu,dia hanya mencari alasan saja agar bisa masuk kesana.
" gimana raka,mau pulang lagi aja apa nunggu disini " ucap mang somad.raka terlihat berpikir sejenak.
" boleh ga saya nunggu disini mang.saya kecapean.sepertinya perlu istirahat sejenak.nanti kalo sampai setengah jam tiwi tak juga datang.saya segera pulang... " jawab raka.mang somad sedikit agak ragu.mungkin karna takut ketahuan bu vera.tp melihat keadaan raka yang terlihat agak pucat mang somad jadi kasihan.
" ya sudah,nunggu nya di dapur saja.nanti saya buatkan air minum..." jawab mang somad.raka mengangguk sambil tersenyum. mereka pun berjalan menuju ruang belakang.di sana ada sebuah kursi panjang tempat pak gun dan mang somad melepas lelah di sore hari.raka pun duduk di sana.dengan segelas air putih yang di berikan mang somad.
seperti nya bu vera mengawasi kedatangan raka dari pertama dia datang.dia melihat nya dari balkon kamar atas rumah.bu vera segera turun dan menuju dapur.dia berharap bisa menatap raka dari dekat.sebenarn
ya setelah bu vera mengetahui raka adalah anak nya,dia selalu memperhatikan raka di kejauhan.bahkan setiap pagi,bu vera selalu menggantungkan bubur atau roti untuk sarapan raka.dan raka selalu mengira itu pemberian pa bimo ayah nya.
hari itu dengan mengumpulkan keberanian nya bu vera keluar dari dapur kemudian duduk di sebelah raka. raka seketika terkejut. kedua nya terdiam beberapa saat.
" maafkan perlakuan saya selama ini raka. "ucap bu vera memulai percakapan.dia terlihat sangat tenang.
" saya seorang ibu,saya awal nya hanya takut kamu berbuat sesuatu pada adrian. "ucap bu vera lagi.dia terlihat menghela napas nya. raka mendengarkan nya dengan seksama.
" adrian adalah alasan saya hidup di dunia ini,jika terjadi sesuatu padanya,saya berpikir dunia saya pun akan berhenti "lanjutnya,kemudian menatap raka.pandangan merekapun bertemu kedua nya tampak berkaca kaca raka segera berpaling dan menunduk.
" maafkan juga saya bu,saya selalu kasar dan urakan... " balas raka.tak lama dari kejauhan tampak mobil pa bimo sampai di halaman. berkat bujukan bu vera dua hari setelah mereka bertengkar hebat,mereka langsung berbaikan. tampak juga adrian keluar dari mobil tersebut.sebenarnya semenjak kedatangan raka tadi bu vera memang sengaja menelpon pa bimo dan menyuruh nya menjemput adrian.pak bimo dan adrian segera menghampiri raka dan bu vera.
" udah lama nih ga ketemu,sejak kecelakaan waktu itu.apa kabar mas bro...?"sapa adrian sambil mengulurkan tangan nya.
" sudah sehat,liat saja... " jawab raka. membalas uluran tangan adrian.
" kaya nya kamu kurusan raka,maaf ya ga sempet nengok.aku benar benar bedrest"...lajut adrian.raka tersenyum.
" ga apa apa,santai aja... "jawab raka.
" kamu nunggu tiwi pulang... "?tanya pa bimo.raka hanya mengangguk.
" di rumah saja nunggu nya.ayokk...!!" ajak pa bimo.
"iya raka,sudah lama juga kita ga ngobrol" sambung adrian. raka malah memandang bu vera kemudian segera mengalihkan pandangan nya.
" tak apa apa saya disini saja.nunggu tiwi pulang. " jawab raka.
" nunggu nya sambil makan dulu yu,ntar di temenin sambil ngobrol. laper nih... " ucap adrian.
" iya nih adrian,papih juga sepertinya makan siang di sini aja sebelum ke kantor..."balas pa bimo.bu vera tampak tersenyum.
" ya udah,untung saja mami masak. marni kan pergi dari kemarin sore sampai sekarang belum sampai sampai.ayo..." ajak bu vera .adrian dan pa bimo tampak bergegas.hanya raka saja yang diam terpatung.
" ayolah raka,anggap saja ini permintaan maaf saya.kalau kamu menolaknya berarti kamu tak memaafkan saya... " ucap bu vera.raka tampak berpikir.
" ya sudah bu,terimakasih sebelumnya... "ucap raka sambil mengikuti ketiganya
merekanpun duduk di meja makan bersama. lauk pauk telah terjajar rapi.bu vera segera merapikan piring dan menyendokan nasi ke atas nya. termasuk untuk raka.raka tampak termenung karna dia baru kali ini di layani ibunya.sementara bu vera dan pa bimo tampak bahagia.
" makan yang banyak raka... " ucap bu vera.sambil mengisikan beberapa lauk di atas nya.raka tertegun sambil memandang dengan dekat wajah ibu nya.
" terimakasih..." jawab raka.ia tertunduk.ada emosi bergejolak di jiwa nya.mata nya kembali berkaca kaca.hanya saja pak bimo,bu vera,bahkan tak mengetahui nya.mereka asik bercengkrama sambil makan.satu persatu raka pandang wajah mereka dengan dalam.("ibu... kau adalah wanita tercantik yang pernah saya temui di dunia ini.terimakasih karna sudah melahirkanku ke dunia ini.bila seandainya ada kehidupan lain setelah ini.tolong lahirkan aku jadi anak mu lagi.ibuuu...")bisik nya dalam hati sambil memandang wajah ibunya yang tengah asik menyantap makanan nya.pandangan nya beralih ke pa bimo.pria setengah baya yang tampak gagah dengan usia nya yang sudah senja. ("ayahhh,ayah ku... sehat selalu ayah.maafkan anakmu ini yang datang hanya untuk memberi luka di hati mu ayah ")bisik nya lagi lalu ia menatap adrian. ("adrian,adikku sayang.jaga selalu ayah dan ibu kita.jaga mereka sampai tua.tetaplah pegang tangan mereka.seberapa jauhpun kamu melangkah. ") rakanpun memandang ketiga nyaa.
("terimakasih sudah menjadi keluarga ku...) bisik nya lagi.tak terasa air mata nya jatuh.raka segera menunduk dan menghapus dengan tangan nya.agar tak ada yang melihat nya.lalu ia menyantap makanan nya.terasa berat karna bercampur sesak di dadanya.berulang kali ia menahan perih di matanya. ini kali pertama dia memakan masakan buatan ibunya yang selalu ia idam idamkan nya dari kecil. pa bimo tampak menatap ke arah raka yang tengah tertunduk sambil menyantap makanan. dia tau anak nya itu tengah menangis.batin nya ikut bergejolak.dia mulai berkaca kaca dan berkali kali menelan ludah nya sendiri.
tiba tiba raka berdiri. kepala nya masih tertunduk.membuat mereka terkejut.
"ada apa raka... "tanya pa bimo khawatir.
" saya sepertinya lupa meninggalkan kunci rumahku di warung makan tadi pagi... " ucap raka.ia tidak berani mengangkat wajah nya.
"terimakasih banyak,saya harus segera bergegas... "raka mulai memalingkan wajah nya.dia takut mereka melihatnya menangis.
" kamu baru makan beberapa sendok saja.habiskan dulu... "ucap bu vera.tapi raka tak menjawab, rasa sesak nya semakin besar. ia segera berjalan cepat keluar.membiarkan air mata nya jatuh bebas.pa bimo menarik napas nya.menyeka air mata yang hanya menggenang di pelupuk mata nya.sementara bu vera segera beranjak dan berlari menuju ke kamar nya.adrian tampak khawatir dan segera mengikutinya bu vera.