dengan menumpang mobil majikan nya tiwi sampai di rumah sakit,tiwi cemas dengan keadaan raka.meskipun raka selalu bilang kalau dia cuma sakit maagh biasa tp tetap saja tiwi merasa sakit raka tak biasa.karena tiwi sering melihat raka merintih kesakitan,ada kala nya juga tiwi mendapati raka muntah muntah tak karuan.dengan di temani pak somad tiwi segera menuju ruangan raka.tampak pa bimo di luar ruangan tengah duduk.pak somad segera memberikan baju yang di titip kan bu vera.sementara tiwi langsung masuk ruangan.di dapati nya raka tengah duduk santai,badan nya terlihat bugar. tiwi segera menhampirinya.
" sudah mendingan?? "tanya tiwi tampak cemas.raka tersenyum.
"kapan aku sakit??? "tanya raka lembut.
"kalo ga sakit kenapa bisa tidur disini..?"tanya tiwi.
"boss kamu saja yang berlebihan.padahal tak perlu repot repot di bawa kesini.nanti pun sehat lagi... " jelas raka.
" kamu kebiasaan suka menyepelekan penyakit"tiwi tampak kesal.raka memegang tangan tiwi.
" tak perlu khawatir, hari ini juga sudah bisa pulang.tanda nya sakitku emg tak separah yang kamu bayangkan... " raka mencoba menenangkan tiwi,dia tau kalau tiwi tengah cemas. tiwi menatap raka...
"tetap saja kan kalau udah sakit seperti ini bikin orang khawatir,gimana kalo kaya gini lagi? ga ada aku di sampingmu waktu kamu kesakitan..." ucap tiwi.raka mengelus rambut tiwi. "tak apa apa... " ucap raka.
" gimana kalau kita nikah saja" goda raka
" maksud kamu...? " tiwi pura pura tak mendengar.
" iya kita nikah. biar ketika aku sakit, kamu bisa ngurusin aku... "
"aku nikah sama kamu??? ga mau ahh. kenapa harus nikah sama orang yang sering tiba tiba sakit? merepotkan... "ucap tiwi tampak malu malu.
"yakin ga mau nikah sama aku?? " ucap raka kembali menggoda.tiwi tampak tak bisa berkata kata.
"nggaa!!! tentunya kalo aku nikah.aku carinya orang yang sehat.biar bisa jagain aku " balas tiwi. raka melepaskan genggaman tangannya.
" ya sudah,kira kira mira pelayan warung itu mau ga ya? soalnya tiap makan di sana suka liatin... " raka seperti sedang berpikir.tiwi menatap mata raka kesal.
"kenapa bawa bawa mira??kamu ga boleh nikah sama dia.dia sangat kurus.kasian dia kalo harus ngurus kamu."tiwi terlihat tampak kesal.tiba tiba pa bimo masuk dan memotong pembicaraan mereka.
" wi, saya sudah bereskan administrasi dan semua nya.kalo sudah di periksa dokter dan di perbolehkan pulang,tolong kamu temenin raka pulang ya.saya kebetulan ada rapat.ga bisa nganter... " ucap pa bimo.dia memandang raka dan memberikan tas milik raka.
" ini tas punya kamu,jaga kesehatan.sama sering sering kontrol.pantau kondisi kesehatan kamu... " raka mengambil tas yang di berikan pa bimo.
" terima kasih.. " ucap raka sambil terus memandang tajam pa bimo.
" ya sudah ya wi, jaga raka baik baik... "ucap pak bimo lagi sambil meninggalkan raka dan tiwi.
" iya pak... " jawab tiwi.
agak siangan raka keluar dari rumah sakit.seperti biasa wajah nya tak menunjukan kalo dia baru saja di rawat.tadi nya raka menolak d antar tiwi,tapi tiwi memaksa dan merajuk hingga raka pun tak bisa menolaknya.tiwi memang sempat beberapa kali kesana,namun dia sama sekali tak pernah masuk atau pun bertemu pak karta.hari itu untuk pertama kali nya raka mempersilahkannya masuk ke rumah pak karta.
" kamu jarang pulang, tau tau pulang bawa perempuan... " ucap pak karta ketika mereka masuk ke dalam rumah nya.mereka pun bersalaman.pak karta memang tak pernah mengenal tiwi.tapi karta tau kalau tiwi adalah salah satu pegawai di rumah megah bekas majikannya.
" duduk wi,." ucap raka.tiwi segera duduk d kursi.sementara raka pergi ke dapur mengambil segelas air.
"bapa tinggal dulu, ada pekerjaan di luar"...ucap pak karta sambil berpamitan pergi. tiwi mengangguk dan tersenyum.
tak lama raka datang dengan segelas air.
" sepertinya kalian tidak terlalu akrab?"tanya tiwi yang memang terasa heran mereka sama sama dingin ketika bertemu.
" kami hanya berbagi rumah,hubungan kami tak lebih dari itu " jawab raka.
" ga boleh gitu dong,dia bapamu... " tiwi terlihat sedikit.raka yang memandang tiwi kemudian tersenyum.
" dia bukan bapaku wi,dia orang lain yang bersedia menampungku agar aku tak berkeluyuran di jalan... "jawab raka.
" dia ga tau kalau kamu sering sakit???" raka hanya menggelengkan kepalanya.
" apapun alasan nya kamu harus menghormatinya.dia orang baik raka" lanjut tiwi.
" saya juga menghormati nya.kita memang jarang bertemu di rumah.ada kalanya aku yang ga pulang,adakalanya dia yg ga pulang.ibarat tadi saat dia bilang ada urusan kerjaan.paling nanti lusa dia pulang. "jawab raka.
"aku menghormatinya, makanya aku tak pernah bertanya kemana dia,biarlah urusan pribadi kita masing masing menjadi urusan kita sendiri sendiri... " lanjut raka.
" orang tua mu...? " tanya tiwi.raka hanya tersenyum seolah enggan bercerita.
" seandainya aku di beri kesempatan berumur panjang,mau kah kamu menikah denganku??kamu tak usah bekerja lagi di rumah itu.kita pergi ke bandung.kita buka usaha kecil kecilan dan mempunyai banyak anak. aku ada rumah yang cukup lumayan nyaman untuk kita tinggali.mau kan...? " raka menatap tiwi.
" semoga kita semua di beri umur yang panjang.agar bisa mewujudkan mimpi kita..."balas tiwi.raka memeluk kekasih nya erat erat.
" aku janji akan membahagiakan hidupmu... "ucap raka.dia melepaskan pelukan nya dan mereka saling berpandangan.di pegang nya ke dua pipi tiwi dengan lembut oleh kedua tangan nya.perlahan raka mendekatkan wajah nya,tiwi terlihat memejamkan matanya,sampai akhirnya bibir keduanya bertemu,awal nya pelan pelan sampai akhirnya ciuman ciuman mereka menjadi tak terkendali.kedua nya tampak menikmatinya.sampai akhirnya dengan sadar raka melepaskan ciuman nya.
"maafkan aku wi, maaff... " ucap raka seolah menyesali nya.dia beranjak dari duduk nya,tiwi segera menahan nya dengan memegang tangan nya.
" tak apa apa raka... "ucap nya.raka memandang tiwi dalam dalam.
" aku tak apa raka,asalkan kamu tau batasan nya aku tak mengapa. "...lanjut tiwi lagi.raka kembali duduk dan memeluk kekasih nya itu...
tak perlu waktu lama raka sudah beraktipitas lagi seperti biasa.meski makin hari kesehatan raka makin memburuk namun dia masih terlihat kuat dan baik baik saja. dia juga mulai menurut apa yang di katakan pak bimo bahwa dia harus sering kontrol memeriksakan kesehatan nya.dia lebih bersemangat untuk hidup setelah sebelum nya dia bahkan tak peduli mau hidup atau mati.mungkin karna harapan nya untuk hidup bersama tiwi,yang membuat semangat hidup nya tinggi.