Chereads / sad boy,bad boy / Chapter 11 - pa bimo

Chapter 11 - pa bimo

kehidupan raka untuk sementara waktu berjalan lancar.raka makin dekat dengan adrian adik kandung nya.perlahan lahan rasa benci yang ia tumbuhkan memudar buat adrian.raka mulai menyayangi nya meskipun ia tidak bisa berkata secara langsung bahwa dia kakak nya.akan tetapi kedekatan raka dan adrian sangat di khawatirkan bu vera.bu vera mulai mencari siasat agar adrian tak lagi berteman dengan raka.karna pikir bu vera raka adalah pengaruh buruk untuk adrian. semenjak kenal raka adrian terlihat lebih berani pada nya,dan sudah tak ingin di perlakukan manja oleh bu vera.

hari itu bu vera memanggil tiwi ke kamar nya.mencoba mencari informasi tentang raka.tiwi pun masuk ke ruangan dan duduk di kursi yang sudah di sediakan.

" ada apa nyonya manggil saya... ?"tiwi merasa keheranan.dia merasa tak melakukan sebuah kesalahan.

" cuma mau ngobrol ngobrol saja sama kamu wi... " ucap bu vera.

" kamu kan lama di sini wi,sudah dari keluar smp kamu ikut ibu sama bapa kamu kerja.saya ga pernah anggap kamu pekerja di sini.saya sayang sama kamu wi... " ucap bu vera terlihat berbasa basi.tiwi tak menjawab apa apa.dia membiarkan bu vera berbicara sampai ke tujuan nya.

" maksud saya gini wi,kamu terlihat sudah sangat dekat dengan pacar kamu itu,siapa itu nama nya??? "tanya bu vera

" raka nyonya... "jawab tiwi.

" iya dia... kamu sudah yakin sama dia wi?? apa kamu sudah tau tentang keluarga nya?dia tinggal dimana?kerjanya apa? perasaan tiap hari ada terus... "!!!pancing bu vera.

" iya bu... " jawab tiwi,bu vera tampak sedang menunggu penjelasan tiwi selanjut nya.

" dia di sini tinggal sama bapa nya, kalo pekerjaan nya dia mempunyai bisnis kecil kecilan di bandung yang sekarang di kelola teman teman nya.bisnis nya lumayan lancar. hingga dia tak usah bekerja mati matian.tiap bulan selalu ada pemasukan dari bisnis nya itu... "jelas tiwi.seolah bangga...

" yakin kamu...? "tanya bu vera.

" saya pernah main bu ke rumah nya.memang seperti itu kenyataan nya... "balas tiwi.

" memang di mana alamat rumah pria itu.."tiwi tampak terdiam sejenak.ia sama sekali tak menaruh curiga apa apa.dia pun menyebutkan alamat rumah raka kepada bu vera.bu vera segera menulis nya tampa sepengetahuan tiwi.

Dengan berbekal alamat yang di berikan tiwi bu vera pergi menemui suami nya di kantor.bu vera segera masuk ke ruangan pa bimo dan memberikan alamat rumah raka.

" apa ini mih...? " tanya pak bimo heran.

"itu alamat raka si berandal itu.pokok nya mamih ga mau tau papih harus lakukan sesuatu pada nya.agar dia tak menemui adrian terus... " ucap bu vera terlihat emosi.

" apa salah nya sih mih adrian berteman.."pa bimo terlihat sangat kesal.

" salah dong pihh, dia itu berandalan.cocoknya bergaul sama preman preman jalanan.mamih ga mau adrian salah jalan.."pa bimo tampak menggeleng gelengkan kepala.

" ga gitu dong mihh... " balas pak bimo.

" papih sayang ga sih sama anak? lihat aja sekarang adrian.dia udah ga mau mamih peluk.biasa nya dia paling suka tidur sama mamih,sekarang mamih masuk ke kamar nya saja adrian sudah marah.pokok nya mamih ga mau tau,manusia itu harus berhenti ngasih adrian pengaruh buruk... " bu vera tampak kesal sekali.pa bimo tak bisa berbuat apa apa.karna di hati kecil nya dia juga sempat khawatir pada adrian karna pa bimo pernah melihat adrian naik motor gede dengan kecepatan di atas rata rata. entah motor milik siapa yang di pakai nya.

" ya sudah mih,nanti sore papih temui keluarga nya... " ucap pa bimo sambil menghela napas nya panjang.

" makasih pihh,mamih tunggu kabar baik nya di rumah...." balas bu vera sambil mencium pipi suami nya.lalu pergi berlalu dari ruangan itu. pa bimo segera mengambil kertas yang di simpan di atas meja kerja nya.ia masukan ke kantong jas nya tanpa sempat melihat alamat tersebut.

sore itu pak bimo sengaja minta di jemput pak somad.dengan alasan ada hal yang harus di bicarakan dengan pak somad tentang pekerjaan.pak bimo sengaja tak meminta pak gunawan menjemputnya.karna takut pak gunawan berpikir macam macam mengingat raka adalah laki laki yang tengah dekat dengan putrinya.

sore itu setelah pak bimo naik ke dalam mobil nya,dia pun segera memberikan kertas itu pada somad dan meminta pak somad segera mengantar nya.dengan sigap pak somad segera melajukan kendaraan nya.

saat jarak sudah terasa dekat ke arah tujuan.pa bimo sedikit tersentak.jalanan nya terasa tak asing di pikiran nya.

" loh mau kemana ini somad...? " tanya pak bimo.

" kan bapa yang tadi minta di antar ke sini" jawab pak somad.

" mana coba lihat alamat nya... " pak bimo memgulurkan tangan nya.somad segera memberikan alamat tadi.pak bimo membaca nya dengan teliti.dan benar saja alamat itu memang tak asing lagi di pikiran nya.pak bimo semakin terlihat penasaran.

akhir nya pak bimo sampai ke tujuan.tempatnya masih sama hanya saja suasana nya tampak sangat berbeda.bila dulu masih sedikit rumah yang ia jumpai.skarang dia tak bisa menghitung nya lagi. rumah tampak berdempet dempetan hingga pak bimo mulai kebingungan kemana dia melangkahkan kakinya.

"biar saya keluar dan cari alamat nya dulu,bapa tunggu saja di mobil... " somad seperti hendak beranjak.

"tak usah mad,biar saya saya yang cari.kamu tunggu saja di mobil... " pak bimo segera mendahului somad turun.

"iya pak,baiklah..."ucap somad sembari mengurungkan niat nya.pa bimo pun turun dari mobil dan mulai berjalan menyusuri gang gang yang tampak samar ia ingat. dan akhir nya ia pun sampai di depan rumah yang tampak tak asing bagi nya,model dan ukuran nya tampak sama, hanya warna cat nya saja berbeda. namun ia masih ragu,karna dulu sempat beberapa kali ke tempat ini. tetangga di sekitar bilang kalo rumah itu kosong dan di tinggalkan pemilik nya.mungkin saat itu pak karta tengah mencari cari raka ke surabaya. perlahan pak bimo mengetuk pintu rumah nya.tak lama keluarlah pak karta.begitu terkejut nya ia mendapati bekas majikan nya berdiri di depan pintu rumah nya.

" kartaa...!!! " pak bimo terkejut,dia masih sangat mengenali karta.meskipun karta yang dulu muda,kini telah menua dan beruban.pak karta terpaku.dia menatap pa bimo.

" silahkan masuk pa... "ucap pa karta.pak bimo segera masuk dan duduk di kursi yang di sediakan. pak karta membawakan segelas air walau dia tahu tamu nya takan mungkin mau minum di tempat nya.lama mereka malah terdiam dan sama sekali tak ada yang menanyakan kabar satu sama lain.

" raka anak kamu karta?? " tiba tiba pa bimo mulai berucap.

"iya... "

"berapa umur nya sekarang... "??tanya pa bimo mulai curiga.

" mungkin 25 ataw 26..." jawab pak karta sedikit terlihat bingung.

"kalau 26 tahun berarti kamu masih bekerja di rumah saya. dan setahu saya kamu belum berumah tangga,meski usia mu sudah matang waktu itu..." pa bimo terlihat menekan pak karta.

" memang saya menikah atau belum bapa mesti tau,saya punya istri di kampung punya raka juga.lagian apa sebenar nya maksud bapa kemari setelah sekian puluh tahun...?? "pak karta terlihat kesal.

" dimana anak saya...? " tanya pa bimo tegas.pak karta terlihat tersenyum sinis.

" anak...??? anak yang mana maksud bapa??" ucap karta.tampak sinis dan kesal.

" kamu tau maksudku karta.kamu belum cukup tua untuk pikun...!!! " tegas pak bimo.

" bapa menyuruh saya membuang nya kan?saya sudah buang sesuai perintah bapa.."jelas pak karta.

" konyol saja rasa nya,setelah berpuluh puluh tahun bapa tiba tiba datang kemari menanyakan keberadaan nya... "lanjut nya lagi sambil tertawa sinis.

" dan untuk apa bapa tanyakan anak saya raka?bapa pikir dia anak bapa.lucu..." ucap karta lagi.pak bimo tampak kesal.dia segera berdiri. "saya akan cari tau sendiri,dan saya yakin kalau raka itu anak saya karta...!!! " bentak pak bimo.membuat pak karta semakin kesal.

" lalu kalau benar raka anak bapa? bapa pikir raka akan menerima nya...? seorang bimo yang kaya raya,yang mampu menghidupi ratusan keluarga bahkan lebih.membuang anak bayi nya seperti sampah ke jalanan.coba bapa pikir... " bentak karta terlihat berani.pak bimo terlihat tampak kesal.dia segera melangkahkan kaki nya ke luar rumah.memang benar apa kata pak karta tadi,dan itu sangat mengganggu pikiran nya