amarah bu vera benar benar tak bisa tahan ia ambil dengan paksa tas kecil milik raka.
" dimana kau letakan??di sini...!!" bentak bu vera sambil mengeluarkan semua isi tas milik raka.satu persatu barang raka jatuh berserakan. termasuk obat raka yang semalam di beli mira.raka tertegun menyaksikan nya.rasa sakit di hati nya melihat perlakuan kasar ibu kandung nya. ia bisa saja melawan nya dengan satu hentakan.namun dia menahan nya.setelah memastikan isi tas raka kosong.bu vera melemparkan tas raka ke lantai." di mana kau simpan barang curian mu pencuri sialan.saya pastikan kau membusuk di penjara... " bentak bu vera.
" cukup mih,aku ga suka tindakan mamih.mamih keterlaluan... "!!! bentak adrian sambil menghampiri raka dan mencoba membantu raka yang tengah memunguti barang barang nya dan obat obatan nya yang berhamburan keluar dari botol nya.
" sudah tak usah... " ucap raka sambil menghentikan tangan adrian yang hendak memunguti barang barang nya.tiba tiba bu marni keluar sambil berteriak teriak.dan membawa sesuatu di tangan nya.
" nyonya... nyonya...apakah ini barang yang nyonya cari." bu marni tampak memperlihatkan kalung yang dia temukan.
bu vera tampak terkejut sekaligus bahagia.di ambil nya kalung itu dari tangan bu marni dan menimangnya seperti bayi.
" ohhh kalung ku yang berharga..." ucap bu vera sambil mencium liontin permatanya.
" di mana kau temukan ini marni... " tanya bu vera.
" saya menemukan nya di kolong tempat tidur nyonya,sdikit tersembunyi... " jelas bu marni.bu vera kemudian teringat semalam begitu terburu buru mengangkat telpon dari teman nya hingga lupa bahwa di dia simpan kalung milik nya d atas kasur.padahal tadi pagi ia sudah mencari nya namun tak menemukan nya.
" tu kan mih,kata adrian juga apa.mamihh yang lupa nyimpen ..." ucap adrian tampak kesal.
"mamih seharus nya minta maaf sama raka..."bentak adrian.bu vera tampak terkejut.karna baru kali ini adrian membentak nya.
" kenapa... kenapa mamih harus minta maaf.derajat dia lebih rendah dari mamih" ucap bu vera.tampak sama sekali tak ada penyesalan.raka yang sudah memasukan kembali barang nya segera beranjak dan meninggalkan kerumunan itu.adrian tampak memandang raka yang mulai berjalan pergi begitu pun tiwi.
" mamiih jahat.aku ga suka... "adrian pun pergi masuk ke dalam rumah dengan kesal.sementara tiwi segera mengejar raka.
raka terus berjalan,tatapan nya kosong.raka pun seperti nya tak menyadari tiwi berada di belakang nya.
" raka...raka... "!!!panggil tiwi.tatapan nya iba memandang raka.raka pun keluar dari istana itu,tp tiwi trus mengikuti nya." raka,,, raka... " ucap tiwi lagi.tp raka seolah tak peduli,jiwa nya yang arogan dan kasar terasa kalah oleh kepedihan hati nya.bagaimana pun juga,dia begitu mengidam idamkan bisa berada di pelukan ibu nya. seandainya saja bu vera mengulurkan tangan nya dan memeluknya mungkin raka akan sangat bahagia.tapi kenyataannya.bu vera sama sekali tak punya hati.
" rakkkaaa... " bentakan tiwi yang tiba tiba sudah berada di depan nya membuat raka menghentikan langkah kaki nya. di pandang nya mata wanita itu yang terlihat berkaca kaca.tiba tiba saja raka memeluk nya.air mata raka tumpah d pundak tiwi.tiwi tampak terkejut,dia terdiam dan membiarkan raka mendekap nya.
" tak apa apa.menangislahhh..."ucap tiwi sambil menepuk nepuk pundak raka.raka menumpah kan semua air mata dan kepedihan nya d bahu kecil tiwi.
" kalo memang sakit.menangis lahh raka..." ucap tiwi lagi. cukup lama raka menangis.meskipun tiwi tak melihat langsung wajah nya tapi tiwi tau betul raka begitu terluka.meski tiwi tak tau persis luka karna apa.karna menurut tiwi tak mungkin seorang raka bisa menangis hanya karna bu vera.
tak lama raka melepaskan pelukan nya.di hapusnya air mata di pipi dan mata nya agar tak terlihat tiwi.perlahan raka mengangkat kepala nya dan tersenyum.
" masuklah,aku tak apa apa... " ucap raka terlihat lebih tenang. tiwi tersenyum dan mengangguk.
"terimakasih..." ucap raka lagi.dengan secepat kilat raka mendaratkan bibir nya di bibir tiwi.lama bibir mereka saling terpagut sampai kemudian raka melepaskan ciuman nya." terimakasih..." ucap nya lagi,seraya pergi melangkahkan kaki nya meninggalkan tiwi.tiwi tampak terkejut.pipinya merah dan jantung nya berdetak kencang.dia begitu shok dengan pengalaman nya tadi.tiwi tak mampu berkata kata.di pegang nya bibir yang baru saja d sentuh bibir raka.dia juga pegang dadanya yang begitu kencang berdetak.di pandangi juga punggung raka yang mulai tak terlihat.dia masuk kembali ke rumah itu dengan badan lemas.jantung nya terus berdetak tak karuan.bu marni tampak kaget melihat tingkah tiwi.
"kenapa wi...??? " bu marni tampak panik. dia segera menghampiri putri nya dan memegang dahi nya. "kamu sakit nak?pipimu tampak memerah?!!tapi kamu ga panas... "ucap bu marni lagi.
"ya sudah kamu istirahat,biar kerjaan kamu ibu yang beresin.kamu pasti shok karna nyonya tadi..." tiwi pun pergi ke tempat tinggal nya.dia sesekali melamun.pikiran nya berkelana kemana mana.dia mengunci diri nya dan menutup seluruh badannya dengan selimut.seperti nya benih benih cinta mulai tumbuh di hati raka.raka mulai merasa tiwi lah satu satu nya wanita yang membuat nya takluk.kadang dia tersenyum sendiri mengingat selama ini dia banyak d kerumuni wanita cantik.tp sama sekali tak pernah ada cinta di hati nya...
hari begitu cepat berlalu,siang pun telah berganti hari.tiwi tampak masih mengurung dirinya di kamar. bu marni menganggap mungkin tiwi sedang sakit.bu marni menyuruh tiwi untuk beristirahat beberapa hari.sementara tiwi di kamar nya masih terlihat kusut.setiap dia membayangkan kejadian nya kemarin badan nya mendadak lemas.tiwi memang masih sangat polos.raka adalah satu satu nya laki laki yang mendekati nya.tiba tiba hp tiwi berdering beberapa kali, tiwi hanya melihat nya.lalu mengabaikan nya.sebenarnya raka memang dari semalam menghubungi tiwi.tapi tiwi enggan mengangkat tlp nya.
setelah beberapa kali berbunyi,tiwi akhirnya kesal dan mengangkat nya.
"apa berisik... " teriaknya.
" saya di depan rumah... " ucap raka sambil menutup tlp nya.
tiwi terperanjak.
" lelaki sialan itu,berani berani nya dia kemari.cari mati dia... " bisiknya sambil bergegas beranjak keluar.di ambil nya sapu lidi yg tergeletak di taman. ketika dia membuka pintu gerbang kecil.dia melihat raka tengah bersandar santai ke tembok.tanpa pikir panjang dia memukulkan sapu itu berkali kali ke badan raka.tapi raka terlihat malah menikmati dan membiarkan tiwi memukul nya sampai lelah.
"kamu... kamu... " tiwi memukul raka lagi.dia pun berhenti sambil mengatur napas na.
" kenapa berhenti?? cape...?" raka terdengar meledek.sekali lagi tiwi memukul nya sekencang kencang nya.
" apa salahku coba??" tanya raka.
" pura pura lupa,kamu...kamuu... " teriak tiwi. tampak masih sangat kesal
"oh mungkin kah kamu marah seperti ini karna kejadian waktu aku... "raka menghentikan ucapan nya.di pandangnya tiwi yang menutup telinga nya seolah tak ingin mendengar lanjutan raka.raka menyingkir kan tangan tiwi lalu berbisik di telinga tiwi.
" apa karna aku kemarin menciummu... " bisik nya lembut,membuat jantung tiwi kembali berdetak kencang.tiwi tampak kesal dan memalingkan wajah nya.
" aku marahhh, aku kesal sama kamu.karna kamu semalam aku tak bisa tidur,aku tak enak makan.aku merasakan badanku lemas semua... " ucap tiwi dengan polos.raka tersenyum gemas.
" sekarang masih marah...? " goda raka.
" iya... "balas tiwi.
" masih mau mukul,biar kamu puas... " ucap raka lembut. tiwi tak. menjawab dan memalingkan wajah nya.
" lihat nih,aku di pukul mati matian,sampai merah merah begini... " raka memperlihatkan bekas pukulan tiwi.yang membuat merah tangan nya.tiwi tampak melirik, hatinya sedikit terkejut melihat tangan raka yang merah merah,mungkin badan dan kaki nya juga merah merah juga.itu yang ada di pikiran tiwi...
" tak peduli,pokoknya kamu salah sudah menciumku.kita bukan siapa siapa... " ucap tiwi lagi...
"aku kan pacar kamu... " goda raka lagi.
" sejak kapan....?? " tiwi tampak semakin sewot.
" sedah lama.... "goda raka lagi.tiwi sedikit tersipu.
" engga,kita ga pacaran... " elak nya.
" yang aku tau kamu pacar aku.ga boleh ada satupun orang mendekati mu.kamu punya aku.tau..."ucap raka lagi sambil mencubit hidung tiwi gemas.
" udah jangan marah,aku minta maaf soal kemarin... " ucap raka lagi. tiwi masih terdiam dan tampak marah.
" di maafin ga nih.. "rayu raka lagi
" wiiii,tiwiiii..." goda raka.tiwi lama terdiam.
" ya sudah kali ini aku maafin.awas kalo di ulang ulang lagi. ucap tiwi sambil beranjak hendak masuk
"aduh wi,badanku sakit semua.perih perih... aku obatin dulu ya di rumah kamu" pinta raka
" nggaa!!!! " bentak tiwi.
"tu kan, tadi katanya udah maafin... "ucap raka lagi. tiwi terdiam sejenak
"ya udah, tp jangan lewat sini.lewat belakang sana. nanti ketahuan nyonya... "ucap tiwi.
"jauh wi, mesti muter. lewat sini aja ya.tanggung..."ucap raka.
" ya udah ga usah sekalian... "tiwi segera beranjak masuk
" iya iya tiw,aku lewat belakang... " teriak raka.tiwi segera masuk dan berlalu.