Chereads / sad boy,bad boy / Chapter 9 - terimakasih...

Chapter 9 - terimakasih...

dalam kesakitan nya,raka merogoh tas kecil nya.dia segera mengambil hp nya dan mulai memanggil tiwi.berkali kali panggilan,sampai akhir nya terdengar suara tiwi.

" hallo... " panggil tiwi,cukup menenangkan raka

"wi.... " panggil raka sembari bergetar menahan sakit nya.tiwi tampak terdengar terkejut.mungkin karna suara raka yang menandakan kalo dia sedang tak baik baik saja.

" ada apa raka...? kamu kenapa?? "ucap nya panik.

" sa saya sakit tiw..., tolong bantu saya..." ucap raka terdengar pelan.

" kamu dimana?? biar aku kesana sekarang... " jawab tiwi terburu buru.raka kemudian menyebutkan alamat yang di maksud.dan tanpa berpikir panjang lagi tiwi segera bergegas berangkar ke tujuan.

hanya 15 menit saja tiwi sudah berada di tempat.di dapati nya raka sedang terduduk di lantai dengan lemas,d samping nya tampak pemilik warung menunggui nya. tiwi segera menghampiri raka dengan cemas.

" raka...raka... " panggil tiwi, yang melihat mata raka terpejam.raka membuka mata nya sedikit. tiwi meraba seluruh tubuh raka.badan nya penuh dengan keringat dingin.

" ini kenapa bu...? " tanya tiwi sambil memandang pemilik warung.

" tadi lagi makan mbak, tiba tiba jatuh gitu aja.makan nya juga baru beberapa suap... tadi mau di panggilkn ambulance tp katanya jangan dulu... " jelas pemilik warung.

raka memegang tangan tiwi...

" tolong saya bawa kemana saja, asal jangan ke rumah sakit.nanti juga saya baikan kalo sudah minum obat... " ucap raka lagi.tak lama tampak mira si pelayan toko datang dengan tergesa gesa dengan obat di tangan nya.

" ini mbak obat nya... " ucap mira sambil memberikan obat.namun segera raka mengambilnya dan menggenggamnya erat.

" ambilkan saja saya air... " ucap nya sambil mengambil 1 obat di dalam botol.dan memasukan nya ke tas.tiwi segera memberikan nya air dan meminumkan nya.

" aku mau tidur tiw,,, " ucap raka sambil memejamkan mata nya.kondisi nya terlihat lebih tenang.napas nya sudah tak lagi memburu seperti tadi.mungkin obat yang di minum raka adalah obat pereda sakit yang sekaligus bisa membuat nya tertidur lelap.

" itu obat apa ya mbak ? mahal banget...

sepertinya mas ini lagi sakit... " ucap mira. tiwi tampak tertegun.di pandang nya raka sejenak yang terlihat tenang dalam tidur nya.

" entahlah,laki laki ini penuh dengan rahasia... " ucap tiwi.pandangan nya tajam menatap raka.ada rasa iba di hati nya ketika dia ingat sorot mata nya.banyak terdapat kekosongan di sana.

tak lama tiwi memesan grab.lalu pulang menuju rumah nya bersama raka. sebelum nya tiwi di bantu mira dan supir grab untuk membopong tubuh kekar raka.tiwi pun tak lupa menelpon bapa nya,dan menyuruh nya untuk menunggu di depan pintu belakang,karna tak mungkin dia bawa raka melewati pintu utama rumah itu.sesampai nya di rumah,pa gunawan bapa nya tiwi tampak menunggu di depan gerbang kecil di belakang.dan begitu terburu buru nya ketika melihat mobil grab berhenti di depan nya.tiwi segera membuka pintu.pa gunawan segera menyambut nya.

" pak tolong pegang raka... " ucap tiwi.pa gunawan segera membopong nya.

" Kenapa raka wi...?? " tanya pak gunawan sambil segera memegang raka.

" tadi pingsan d warung, aku ga tau tempat tinggal nya. jdi aku bawa saja kesini..."ucap tiwi sambil membayar mobil pesanan nya.

" kamu udah kenal lama sama raka masa dia ga pernah cerita di mana rumah nya...!!! " ucap pa gunawan lagi,tiwi hanya menggeleng.lalu mereka segera masuk ke rumah.

pak gunawan dan keluarga memang di beri tempat tinggal di sana,letak nya di ruang belakang dekat taman.cukup jauh dari rumah utama.rumah nya memang kecil.tp setidak nya cukup untuk mereka berteduh...

sesampainya di rumah,bu marni juga nampak menyambut nya,raka pun di tidurkan di kamar tiwi.

" wi, kamu tidur di kamar ibu saja sama ibu,bapa bisa tidur di mana saja... "ucap ibu.

" iya bu... " jawab tiwi.

" hayu keluar, kasian raka.biarkan dia beristirahat..." ajak ibu nya.tiwi mengangguk lalu mengikuti ibu nya keluar.

siang pun tampak berlalu begitu cepat suasana di rumah utama tampak ramai.ibu yang sedari subuh sudah bekerja di rumah utama tampak terburu buru masuk.

" pa,wii...nyonya minta kita berkumpul"...ucap bu marni tampak panik.

"ada apa bu.kayak ada yang penting... "tanya tiwi.

" kalung berlian nyonya hilang. mungkin dia mau menanyai kita..."jawab mu marni.

" wah gawat itu bu,tau kan kalo nyonya kehilangan barang kesayanganya kaya gimana... " ucap pak gunawan.

" maka nya ayo,mungkin kita mau di sidang... " bu marni mengajak tiwi dan pa gunawan keluar.

" tapi bu, gimana raka??? "ucap tiwi.

" yaudah biarkan dia istirahat saja... " mereka pun segera bergegas keluar.

di luar tampak pak somad sudah berdiri.tampak pak bimo sudah rapi dengan setelan kantor nya berdiri di samping bu vera,sementara di samping nya yang lain adrian yang terlihat baru terbangun dengan piyama nya juga ikut berdiri.

" kalian kemari cepat... " teriak bu vera dengan nada tinggi.tiwi dan keluarga nya pun ikut berdiri di samping pak somad.

" kalung berlian saya hilang, saya tidak menuduh kalian mencuri nya.hanya saja saya perlu tegas di sini.saya perlu kalian disiplin. dan kamu marni.cari sampai ketemu di kamar saya sampai ke sudut sudut nya.bila sampai tak ketemu saya pasti akan usut biar polisi yang mencari nya... " bentak bu vera.

" udah lahh mih, papih udah kesiangan.biar pak gunawan antar papih dulu ke kantor... "ucap pak bimo sambil terus melirik jam di tangan nya...

" iya nih mih,paling mamih lupa nyimpeun kali... " balas adrian yang tampak masih mengantuk.

" adrian,kalung mamih ilang,itu mahal dan model seperti itu hanya di buat 10 buah saja di seluruh dunia... " ucap bu vera lagi.pak bimo tampak melirik jam tangan nya lagi.

" pak gun,ayo kita brangakat.saya sudah kesiangan... " ucap pa bimo sambil beranjak dan mengajak pa gunawan pergi.

" tunggu dong piiih,mamih belum selesai... " teriak bu vera.

" sudah lah mih,silahkan saja mamih lanjutkan.pak gunawan tetap antar papih... " pak bimo pun beranjak,pak gunawan segera pergi mengeluarkan mobil nya.bu marni pun pamit untuk mencari barang tersebut di kamar bu vera.sementara itu di tempat lain raka terbangun dari tidur nya.dia terduduk mengamati ruangan sekitar.tampak foto tiwi menggantung di dinding dan meja rias nya.raka kemudian tersenyum.

" anak itu yang membawaku kesini..." bisik nya.dia berdiri perlahan.di lihat nya tas pinggang milik nya tergeletak di atas meja berikut sarapan nya.raka lalu menyantap makanan nya dengan lahap kemudian memakai tas pinggang nya lagi. suasana ruangan tampak sepi, hnya samar samar terdengar dari kejauhan teriakan teriakan bu vera.raka perlahan keluar kamar lalu keluar dari rumah,niat nya hanya ingin pulang dan mengganti pakaian nya yang semalam basah dengan keringat.suara samar milik bu vera semakin terdengar nyaring di telinga nya setelah raka keluar dari ruangan belakang tempat tinggal keluarga pak gunawan.raka berjalan menuju pintu kecil di samping pintu gerbang utama yang tertutup. tiba tiba bu vera berteriak teriak ke arah nya.

" hei heiii kamu.kammmmuuu...." teriak bu vera,yang tampak terkejut melihat raka.tiwi sontak menengok ke belakang ke arah raka.

" sini kamu.kemari..."teriak bu vera lagi.raka kemudian menatap ke arah bu vera tanpa berkata kata. raka kemudian berjalan menghampiri nya.tapi ketika raka sampai di hadapan bu vera,bu vera malah menampar pipi raka. " plakkk.... " tamparan bu vera membuat semua nya terkejut. apalagi tiwi dan adrian." dimana kau sembunyikan barang curian mu pencuri.di mana...!!!" bentak bu vera.raka menatap tajam penuh kebencian ke arah mata bu vera.sementara bu vera penuh amarah terus meraba raba seluruh tubuh raka." mihhh apa apaain sih raka ga tau apa apa... " teriak adrian sambil hendak menolong raka.

" diam kamu adrian,tak usah kemari.mamih bilang dia itu brandal. lihat saja tampangnya. mau saja kamu temenan sama dia... "bentak bu vera.adrian segera terdiam.

" maaf nyonya, raka memang tak tau apa apa.semalam di tak sadarkan diri. dan saya membawa nya kesini untuk mengobati nya.." jelas tiwi,yang merasa tak enak akan perlakuan majikan nya pada raka.

" siapa yang menyuruh kamu membawa anak brandalan ini masuk ke dalam rumah ku yang terhormat...??!!!" bentak bu vera pada tiwi.amarah nya terlihat mengebu gebu.tiwi hanya terdiam sambil menunduk.

" maaff nyonya... "ucap nya sambil meneteskan air mata