pak karta sedang terduduk di kursi sambil menyeruput kopi.tiba tiba pintu rumahnya terbuka dan " blakkk...." suara pintu terbuka dengan paksa.pa karta terkejut tampak raka dengan murka nya menghampipi dia.kerah leher nya d tarik kuat kuat hingga pak karta terbangun
"apa maksudmu mempermainkan saya..."raka mengepalkan tangan nya hendak memukul pak karta.
"tunggu tunggu nakkk....tungguuu..."ucap pak karta sambil terlihat sedikit ketakutan.
" biar bapa jelaskan... turunkan tangan mu."pinta pak karta sambil mencoba melepaskan pergangan raka.raka melepaskan pegangannya lalu menendang meja d dekat nya.sampai sampai kopi pak karta jatuh ke lantai.
"apa maksud mu mengirim saya kesana??saya bahkan tak bisa menemui ibu saya.apa kau mempermainkanku..." bentak raka...
" sabar raka,sabarrr.duduklah...
kita bisa bicarakan baik baik semuanya..." pinta pak karta.raka mencoba menenangkan dirinya...
" bicaralahhh,saya muak di permainkan..."bentak raka lagi.
" pemilik rumah itu adalah orang tua mu...."ucap pak karta,raka tertawa terbahak bahak
"jangan mencoba mempermainkan ku pak tua.anda kira saya bodoh.bila memang mereka orang tua saya.jangankan satu anak,semua anak di panti bahkan mampu mereka kasih makan.tak mungkin mereka membuang satu anak yang tak seberapa merepotkan nya.."teriak raka.
"tapi itu kenyataan nya..."jawab pak karta.
(pak karta kemudian mengingat menerawang masa lalu nya.saat dia masih berusia 35 tahunan saat pak karta masih bekerja menjadi supir d rumah mewah itu.hari itu 3 hari seusai melahirkan anak nya,kediaman pak karta di datangi pa bimo suami bu vera.dia membawa seorang bayi kecil.waktu itu dia menangis memohon untuk menyembunyikan anak nya ke panti.pak karta sempat menolaknya,namun dengan tawaran sejumlah uang dia menuruti nya.)
pak karta kemudian menatap raka.
" bapa sebenar nya sempat mengurus mu beberapa minggu,sampai hari itu bapa putuskan untuk mengirimmu ke surabaya.sebelum sampai di tujuan.bapa sempat membuat liontin dengen alamat rumah ini.agar suatu saat kelak kau bisa menemukan arah kau pulang.sejak saat itu bapa bertegad tak akan pindah atau pun keluar dari rumah ini sampai bapa mati sampai kau benar benar datang menemuiku..." raka tertegun,betapa emosi nya menjadi jadi mendengar percakapan pa karta.raka menendang gelas kopi yang sudah berserakan di lantai.pak karta terkejut karna hampir saja mengenainya.
"bapa sempat mencarimu saat usia kamu 6 tahunan perkiraan bapa.tapi menurut pengurus panti kau sudah d adopsi.dengan berbagai cara bapa meminta alamat orang tua yang mengadopsimu.tp ketika bapa ke alamat tersebut.kamu sudah tak ada.menurut info sekitar.kalian sekeluarga pindah ke kota bandung..."jelas pak karta...
" yang bapa sesalkan orang tua mu tak pernah mencarimu,apalagi menanyakan kemana bapa membawa kamu.sampai sampai setelah bapa mengantarkan mu ke panti d surabaya waktu itu,pak bima malah memecat bapa.seolah olah dia ingin menghapus semua tentang kau...." jelas pak karta.
raka memegang dada nya,sakit dia rasa kan.
" sudah pakkk,sudahhh...saya muakk mendengarnya..." ucap raka terlihat kesakitan.pak karta tertegun.dia hanya menatap raka kasian.begitu menyedihkan nya kehidupan raka menurut nya.raka segera berdiri lalu keluar dari rumah.tp kali ini dia meninggalkan tas dan seluruh barang bawaan nya.pak karta membiarkan nya pergi karna dia pikir mungkin raka memerlukan waktu untuk dia menerima kenyataan hidup nya.
raka terus berjalan tanpa tujuan,dia hampir tak dapat menahan emosinya.semenjak raka d tinggalkan orang tua angkat nya,niat raka cuma ingin mencari uang sebanyak banyak nya,untuk dia berikan kepada ibu kandung nya.karna walaupun dia di buang dia tak pernah berpikir buruk tentang keluarga nya.dia berpikir keluarga nya kesusahan dan harus meninggalkan nya.namun kenyataannya.harta yang di cari raka mati matian bahkan tak ternilai satu cuil pun jika d bandingkan harta yang dimiliki kedua orang tua nya.
sampai lah raka di depan gerbang yang tadi d sambangi nya.dia mencoba menyelinap masuk.entah bagaimana caranya raka sudah berada di dalam halaman rumah itu.tampak tiwi sedang berada d ruang belakang,dia kaget melihat ada yang tiba tiba masuk dan berlari menghampirinya....
" hei hei heiii..." teriak tiwi.tapi raka tak menggubrisnya dia terus berjalan seperti sedang menuju pintu utama.
"heiii tunggu,maafkan aku soal kejadian tadi..."teriak tiwi.lagi lagi raka tak menggubris nya.dia nyelonong masuk membuka pintu utama
" aduhhh bagai mana ini.dia sulit sekali di hentikan..." bisik tiwi cemas sambil mengejar raka." kamu salah jalan,seharus nya kau lewat belakang kalo mau menemui ibuku.ini ruang utama.nanti nyonya marahhh..."cegah tiwi.raka tak berbicara banyak.dia pandangi seluruh ruangan yang bak istana tersebut.dia pandang satu satu sudut yang tampak mewah dan megah itu.sampai ia tertarik pada deretan foto keluarga yang terpampang besar dengan foto utama yang menunjukan bertapa harmonis nya keluarga itu.dia pandangi satu satu bingkai foto,dari adrian bayi sampai adrian dewasa seperti sekarang.wajah wajah di foto itu tampak selalu berbahagia,dengan tawa dan senyum yang tak lepas dari bibir bibir mereka.meskipun tatapannya penuh dengan kebencian.tp tanpa terasa air mata nya menetes.dia mengingat bagaimana dia d usianya 10 tahun sudah berjuang sendirian.dia membayangkan diri nya yang kecil berlari lari di kejar warga karna ketahuan malak anak anak kecil.dia membayangkan malam malam nya yang sendirian dan kesepian.tak terasa dia menangis sejadi jadi nya.dia mencoba menahan air mata nya.tapi air mata nya tak terkontrol,tiwi merasa kasihan melihat raka seperti itu dia berpikir ini karena ulah nya.tiba tiba bu vera masuk tampak tangan nya penuh dengan barang belanjaan.tiwi kaget,dia segera mencoba menghalangi raka yang tengah menangis.
" aduhhh,cape sekali tiwi ibu memborong isi moll.rasanya ingin seluruh badanku di pijit..." ucap bu vera,sambil duduk di kursi mewah nya tanpa menyadari akan kehadiran raka.
" baik lah nyonya,nanti saya suruh ibu ke kamar nyonya..." ucap tiwi sambil tetap menutupi raka.tapi raka kemudian bangkit.bu vera tampak terkejut.
" eh ehhhh siapa kamu...?" raka membalikan badannya,dia tatap wajah ibu nya tajam tajam.bu vera tampak terlihat risih dia teringat itu adalah pemuda yang dia lihat tadi siang
" maaff nyonya maaafff,dia kenalan saya nya.dia salah masuk.mohon maafff..."tiwi menarik tangan raka dan menyeretnya keluar.raka berjalan pasrah sambil terus menatap mata ibu nya..." ohhh ohhhhh kenapa pria itu menatapku seperti itu..." ucap nya ketussss
"tiwiiiiiii.....!!?!" teriak bu vera.
" bila kau punya masalah dengan pacar mu jangan bawa dia ke hadapanku.kesal aku lihat wajah nya..." teriak bu vera lagi...
" iya nyonya,maafkan saya..." tiwi segera keluar rumah bersama raka.sesampainya di luar.tiwi menjewer telinga raka.raka tampak diam saja tak melawan ataupun terlihat kesakitan..
" apa apa an kamu,kamu mau aku dan ibu ku di pecat..." gerutunya.raka membalikan badannya kemudian berjalan pulang."heiii heiii...kenapa kau tak mendengarku..." panggil tiwi.raka terus berjalan tak menggubris nya.tiwi terlihat mengejar sampai depan gerbang.raka masih berjalan dan tak memperdulikan tiwi...
" heiii...." langkah tiwi pun terhenti dia melihat raka berjalan semakin jauhh.
"kenapa dengan laki laki itu.apakah kata kata ku tdi menyakiti nya."bisik nya sambil kemudian memukul mukul kepalanya.
"bodoh bodohhh,kalo gini caranya.aku ga bakaln laku laku..." bisik nya lagi sambil masuk kembali ke rumah....