malam itu raka berjalan menuruti langkah kaki nya.ia merasakan muak di hidup nya.dia berpikir apa yang harus di lakukannya setelah dia tau kenyataan hidup nya.sampai akhirnya dia berpikir untuk masuk ke keluarga itu bagaimanapun caranya.lalu menghancurkan mereka sampai ke titik terendah.ya ...sekarang di hati raka sudah tak ada lagi cinta terlebih untuk ibu nya.yang memandang sinis kearah nya.
pagi itu pak karta tengah menyantap sarapan nya.lagi lagi pintu terbuka dengan paksa.raka menghampirinya lalu duduk di meja makan bersamanya.tanpa pikir panjang lagi raka mengampil piring dan mengisinya dengan nasi goreng yang di buat pak karta.pak karta sekilas memandang lalu tersenyum kecil sambil terus menyantap makanan nya...
" tidur dimana semalaman...? tanya pak karta.raka tak menjawab.malah asik melahap makanan nya
" apa kau tak sempat makan?kau persis orang yang kelaparan...." sambung pak karta lagi.lagi lagi raka cuek dan tak menggubrisnya.pak karta memaklumi tingkah raka dan hanya menggelengkan kepala.
" saya mau tetap di sini..." tiba tiba raka berucap,sedikit mengejutkan pa karta.
" mungkin menurut ibu saya,saya adalah sampah.tapi akan saya buktikan sampah ini bisa kembali pada pembuang nya.akan ku kotori mereka dengan sampah yang telah mereka buang ini."geram raka.seolah beribu kebencian sudah merasuki nya.
"terserah kamu nak,kamu berhak mendapat keadilan atas apa yang mereka perbuat padamu..." ucap pa karta seolah mendukungnya.karna memang pak karta menaruh kebencian yang sama,ketika dulu dia dipecat padahal dia sudah membantunya.
" beri tahu saya tentang mereka,apa aktipitas mereka sehari hari.semuanyaa..." ucap raka lagi
"sudahlah,habiskan dulu makan mu.nanti kita bicakan di depan..." ucap pak karta.sambil membereskan piring dan bekas makan nya.
pak karta pun menceritakan semua nya.tentang pak bimo yang yang sibuk dan di perbudak pekerjaan, tentang bu vera yang hobi belanja dan tak ingin keduluan orang lain bila memakai barang barang mewah, tentang adrian si anak mamih yang hobinya manjat gunung walapun harus sembunyi sembunyi karna bu vera paling lebay kalau masalah anak.di rumah itu tinggal satu keluarga lagi.bu mirna, tiwi dan pak gunawan supir bu vera. serta mang somad supir cadangan sekaligus tukang kebun.raka pun mulai berpikir bagaimana cara nya agar dia sering kesana.
" haruskah kudekati cewe cupu itu ...? " bisik nya.tiwi sebenarnya cukup cantik. wajah nya khas orang sunda. namun karna keadaan dan pakaian tiwi yang seadanya,menjadikan kecantikan nya seolah tersembunyi.
" ya... walaupun menyebalkan.saya harus bersikap baik padanya. karna dia adalah satu satu nya jalanku masuk ke rumah keluarga sialan itu... "bisik nya dengan geram.
seusai raka membersihkan diri, dia kembali ke rumah mewah itu. setelah lama dia berdiri di depan gerbang dia pun berjalan ke pinggir menyenderkan tubuhnya yang gagah pada dinding benteng tembok rumah itu.dia kemudian memejamkan mata nya,membayangkan kehidupan nya yang memuakan untuk nya...
di dapur tiwi tampak tengah duduk santai.
" tiw, tolong beli ini ke pasar swalayan. ibu sedikit sibuk... " bu mirna memberikan selembar catatan belanjaan.
" ya bu...." jawab tiwi sambil bergegas.ia segera pergi ke garasi untuk mengeluarkan motor matic yang memang di sediakan pemilik rumah untuk d pakai pegawai pegawai nya. setelah sampai d depan gerbang tiwi membuka gerbang.alangkah terkejut nya tiwi saat melihat raka tengah bersandar santai di samping nya, begitu juga raka yang terperanjak ketika mendengar suara gerbang di buka. tiwi mengeluarkan motornya dan menutup kembali gerbang dengan rapat. raka tampak terdiam pandangan nya tajam memandang tiwi... "kemana kamu pergi semalam? kamu bahkan tak mengucapkan apa apa padaku...? "tanya tiwi. raka hanya memandng. tak lama tiwi mengulurkan tangan nya. " pratiwi. panggil saja tiwi. maaf mengenai semalam... " ucap tiwi lagi. raka memandang uluran tangan tiwi, segera ia membalasnya. " raka... " ucap nya...
tak lama ia memandang motor matic d yang terparkir di depan nya. tampak sebuah tas belanjaan yang masih kosong menggantung d stang motor nya. ia pun berjalan lalu menaiki motor metic tiwi
" heii heiii.mau ngapain...?" tiwi terlihat kaget. tp lagi lagi raka hanya menatap.
" naiklahhh... " ucap raka singkat
"ma...maksud kamu...? tanya tiwi kebingungan
" sudahlahh ayo naik, kamu kan mau kepasar biar aku antar... " desak raka memaksa.tiwi segera menurut...
"kamu menyukaiku tapi galak sekali,,, " ucap tiwi polos.
" tunjukan arah nya biar aku yang bawa... " ucap raka lagi. tiwi mengangguk... akhirnya motor mereka pun melaju.
di tengah tengah perjalanan tiwi menepuk nepuk bahu raka dengan keras. sampai raka kesal dan meminggirkan motornya
" kenapa hah?? "bentak raka kesal
" turun sana, aku bisa sendiri. bawa motor kaya orang kesurupan. aku masih mau hidup... "ucap tiwi dengan nada tinggi. dia terlihat kesal karna cara membawa motor raka sangat membahayakan. karna mungkin raka terbiasa ikut balapan liar.raka pun turun dari motornya.
" aku juga masih mau hidup, ga mungkin aku bawa bawa kamu mati bersamaku... "!!bentak raka lagi. tiwi menjewer kupingnya raka. raka terlihat kesakitan.
"di bilangin susah amat... " gerutu tiwi. raka terlihat menggosok gosok telinga nya.
" ya sudah naik lagi.pelan pelan aku bawa motor nya..."ucap raka kemudian menaiki kembali motornya.
" awas ya kalo ngebut ngebut lagi..." ancam tiwi sambil kembali naik.
singkat cerita sampai lah mereka d pasar swalayan. tiwi memberikan kantong belanjaannya ke raka. dan raka menurut saja. sementara tiwi belanja raka mengikuti nya dari belakang membawakan barang belanjaan nya.raka memperhatikan tiwi dengan seksama.apa lagi ketika tiwi beradu harga dengan pemilik toko.mata nya tajam memandang gadis itu.
" unik sekali wanita ini... " ucap raka dalam hati. "di lihat lihat dia cantik juga. hanya saja dia terlalu galak... " raka tersenyum sendiri.kemudian kembali memandang tiwi." jika aku di berikan kesempatan untuk hidup lama,mungkin akan ku pikirkan mencintai nya,hanya saja aku akan mati. benar benar tak ada waktu untuk hal aneh seperti itu... " bisik nya lagi dalam hati.
" apaaaa... ?" tanya tiwi mengejutkan raka
"apaaa...? " raka balik bertanya
"kamu tadi seperti bilang sesuatu"...tanya tiwi
" aku ga ngomong apa apa. perasaan kamu kali... " jawab raka judes.
" ya sudah,nih bawain... "ucap tiwi lagi sambil kemali memerikan sekeresek belanjaan.
" dasar wanita,sungguh merepotkan..." raka menggerutu. tangan nya sudah penuh terisi oleh barang barang belanjaan tiwi. raka tetap sabar demi misi nya mendekati tiwi untuk masuk ke keluarga nya