Suasana syahdu menghiasi malam di ibukota Jakarta. Keindahan lampu berwarna warni begitu indah untuk dipandang. Sania menikmati indahnya gedung yang menjulang tinggi dan gemerlap lampu sendiri di apartemen yang disewa. Sayang sekali Fachri tak ada disisinya, hal itu ia relakan demi melancarkan rencananya. Entah kenapa kali ini Sania merasa kesepian meskipun ibukota selalu ramai, mungkin ia terbiasa di Jakarta bersama sang suami dan menghabiskan waktu bersama. Tiba-tiba dering ponselnya mengejutkan wanita cantik berkulit putih itu, ia pun seketika terbangun dari rasa sepinya. Rupanya itu adalah panggilan telepon dari Dona.
"Halo Don, apakabar?" sapanya.
"Dona baik Ka. Kakak apa kabar? Tadi Telepon Dona ada apa ya Kak?" tanya Dona.
"Kakak baik Don. Sebelumnya maaf ya sayang, mungkin disini kesannya Kakak terlalu ikut campur dengan urusan kamu dan Farhan. Tapi percayalah maksud Kakak tidak seperti itu," ucap Sania.
"Baik Kak, langsung saja ke inti permasalahannya," sahut Dona.