Waktu begitu cepat berlalu, sang fajar mulai menyingsing menggeser kedudukan sang malam. Mata indah Sania sudah mulai terbuka tepat pukul empat dini hari. Sepertinya wanita cantik itu hari ini ia akan membuat sang mentari cemburu dengan semangatnya yang membara.
Sesuai janjinya, pagi ini ia akan menemui dokter Fera di klinik Permata untuk membuat perjanjian disana. Rasa tak sabar dan semangatnya semakin menggebu kala ia teringat bahwa ini adalah hari pembuktian ucapannya tentang kebohongan Resty.
Ia segera beranjak dari tempat tidurnya dan melangkah menuju kamar mandi di apartemen yang ia sewa itu.
Tampak Bi Mira sudah sibuk di dapur untuk menyiapkan menu sarapan.
"Halo Bi Mira, masak apa hari ini?" sapa Sania.
"Eh Non Sania, tumben sudah bangun ini masih pagi sekali lho. Masak sop buntut kesukaan Non Sania," ucap Bi Mira.
"Wah enak dong," sahut Sania.
Sania kemudian bergegas menuju kamar mandi.
"Oh iya Bi, tolong ambilkan handuk ya. Sania lupa tadi," pinta Sania.