Chereads / Kembali Kepelukan Cinta Pertama / Chapter 29 - Alibi Yana

Chapter 29 - Alibi Yana

Kejadian di rumah Yana Sore ini semakin menguatkan kecurigaan Nara akan kehamilan Resty yang menurutnya sangat Rancu. Yana tiba-tiba datang menghampiri mereka di depan kamar mandi.

"Res, kamu kenapa?" tanya Yana yang mendapati sahabatnya masih dalam keadaan terjatuh.

"Bu Resty kepleset Bu," ucap Nara dengan wajah bingung.

Mendapati Nara dengan wajah yang tak biasa, Yana seketika melancarkan alibi nya.

"Terus kandungannya bagaimana?" tanya Yana pura-pura panik.

Nara masih dalam keadaan bingung dengan keadaan Resty pun tak dapat berkata-kata, sesekali ia memandang perut Resty.

"Enggak apa-apa kok Yan, cuma ngilu aja perutku," sahut Resty menyadari kode dari sahabatnya itu.

"Untuk dokter Fera kemarin ngasih obat penguat kandungan jadi mungkin kandungan kamu lebih kuat," ucap Yana mengedipkan mata ke arah Resty.

"Ibu, ayo kita ke dokter. Saya takut kandungan ibu kenapa-kenapa," ajak Nara.

"iya Nar, habis ini saya antar Resty ke dokter. Kamu tunggu disini ya, soalnya pembantu saya lagi mudik jadi nggak ada yang jaga rumah," kata Yana

"Baik Bu," ucap Nara.

kedua sahabat itu segera melangkahkan kaki menuju garasi mobil.

"Kita mau kemana Yan?" tanya Resty lirih.

"Sudah kamu ikut saja," jawab Yana geram.

Ia pun segera mengemudikan mobilnya dengan laju.

"Res, kamu jangan gegabah. Jangan tunjukkin ke Nara kalau kamu hamil pura-pura. Kita belum tahu Nara itu berpihak ke siapa dan bisa diajak kerjasama atu tidak." ucap Yana sebal.

Resty sejenak terdiam, ia berfikir jika apa yang di katakan sahabatnya itu ada benarnya. Ia tak boleh ceroboh apalagi di depan Nara yang jelas-jelas di bayar oleh suaminya.

"Iya Yan sorry," kata Resty.

"Habis ini kita ke apotik beli obat dan bilang ke Nara kalau klinik dokter yang kita tuju tidak jauh dari sini," ucap Yana.

"Oke Yan," jawab Resty.

setelah mendapat obat dari apotik terdekat, keduanya bergegas kembali menuju rumah Yana.

"Sudah periksa Bu?" tanya Nara yang terlihat menunggu di depan pintu rumah Yana

"Sudah Nar, ini dapat obat dan vitamin," ucap Resty.

"Kok cepet Bu?" tanya Nara.

"Iya klinik dokter Fera tidak jauh dari sini," sanggah Resty.

Ia menuruti perkataan sahabatnya itu, namun kecurigaan masih terpendam di benak Nara. Sedekat-dekatnya klinik tersebut tidak mungkin secepat ini. Karena dengan kondisi Resty yang habis terjatuh pastilah perlu pemeriksaan serta USG untuk mengetahui keadaan kandungannya.

"Oh begitu ya Bu," ucap Nara singkat.

"Nara, kamu tolong pesankan kami makan di dekat-dekat sini bisa? Kebetulan seratus meter kekanan dari luar kompleks ini tiap jam segini ada bazar makanan," ucap Yana.

"Bisa Bu, saya keluar cari makan sekarang ya," ucap Nara.

"Oke Nar, ini uangnya," jawab Yana memberikan uang pada Nara.

Sang perawat ayu itu pun bergegas melangkah menuju tempat Bazar makanan.

"Rest, kamu hati-hati sama Nara, sepertinya dia sudah mulai curiga sama kita." ucap Yana menatap Resty.

"Iya Yan, aku sepertinya kita harus secepatnya mengajak Nara bekerjasama sebelum semua terbongkar," ucap Resty panik.

"Iya aku setuju sama ide kamu," ucap Yana.

Sesampainya di bazar Nara tak langsung mencari makanan, ia terlihat sibuk memegang ponselnya.

Rupanya perawat sewaan Farhan itu, mencoba menghubungi Sania.

"Halo Bu, saya punya info penting untuk Ibu," kata Nara.

"Info apa Nar? Resty jadi berangkat ke Paris kapan?" tanya Sania.

"Kalau ke Paris nunggu pasport nya jadi Bu. Tapi ada yang lebih penting lagi yang menguatkan kecurigaan kita," tegas Nara.

"Oh iya, apa itu Nar?" tanya Sania lagi.

Nara dengan gamblang menceritakan kejadian hari ini kepada Sania. Di tambah info yang baru ia dapat dari internet tentang klinik dokter Fera dari rumah Yana yang ternyata klinik tersebut memakan waktu perjalanan sekitar dua puluh menit.

"Ditambah lagi klinik dokter Fera itu memakan waktu empat puluh menit perjalanan pulang pergi," tambah Nara dalam obrolan telepon.

"Terus anehnya dimana Nar?" tanya Sania.

"Mereka perjalanan pulang pergi cuma dua puluh menitan Bu," ucap Nara.

"Yaudah kamu pantau terus Resty ya," pinta Sania.

"Baik Bu," jawab Nara.

Ia pun memutuskan obrolannya bersama Sania. Kemudian ia mengingat tujuannya datang ke bazar untuk membeli makanan untuk Resty dan Yana.

Ia memilih beberapa menu makanan untuk mereka, untuk memastikan kecurigaannya benar. Nara membeli beberapa potong buah Nanas untuk memancing Resty.

"permisi," teriak Nara memasuki pintu rumah Yana.

"Ini Bu makanan nya sudah saya pilihkan, saya ambilkan piring sama air minum ya," sambung Nara.

"Iya Nar, terima kasih. Nanti teriak aja ya kalau udah siap. kita makan bareng-bareng di meja makan" ucap Resty.

Nampak kedua sahabat itu asik mengobrol, sedangkan Nara sibuk menata hidangan mereka di meja makan.

"Bu makanan sudah siap," teriak Nara dari ruang makan.

"Iya Nar," teriak Resty.

Keduanya segera menuju meja makan untuk menikmati makanan yang di sajikan Nara.

"Ini buah siapa Nar?" tanya Resty mencomot Nanas yang terlihat segar.

"Punya saya Bu. Lho ibu kan hamil kata orang tua nggak boleh makan nanas muda," jawab Nara.

Mendengar ucapan itu, Resty seketika membuang potongan buah nanas yang berada di dalam mulutnya. Tampak Yana dengan wajah sebal menatap ke arah Resty.

"Oh iya saya lupa Nar," kata Resty.

"Ini Ibu minum air putih dulu," ucap Nara memberikan segelas air untuk majikannya.

Kali ini jebakan Nara berhasil mengelabui Resty yang ceroboh.

"Terima kasih Nar," ucap Resty.

Mereka segera menikmati hidangan yang tersaji di atas meja makan. Sesekali Yana dan Resty saling berpandangan, kemudian mereka menatap ke arah Nara yang nampak asik menikmati menu makanan yang ia pilih.

"Selesai makan kami pulang ya Yan," ucap Resty.

"Iya Res, hati-hari ya. Ingat kata dokter tadi kamu harus jaga kandungan kamu, kandungan kamu lagi ngga baik-baik lho," ucap Yana melirik Resty.

"Oke Yan," jawab Resty singkat.

Nara tak menggubris obrolan mereka, ia tetap asik menikmati kudapan yang ia makan dengan lahap. Hari mulai terlihat gelap dan acara makan selesai saatnya Resty pulang ke kediaman nya.

"Yan aku pulang dulu ya udah mau maghrib," pamit Resty.

"Iya Res, hati-hati di jalan ya. Ingat ucapan dokter tadi," ucap Yana mengelus perut rata Resty.

Hal tersebut sengaja ia lahkukan agar Nara tak menaruh curiga yang berlebihan kepada mereka. Namun Nara yang sudah curiga akan drama mereka sengaja tak menghiraukan ucapan Yana untuk yang kedua kalinya.

"Kami pulang dulu ya Bu," imbuh Nara.

"Iya Nar, hati-hati ya," kata Yana.

"Iya Bu," jawab Nara singkat.

Keduanya segera memasuki mobil Resty yang terparkir di garasi rumah Yana. Mereka segera meninggalkan area rumah Yana. Nampak Nara mengemudikan mobil pribadi Resty dengan santai.