Sesampainya di hotel, Resty dengan amarah yang membara langsung menuju lobby kemudian ia menghampiri receptionist hotel.
"Mbak, ada tamu atas nama Farhan Aji Rahardjo?" tanya Resty.
"Sebentar ya bu saya cek dulu," jawab seorang receptionist yang diketahui bernama Mila (tercantum pada id card).
"Baik saya tunggu," kata Resty.
"Ada Bu," jawab Mila dengan senyum ramah.
"Di kamar no berapa? Saya mau pinjam kuncinya bisa? Saya istrinya mau anter hp suami saya ketinggalan," kata resty bohong.
" Pak Farhan berada di kamar no 357. Sebentar ya bu saya coba telpon yang bersangkutan," imbuh Mila.
Resty pun mulai gugup karena takut ketahuan kalau ia bohong.
"Mbak misal saya minta langsung kunci kamarnya bisa nggak? Saya kan istrinya!" kata Resty agak lantang dengan nada sedikit membentak.
"Maaf bu, di hotel kami peraturannya seperti itu dan saya harus bekerja sesuai Sop." jawab Mila. Beberapa saat kemudian muncullah sosok Farhan bersama seorang wanita.
Resty pun semakin lemas melihat suaminya berduaan di hotel dengan wanita lain yang belum pernah dilihat sebelumnya. Resty pun segera meninggalkan sang receptionist dan mempercepat langkah menghampiri sang suami.
Farhan pun dibuat kaget dengan keberadaan Resty di hotel tersebut.
"Mas Farhan ngapain disini? Perempuan ini siapa? Aku kira kamu hanya bermain api sama Dona aja ternyata masih ada lagi mas, begini ya kelakuan kamu di luar?" tanya Resty dengan lantang.
Farhan sesegera mungkin menarik lengan Resty dengan sedikit kasar dan muka kesal.
"Kamu tahu wanita yang kamu tunjuk tadi? Beliau Mrs Renata, aku memesankan kamar untuk beliau selama singgah di kota ini," kata Farhan dengan nada kesal
Resty pun seketika tertunduk lemas, ia menyadari kesalahan fatal yang dia lakukan.
Mrs Renata merupakan salah satu Relasi bisnis dan orang yang berpengaruh bagi kelangsungan bisnis keluarga Farhan.
"Apa mas? Mrs Renata," tanya Resty dengan nada lirih.
"Iya, puas kamu dengan apa yang sudah kamu buat?" tanya Farhan sinis.
"Maaf mas, aku akan meminta maaf kepada Mrs Renata," ucap Resty.
Resty pun bergegas menghampiri Mrs Renata dan meminta maaf atas kesalapahamnya.
"Selamat siang Mrs Renata, perkenalkan saya Resty istri Pak Farhan, saya mohon maaf untuk kejadian tadi," kata Resty lirih sambil memperkenalkan diri.
"Oke, saya Renata senang bertemu dengan Bu Resty," jawab Mrs Renata sambil tersenyum.
Sedangkan Lisa hanya menjadi penonton dalam drama kali ini, tanpa berkata sepatah katapun.
"Oke, saya pamit dulu ya," kata Mrs Renata. Sebenarnya Mrs Renata agak tersinggung dengan perlakuan Resty.
Baru saja berjalan beberapa langkah menjauhi mereka, tiba-tiba Mrs Renata kembali menghampiri mereka.
''Pak Farhan, barusan saya dapat pesan singkat dari mbak Dona Maheswari katanya ingin bertemu saya, mungkin ingin membicarakan tentang kerjasama yang sempat saya tawarkan. Apakah pak Farhan nanti ikut dalam pertemuan ini?" tanya Mrs Renata.
"Kalau Mrs dan Dona tidak keberatan saya akan ikut mendampingi," jawab Farhan dengan Sopan.
Baik Pak Bu, kalau begitu saya ke kamar dulu untuk istirahat," pamit Mrs Renata lagi.
"Silahkan Mrs, selamat beristirahat ya," kata Farhan.
Sebenarnya Farhan sangat tidak enak hati atas perlakuan istrinya kepada Mrs Renata.
Setelah Mrs Renata meninggalkan mereka, pandangan Farhan kembali tertuju pada Resty dan Lisa.
''Kalian ada perlu apa disini?" tanya Farhan ketus dengan pandangan tajam
"Enggak mas sudah selesai kok, kita tadi ikut seminar di hotel ini," jawab Resty berbohong.
Lisa hanya menganggukan kepala tanpa bicara sepatah katapun.
"Apa benar Lis? Seminar apa?" tanya Farhan kepada Lisa. Alasan lebih memilih bertanya kepada Lisa karena menurut Farhan Lisa orang yang dapat dipercaya dan mudah ditebak ketika dia jujur dan berbohong.
"Seminar kecantikan mas, biar aku ngerti dunia kecantikan meskipun nggak banyak" timpal Resty demi menutupi kebohongan nya.
Sedangkan Lisa sendiri hanya terdiam,mengangguk, dan tertunduk.
"Mas Farhan sendiri disini ngapain?" Resty balik bertanya mengalihkan pembicaraan.
"Seperti yang kamu lihat, aku ketemu Relasi bisnis disini," jawab Farhan.
"Iya mas, ya udah mas aku mau balik dulu. Kamu langsung ke kantor kan?" Kata Resty dengan nada lembut berusaha mengambil hati sang suami agar tak marah padanya.
"Iya, aku langsung ke kantor! jawab Farhan masih kesal.
"Enggak kerumahnya Dona lagi?" tanya Resty ketus. Lagi-lagi tanpa sengaja Resty menyebut nama Dona dengan ekspresi dan nada tidak suka. Menurut Farhanbsifat asli Resty yang tidak dia sukai tiba-tiba muncul lagi.
Sebenarnya Farhan tidak nyaman dengan pertanyaan dari istrinya, apalagi saat ini Resty tak memperdulikan situasi dan kondisi. Menurut Farhan pertanyaan tersebut tak pantas di tanyakan di depan Lisa.
"Gak!!" jawab Farhan singkat dengan raut muka memerah.
Seketika Farhan mengambil langkah cepat berjalan menuju parkiran tanpa berpamitan kepada Resty.
Resty dan Lisa pun segera hengkang dari hotel tersebut.
Jebret, Resty menutup pintu mobil dengan penuh amarah.
"Tuh kan Lis, kamu lihat sendiri gimana ekspresi Farhan saat aku sebut nama Dona?" kata Resty dengan nada kencang.
"Iya Res, tapi menurutku kamu juga nggak bisa jaga sikap, contohnya perlakuan kamu ke relasi bisnis Farhan tadi. Bukannya itu mempengaruhi reputasi Farhan di depan relasinya?" jawab Lisa berusaha bijak.
"Kamu nggak tahu rasanya jadi aku Lis, berat di bohongi orang yang kita cintai. Oke lah mungkin tadi aku terlalu terbawa amarah jadi aku benar-benar buta, aku nggak tahu kalau itu Mrs Renata," sahut Resty.
''Kamu juga sih Res harusnya kamu jangan gedein amarah dan harus paham situasi. lagian disitu ada aku harusnya kamu ngomong berdua sama Farhan," jawab Lisa sedikit kesal.
"Aku udah empet banget sama Farhan Lis, kamu dengar tadi kata Mrs Renata kan kalau Dona menghubungi dia. Aku yakin Farhan yang ngenalin mereka, aku istrinya aja ngga pernah sekalipun dikenalin sama relasinya" kata Resty dengan mata berkaca-kaca.
"Terus bukan berarti kamu cemburu buta gitu kan ke suamimu? Jangan karena dia pernah suka sama Dona kamu jadi depresi begini. Sedangkan kamu tau sendiri Dona dulu nolak Farhan, kamu seharusnya jangan gegabah Res," kata Lisa.
"Dona belum nikah, menurut aku dia perfect Lis, aku takut mas Farhan kembali suka sama dia," jawab Resty sambil menangis dan mengemudikan mobilnya.
"Iya Res, aku paham kecemasan kamu tapi kamu pikir lagi deh, apa Dona mau sama laki-laki beristri sedangkan dia wanita yang sempurna pasti banyak lelaki diluar sana yang ngejar dia," jawab Lisa.
"Misal Farhan ngejar dia terus nggak menutup kemungkinan Dona mau sama dia," ucap Resty.
Kemudian Lisa memutuskan untuk berhenti berdebat, suasana didalam mobil pun berubah menjadi hening.
Lisa hanya diam, di pertengahan jalan Lisa kaget karena jalan yang diambil sahabatnya bukan jalan menuju rumahnya ataupun rumah Resty. Dalam hati Lisa mulai bingung, yang dia takutkan adalah Resty mendatangi kediaman Dona dan bertindak nekat untuk mencelakai Dona. Akhirnya dia memberanikan diri bertanya kepada Resty.
"Res, kita mau kemana?" tanya Lisa dengan perasaan cemas.
Resty diam sambil meneteskan air mata dan tetap melajukan mobilnya.
Perasaan Lisa pun campur aduk dag dig dug makin tak tenang melihat reaksi Resty.
"Lhoo ini kan jalan menuju rumah Yana Res?" tanya Lisa bingung.
"Iya Sa, tadi sebelum kesini aku sempet chat Yana, dia bilang kita di suruh mampir mau tau perkembangan kabar Dona dan Farhan," jawab Resty dengan nada mulai agak tenang.
Mobil Resty mulai memasuki kompleks peruumah Yana. Sang sahabat pun sudah menyambut mereka dengan senyum merekah di teras rumah.
Resty memarkirkan mobil nya di garasi, keduanya pun turun dari kendaraan.
"Ehh masuk yuk, gimana tadi aku penasaran?" tanya Yana antusias.
Resty dan Lisa pun menceritakan kejadian hari ini, mulai informasi dari Sarah sampai kejadian di Hotel.
"Wah berarti gawat donk, apalagi cinta yang belum kesampaian itu bikin penasaran," kata Yana.
"Udah deh Yan, jangan tambah bikin Resty panas, kamu itu tau temen lagi begini bukannya di adem-ademin malah di komporin," sahut Lisa agak kesal.
"Kan bisa aja Lis, Dona belum nikah kali aja dia kepentok umur akhirnya mau sama Farhan," kata Yana ceplas ceplos dengan nada santai.
"Belum tentu kali Yan, Dona itu perfect pasti banyak yang deketin," sahut Lisa membela wanita tersebut.
"Farhan itu kakak tingkat kita yang paling jaim, dulu dia di deketin wanita aja nolak-nolak mungkin aja cintanya dulu masih besar dan masih tersimpan buat Dona," kata Yana mencoba mendeskrisikan perasaan Farhan.
"Iya termasuk kamu yang di tolak Farhan," sambung Lisa ketus.
"Kan itu duluu," jawab Yana.
Sebelum dekat dengan Resty, sang suami juga pernah dekat dengan Yana.
Resty hanya diam mrmatung mendengar kedua sahabatnya berdebat.
"Oh iya Res, kamu butuh bantuan aku nggak? Kita susun rencana untuk nangkep basah mereka?" saran Yana menggebu-gebu.
Belum sempat menjawab pertanyaan Yana, tiba-tiba ponsel Resty berdering.
''Hallo Mah, Mama pulang kapan? tanya sang putra semata wayangnya.
''Ini mau pulang sayang," jawab Resty.
"Yaudah mama hati-hati, Opal mau di be
Tak berapa lama Farhan pun datang, tanpa menyapa Resty dia langsung masuk ke kamar dengan raut wajah masih kesal.
"Mas," sapa Resty.
Farhan tak menghiraukan sang istri, ia langsung menutup pintu kamar.
Resty pun segera menghampiri Farhan.
"Mas Farhan masih marah sama kejadian di hotel tadi siang? Apa mas Farhan malu mengakui aku sebagai istri di depan relasi kamu?" tanya Resty kesal.
Rest, kamu kali ini keterlaluan, kata Farhan lantang dengan pelototan mata tak sewajarnya.
"Keterlaluan karena aku bahas Dona di depan Lisa?" jawab Resty sengit.
"Aku tau tadi kamu ngikuti aku, kamu nggak ada acara di hotel kan?" tanya Farhan lantang.
"Mas, aku begini karena sifat kamu aneh semenjak ketemu Dona, bukan bearti kamu pernah suka sama dia kamu jadi ngejar dia lagi," jawab Resty semakin lantang.
Mendengar pernyataan yang keluar dari mulut sang istri emosi Farhan sekejap memuncak.
"Kamu nyari tau soal aku dan Dona sampai segitunya?" bentak Farhan. Ia pun menunjukan senyum sinisnya.
"Wajarlah mas aku ini istri kamu," jawab Resty merendahkan nada bicaranya.
"Res, selama ini aku sudah sangat sabar menghadapi omelan-omelan kamu, tp tindakan kamu kali ini sudah terlalu jauh, " sahut Farhan.
Tak terima dengan pernyataan yang keluar dari mulut sang suami. Resty pun membela diri dengan tegas.
"Mas Farhan selalu chat Dona dengan mesra, apa itu wajar mas??" tanya Resty.
"Apa Dona juga membalas mesra chat aku? Enggak kan? Dia bukan wanita murahan dan sembarangan," kata Farhan membela Dona.
Resty pun semakin kesal mendengar pembelaan demi pembelaan yang keluar dari mulut Farhan.
"Kalau dia bukan wanita murahan dia nggak akan ngrespon suami orang," jawab Resty sinis.
"Aku nggak mau debat lagi yaa, aku capek," kata Farhan.
Farhan seketika membuang muka dan menjauh dari sang istri.