Farhan tiba di rumah dengan perasaan agak kacau. Ia terpikir respon Dona yang sepertinya menyepelekan perasaannya. Sepertinya pria ini benar-benar lupa diri.
"Dari mana mas?" tanya Resty singkat.
"Habis ketemu Mrs Renata," jawab Farhan.
"Sama siapa lagi? Mrs Renata aja?" tanya Resty lagi.
"Sama Dona," jawab Farhan membuang muka menuju kamar.
Resty melangkahkan kaki bergegas menyusul suaminya.
"Mas aku mau nanya, kamu masih suka sama Dona?" tanya Resty lantang.
"Kamu ya, suami baru pulang udah ngajak ribut," jawab Farhan emosi.
Mendengar sang suami yang bicara dengan nada tinggi Resty mencoba melunak.
"Aku cuma nanya mas, tinggal jawab iya atau nggak?" kata Resty.
"Kalau aku jawab iya kenapa trus kalau aku jawab enggak kamu mau apa?" tanya balik Farhan semakin lantang.
"Mas kamu sadar nggak sih selama ketemu Dona kamu itu berubah, waktumu habis sama Dona," gerutu Resty dengan nada tinggi.
"Aku sama Dona itu sekarang jadi rekan kerja, kamu itu terlalu cemburu sama dia," jawab Farhan.
Tak puas dengan jawaban Farhan, sang istri pun mengeluarkan uneg-uneg yang terpendam.
"Gimana aku nggak cemburu mas, suamiku berkata mesra ke wanita dan sering pergi bersama wanita itu, bahkan samapai mencarikan dia relasi bisnis," kata Resty lantang menatap Farhan.
"Ohh, jadi selama ini kamu sering nyari tahu tentang aku sama Dona? Sejauh mana?" tanya Farhan emosi.
"Iya mas, dan menurut aku itu wajar karena aku ini istrimu," jawab Resty lirih.
Mendengar ucapan haru tersebut, Farhan kemudian memeluk dan merayu Resty.
"Dek, aku sama Dona itu ada urusan kerjaan salah satunya project dari Mrs Renata yang nilainya sangat Fantastis," kata Farhan menurunkan nada bicaranya.
"Iya mas, tapi kan bukan bearti kamu chat Dona dengan kata-kata mesra," jawab Resty.
Sang suami sempat kaget dengan pernyataan Resty, dan berusaha mengalihkan pembahasan.
"Nanti kalau proyeknya sudah selesei juga aku nggak ada urusan sama Dona lagi dek, dan waktuku nantinya lebih banyak buat kamu dan Noval," rayu Farhan.
Dalam hati Farhan bergumam mana mungkinlah dia dapat meninggalkan Dona dan sepertinya dia harus lebih berhati-hati dengan Resty.
Selain mulai agresif mencari info tentang ia dan Dona, kini sifat Resty yang gegabah, cerewet, dan suka penasaran kambuh lagi.
Setelah itu Farhan melepaskan pelukannya.
"Aku mandi dulu ya, kamu nanti makan aja sama yang lain aku mau langsung istirahat," kata Farhan.
"Baik mas,"kata Resty.
Dengan perasaan sangat kecewa Resty berusaha bersikap biasa saja. Ia pun bergegas menuju meja makan meskipun nafsu makanya sudah hilang.
*****
Tepat pukul delapan malam, sang gadis merebahkan badan di sofa kamarnua.
Dreett drettt ponsel nya berbunyi, ternyata Farhan mengirim pesan.
"Don, aku serius sama kata- kataku tadi mohon kamu pertimbangin ya?" Isi chat Farhan.
"Gimana ya Han? Kita dalam posisi sulit. Sekarang kamu sudah berkeluarga." balas Dona.
"Don, aku sayang kamu sejak dulu sampai besok dan seterusnya pun aku tetep cinta kamu," balas Farhan meyakinkan Dona.
"Jujur aja Han, aku juga mulai sedikit ada rasa sama kamu mungkin juga sisa dari perasaan lama kita yang terpendam dulu, kita di pertemukan kembali di waktu yang tidak tepat," kata Dona membalas meyakinkan Farhan.
"Nggak ada waktu yang nggak tepat Don, semua ini tepat kita di pertemukan setelah aku sukses ini artinya peluang untuk membahagiakan kamu sangat besar," jawab Farhan.
Rentetan pesan Farhan yang terkesan memaksa takdir itu pun, mendapat tanggapan dari sang primadona.
"Han, mungkin perasaan ini hanya bersifat sementara karena kita terbiasa bersama mungkin lama-lama rasa itu juga hilang dengan sendirinya," balas Dona.
"Don aku dulu memang nggak berani mengungkapkan karena aku sadar dulu aku bukan siapa-siapa, sedangkan banyak laki- laki mentereng yang deketin kamu jujur aku minder," balas Farhan.
"Tapi kamu tahu kan aku dulu jugq nggak merespon mereka, lagian setelah lulus kenapa kamu nggak berusaha hubungi aku?" gertak Dona.
"Sudah Don, aku udah berusaha cari kontak kamu tapi nggak berhasil, terakhir aku hubungi kamu di media sosial tapi saat itu pacar kamu yang balas, kata Farhan sedih.
"Disambung lain kali aja ya kalau ketemu, kasian istrimu kalau baca chat kita," balas Dona. Ia mencoba memberi pengertian kepada lawan chat nya itu.
"Iya Don, kamu jangan tidur malam-malam ya, jangan lupa makan, jaha kesehatan, miss you," balas Farhan memberi perhatian.
"Oke," balas Dona singkat.
Keduanya pun menyudahi obrolan via chat tersebut.
Si pria beristri itu tetap risau, sedangkan sang bidadari berusahan tenang menghadapi suami orang.
****
Resty memasuki kamar mereka, pandangan nya tertuju pada ponsel suaminya yang tergeletak begitu saja di meja riasnya. Sedangkan sang suami terjaga dalam tidurnya. Ini adalah kesempatan baginya untuk mencari informasi.
Untuk kesekian kali nya sang istri kembali kecewa dan terpukul hatinya. Ungkapan perasaan hati Farhan untuk sang gadis seketika membuat Resty tak berdaya.
Jantung nya bak berhenti berdetak, nafas nya sulit untuk di hembuskan, dan batinnya serasa terkoyak.
"Mas bangun," pinta resty.
Sang suami tak mendengar ucapan itu, ia memutar badan melanjutkan tidurnya.
Ingin sekali tangan imut Resty memukul badan kekar Farhan. Tapi ia takut hal tersebut membangunkan sang putra yang sedang tidur di samping Ayahnya.
Semalaman Resty tak bisa memejamkan mata, hatinya perih menahan luka. Tak sengaja ia membalikan badan, terlihat sang suami terbangun. Resty segera menghampiri Farhan dan mengambil handphone suaminya itu.
"Mas, chat ini maksud nya apa?" ucap Resty menunjukan chat sang suami dan Dona.
"Kamu ngapain ngecek handphone saya?" tanya balik Farhan.
"Aku nanya kenapa kamu nanya balik?" bentak Resty.
"Itu hanya bercanda," tampik Farhan memagang tangan istrinya.
"Bercanda sejauh ini? Ini nggak wajar mas," teriak Resty memilu.
"Hal seperti itu biasa di lahkukan para relasi untuk mengakrabkan diri Res," dalih Farhan.
Karena tak mau pertengkaran ini terdengar oleh yang lain. Resty menyudahi perselisihan yang terjadi malam ini.
****
Pagi menjelang keluarga di rumah Farhan beraktifitas seperti biasa.
Mulai dari sarapan hingga pergi ke kantor.
"Mas hari ini aku mau kekuar," pamit Resty.
"Iya hati-hati ya," kata Farhan mencium kening sang istri.
Kemudian ia pun melajukan mobilnya menuju kantor.
Resty bersiap keluar dari rumah, ia segera mengemudikan mobil nya.
Tring trring suara bel rumah Dona berbunyi. Mbok Mar segera menampakan diri.
"Maaf Bu cari siapa?" tanya Mbok Mar.
"Dona nya ada?" kata Resty.
"Mbak Dona sudah berangkat Bu, mau masuk dulu?" tanya Mbok Mar.
"Iya, soalnya tadi Dona nyuruh saya naruh bunga ini di kamarnya," balas Resty.
Rupanya Resty sudah menyiapkan segala sesuatunya pagi ini. Ia sengaja mendatangi rumah Dona ketika sang gadis telah pergi.
"Mari Bu saya antar," kata Mbok Mar.
Mereka memasuki rumah dan menuju kamar mewah Dona.
Resty melihat ada beberapa bekas kartu ucapan yg diberikan untuk Dona atas nama suami nya. Dugaan nya pun benar selama ini, insting seorang istri memanglah kuat.
"Disuruh dekor ya Bu sama mbak Dona? Dia emang suka bunga," ucap mbok Mar.
"Iya, tapi simple kok," jawab Resty.
"Saya ambilin minum dulu ya," kata mbok Mar dengan logat medok nya.
"Boleh," kata Dona.
Melihat mbok Mar sudah tak nampak dari kamar Dona, Resty memasuki kamar mandi di kamar Dona itu. Ia mencoret-coret kaca yang terpajang di sana dengan tulisan "jauhi suami orang" menggunakan lipstik merah yang barusan di belinya.
Kemudian ia bergegas keluar, dan berpura-pura mendekor kamar Dona.
"Ini Bu di minum dulu ya," kata Mbok Mar.
"Iya, terima kasih. Saya sudah selesai dan saya mau lembali," ucap Resty tersenyum.
Benar saja Resty mebdekor kamar Dona sedemikian rupa, simple tapi tetap eleghant. Hal tersebut tidaklah sulit baginya karena ia sempat mengikuti kursus dan beberapa kelas dekorasi.
"Wah bagus Bu," ucap Mbok Mar terpana.
"Makasih, bisa antar saya ke depan?" timpal Resty singkat.
Wanita itu tak ingin berlama-lama karena takut keburu ketahuan Dona.
"Mari Bu saya antar," ajak Mbok Mar.
Mereka berdua meninggalkan kamar Dona menuju teras.
"Yaudah saya pamit ya, salam buat mbak Dona ya," kata Resty.
"Iya Bu, hati-hati ya Bu," kata Mbok mar.
Resty mengemudikan mobilnya kembali kerumah. Setelahnya Resty beraktifitas seperti biasa dan ia menyempatkan membeli kebutuhan dapur. Hal tersebut sudah ia rencanakan untuk berjaga-jaga agar tak ada yang curiga.
****
Sore menjelang, waktu menunjukan pukul 6 sore. Jam pulang kerja tiba, Farhan dan Dona beranjak dari kantor mengendarai mobil masing-masing. Setibanya di rumah,
Dona mulai melangkahkan kaki menuju kamarnya. Awalnya ia tak menyadari adanya perubahan pada ruang pribadinya tersebut.
Sampai raganya tersadar saat memasuki kamar mandi dan melihat sesuatu di kaca kamar mandinya.
"Ahhh," teriak Dona ketakutan.
Mendengar teriakan majikannya, Mbok Mar bergegas menuju kamar Dona.
"Kenapa Non?" tanya Mbok Mar mendapati Dona terduduk lemas.
"Ituu Mbok," tunjuk Dona kearah kaca.
"Ini perbuatan siapa?" gerutu Mbok Mar.
Asisten tersebut menuntun Dona keluar dari kamar mandi. Nampak sekali aura ketakutan yang terpancar dari wanita ini.
Ia tersadar melihat kamarnya berubah.
"Mbok ini yang dekor kamar siapa?" ucap Dona kaget.
Ketakutannya mulai teralihkan dengan nuansa baru di kamarnya.
"Lho, bukannya Non Dona tadi nyuruh orang buat dekor kamar ini," sahut Mbok Mar.
"Apa? Saya nggak nyuruh orang mbok," jawab Dona.
"Apa jangan-jangan wanita tadi ya Non," ucap Mbok Mar.
"Wanita? Maksudnya yang tadi dekor kamar ini wanita itu?" tanya Dona.
"Iya Non, yaudah Non istirahat biar saya bersihkan tulisan di kaca kamar mandi," ucap Mbok Mar.
Sang primadona merebahkan tubuhnya di atas ranjang, dengan perasaan tak karuan. Dalam hatinya bertanya siapa wanita yang memasuki kamarnya dan tega melahkukan ini padanya.