Keberangkatan Dona ke Paris diantar oleh Farhan dan kedua orang tuanya sampai ke Bandara.
"Han, makasih ya uda mau bantuin Dona saat dia lagi down seperti kemarin," kata mama Bu Mety.
Nyonya Metya Hardinata merupakan ibu kandung resty, atau istri dari Tuan Sandjaya Adi Santoso.
Nyonya Mety merupakan seorang pelukis dan desainer, tak heran jika bakat tersebut menurun ke putri cantiknya.
Sedangkan Tuan Sandjaya merupakan pebisnis ternama.
"Iya tante, itu udah kewajiban saya sebagai temam Dona," jawab Farhan.
"Kenapa dulu Dona nggak sekampus sama kamu aja ya kuliah bareng, kan nggak bakalan dia deket sama pria lain termasuk sama Mike," kata Nyonya Mety.
Mike sendiri merupakan mantan kekasih Dona, bahkan keduanya sudah sempat bertunangan. Namun dewi fortuna tak memihak pada mereka, kisah yang mereka rajut selama tiga tahun pun kandas.
"Mama, kenapa bahas yang udah-udah sih," potong Dona cemberut.
"Iya Mama jangan bahas masa lalu, kasihan putri kita," sambung Tuan Sandjaya.
Melihan sang pujaan hati memasang wajah masam, Farhan segera mengalihkan pembicaraan.
"Don, kamu hati-hati ya disana. Maaf aku nggak bisa nemenin," kata Farhan sambil mencium kening Dona.
"Iya Han makasih ya," kata Dona, dalam hati ia lega karena Farhan tidak ikut sehingga dia bisa menjaga jarak dengan pria beristri itu.
Orang tua Dona pun kaget melihat perlakuan Farhan yang nampak mesra kepada putrinya, bagi mereka Dona tetaplah putri kecil yang manja.
"Sayang kamu hati-hati ya, ucap Mama Dona memeluk putri semata wayangnya.
"Jangan capek-capek ya nak," kata Tuan Sandjaya ikut memeluk putrinya.
"Iya Mah Pah, Dona berangkat ya," pamit Dona.
Beberapa menit kemudian, Dona egsera check in dan mendapat Boarding pass. Ia pun segera menuju gate yang tertera pada Boarding.
Farhan dan kedua orang tua Dona pun melambaikan tangan mengiringi keberangkatan putri mereka.
Tak lama kemudian terdengar panggilan Boarding, Dona pun bergegas menuju kabin pesawat.
****
Perjalanan panjangpun usai, pesawat yang Dona tumpangi landing dengan selamat di Bandara Charles de Gaulle.
Sesampainya di negara tujuan, asisten Farhan dan Mrs Renata sudah siap melayani keperluan Dona selama di sana.
"Selamat datang Ms Dona, perkenalkan saya Reihan asisten Mrs Renata dan ini Johan asistan dari Mr Farhan, kami berdua di tugaskan untuk melayani Ms Dona selama perjalanan Bisnis di sini," kata Reihan menjelaskan sambil memperkenalkan diri. Keduanya merupakan warga negara asli Indonesia yang sudah lama bermukim di Paris.
."Terima kasih Mr Reihan dan Mr Johan, saya Dona," balas Dona.
"Mari Ms Dona saya antar menuju apartemen," ajak Reihan. Sang asistanpun fengan sigap membawakan koper Dona.
Setelah sampai di Apartemen, Reihan segera memberikan kunci kepada Dona.
Dona pun segera menuju kamar untuk beristirahat.
Ia pun segera menuju kamar mandi dan menggapai piyama di kopernya.
Setelah ganti baju dan hendak menutup tirai, diatas meja terdapat kartu ucapan selamat datang dari Mrs Renata.
"Welcome to Paris Dona," isi tulisan dari kartu ucapan tersebut.
****
Keesokan paginya Reihan dan Johan menjemput Dona di Apartemen.
"Ms Dona sudah siap?" tanya Johan.
"Sudah Mr, hari ini kita kemana ya Mr?" tanya Dona
¦Hari ini kita ke kantor Mrs Renata," sahut Reihan.
"Oh, oke Mr," kata Dona.
Merekapun berangkat menuju kantor Mrs Renata, akhirnya tibalah mereka di tempat tujuan. Dona mendapat sambutan hangat baik dari Mrs Renata maupun karyawan-karyawati nya.
"Selamat datang Ms Dona," sambut Mrs Renata.
"Selamat datang," sahut beberapa karyawan Mrs Renata.
"Terima kasih semuanya, semoga kedatangan saya dapat di terima disini," ucap Dona dengan pancaran aura bahagia. Ia tak menyangka akan mendapat sambutan sehangat ini.
"Perkenalkan ini Ms Dona asal Indonesia," kata Mrs Renata. Wanita paruh baya tersebut memperkenalkan Dona kepada para karyawannya dengan bahasa setempat.
Reihan dan Johan kemudian menunjukan ruang kerja Dona.
"Mari Ms Dona saya antarkan ke ruang kerja anda," kata Reihan.
"Baik Mrs," jawab Dona.
Sebelum beranjak menuju ruang kerja, ia menyempatkan mengucapkan terima kasih.
"Sebelumnya saya ucapkan terima kasih untuk respon positifnya terutama untuk Mrs Renata yang sudah memberi saya kesempatan sehingga saya bisa bergabung dengan kalian disini." ucap Dona.
Dan Mr Farhan tentunya yang sudah mensupport Ms Dona dari nol sampai sekarang," sambung Mrs Renata.
Dona pun menganguk, kemudian berpamitan sambil berjalan mengikuti langkah kedua pria tersebut.
"Ini ruang kerja mbak Dona, maaf maksud saya Ms Dona," ucap Johan.
"Nggak apa-apa Pak panggil mbak aja, kan kita sama-sama orang Indonesia," jawab Dona.
"Baik mbak. Oh iya, Pak Farhan sengaja mendesaign ruangan ini senyaman mungkin untuk mbak," kata Johan.
"Iya pak, makasih ya," kata Dona.
Reihan dan Johan segera meninggalkan Dona.
Dona meraih handphone dari dalam tasnya, berinisiatif menelpon Farhan.
"Hallo Han, terima kasih ya buat semuanya termasuk ruang kerjaku," kata Dona.
"Iya sama-sama sayang," balas Farhan.
"Apa sih sayang- sayang terus," kata Dona.
"Oh iya nggak boleh ya," jawab Farhan.
"Dona terdiam sejenak
Bukannya gitu, takut ketahuan istrimu," jawab Dona.
"Yaudah selamat bekerja ya," kata Farhan.
"Iya Han maksih lho," kata Dona.
Mereka pun menyudahi obrolan melalui telepon selular.
****
Kebiasaan Farhan yang berubah selama tidak bersama Dona di Jakarta, membuat istrinya sedikit merasa lega.
"Mas Farhan akhir-akhir ini tumben cepet pulangnya?" tanya Resty.
"Iya dek, lagi pengen pulang cepet aja kan banyak waktu buat kamu sama noval," jawab Farhan.
"Iya juga sih mas, kata Resty.
"Kamu masak apa hari ini?" Tanya Farhan
Aku masak rendang sama sop iga kesukaan kamu mas," jawab Resty.
Tak sedikitpun Resty menaruh rasa curiga kepada suaminya.
"Yaudah habis aku bersih-bersih aku mau langsung makan ya," kata Farhan.
"Oke mas, aku tunggu di meja makan ya," jawab Resty.
"Iya, jawab Farhan.
Kemudian keluarga mereka berkumpul di meja makan untuk menyantap menu makan malam.
"Tumben Han, akhir-akhir ini kamu sering makan malam di rumah," tanya Mama Farhan.
Ternyata tak hanya sang istri yang menanyakan perubahan kebiasaan Farhan yang mendadak itu.
"Iya mah, lagi pengen aja," jawab Farhan.
"Oh iya Han, proyek dengan Mrs Renata gimana? Itu project bagus lho," tanya Papa Farhan.
"Aman pah," jawab Farhan.
Resty dan mama mertuanya hanya mendengarkan percakapan Farhan dan Papanya tanpa ikut berbicara.
Selesai makan malam keluarga tersebut berkumpul sejenak di ruang tengah dan kemudian menuju kamar mading-masing, untuk beristirahat.
****
Percakapan di kamar Farhan dan Resty.
Farhan bergegas menuju tempat tidur untuk beristirahat.
"Mas capek? Aku pijitin ya?" tanya Resty.
"Nggak usah dek, aku langsung tidur aja kasian kamu juga capek kan," jawab Farhan.
Dalam hati Resty kesal, karena sebenarnya malam ini dia ingin menghabiskan malam bersama sang suami. Seingat Resty selama bertemu Dona kembali Farhan seperti tak berselera menyentuhnya.
*****
Pagipun tiba, saatnya menuju meja makan.
Semua keluarga sudah siap di meja makan untuk menyantap menu sarapan.
"Mah, Pah, Dek sama Noval, lusa aku mau perjalanan bisnis ke Paris mungkin disana dua mingguan, kata Farhan.
"Sama siapa mas?" tanya Resty.
"Aku berangkat sendiri dek," jawab Farhan.
Yang lain pun menyetujui termasuk Resty, dalam hati ini kesempatan untuk menjauhkan Farhan dari Dona.
*****
Waktunya keberangkatan Farhan tiba, ia sangat bersemangat dan mulai bersiap-siap menuju bandara. Dalam hatinya, ia sudah tidak sabar bertemu dengan pujaan hati yang sudah lebih dulu berangkat ke Paris.
"Dek aku berangkat ya," kata Farhan.
"Iya mas, hati2 ya," jawab Resty.
"Mah Pah Farhan berangkat ya," pamit Farhan.
"Iya Han hati-hati, salam buat Mrs Renata ya," kata papa Farhan.
"Iya Pah, jawab Farhan
Farhan pun segera bergegas menuju bandara. Akhirnya yang ditunggu-tunggu pun datang, saatnya Farhan terbang menuju kota mode itu.
Sesampainya di negara tujuan, Farhan di jemput oleh Johan.
"Siang pak, boleh saya bawakan kopernya?" tanya Johan.
"Boleh, kita langsung ke kantornya Dona ya," jawab Farhan.
"Baik pak," kata Johan.
Mereka segera menuju parkiran mobil, dan memgemudikan mobil tersebut menuju kantor Mrs Renata.
****
Tok tok tok terdengar suara orang mengetuk pintu ruamg kerja Dona.
"Masuk," kata Dona.
"Hay Don, apa kabar?" tanya Farhan.
Ia pun kaget melihat Farhan ada di depannya.
"Baik Han," jawab Dona tercengang, ia masih tak percaya dengan apa yang dia lihat.
Dalam hati Dona bertanya, apakah semua ini sudah di rencanakan Farhan? Padahal baru saja dia dapat bernafas lega bisa menjauh dari lelaki yang begitu terobsesi padanya ini.
Tentu saja semua ini sudah di rencanakan Farhan secara matang, untuk bisa mendapatkan Dona. Karena Farhan tau mendapatkan Dona bukanlah hal mudah semudah dia mendapatkan Resty.
"Don, aku bawain kamu makaan jam istirahat km makan ya," kata Farhan.
"Iya Han, makasih ya," ucap Dona masih dalam keadaan bingung.
"Gimana betah disini?" tanya Farhan.
"Betah kok," jawab Dona.
"Yaudah aku mau nemuin Mrs Renata dulu ya," kata Farhan.
Dona pun mengangguk menandakan kalau ia memperbolehkan Farhan menemui Mrs Renata.
Farhan pun bergegas menuju ruangan Mrs Renata.
Tok tok tok, suara ketukan tederngar dari pintu ruang kerja Mrs Renata.
"Masuk, teriak pemilik ruangan tersebut.
"Hallo Mrs Renata, apakabar?" sapa Farhan ramah.
"Baik sekali, Mr Farhan apakabar?" sahut Mrs Renata.
"Baik juga Mrs, terima kasih sudah mau menerima Dona disini dab kemarin Papa nitip salam.buay Mrs," kata Farhan'".
"Iya pak sama-sama, memamg awalnya saya tertarik dengan Dona karena refrensi dari bapak tapi makin kesini saya semakin mengagumi kepribadian Dona," kata Mrs Renata tersenyum.
"Iya salam balik ya," sambung Mrs Renata.
"Dia memang mempunyai kepribadian yang menarik sejak dulu," kata Farhan.
"Mungkin itu ya salah satu yang membuat Mr Farhan sangat jatuh hati dengan Dona," kata Mrs Renata.
Farhan hanya tersenyum, ia pun mengakhiri obrolan dengan berpamitan kepada Mrs Renata dan Dona. Ia ingin beristirahat di Apartement nya setelah menempuh perjalanan belasan jam.
Sesampainya di apartemen Dona
Dona masih kepikiran dengan apa yang terjadi hari ini.
"Aahh sudahlah mungkin ini hanya perasaanku saja," kata Dona.
Lagian Farhan bukan laki-laki brengsek mana mungkin dia berbuat aneh-aneh, sambung Dona berkata pada dirinya sendiri.
Kemudian Dona bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Beberapa saat setelah Dona selesei mandi tiba tiba bel apartemen Dona berbunyi
Dona segera menuju pintu untuk melihat siapa yang datang
"Malam Don, makan yuk ini aku bawa makanan," kata Farhan.
"Oh iya han, masuk yaa tunggu di meja makan aku siapin makanannya," kata Dona.
Dona dengan sigap menuangkan beberapa menu makanan ke piring dan mangkok.
Di kursi makan Farhan memandang Dona dengan penuh perasaan, dalam hati ia berkata ''Andai aku tahu kamu bakal kembali pasti aku lebih rela untuk menunggu kamu dari pada menikahi wanita lain, andaikan Resty selembut dan sesabar kamu mungkin aku nggak semudah ini untuk berfikir atau sekedar berpaling sementara darinya."
"Yukk makan," ajak Dona.
Oh iya, jawab Farhan kaget. Lelaki ampan itupun terbangun dari khayalannya.
Kedua sejoli itupun menikmati menu makan malam dengan lahap.
"Enak ya Han, kamu beli dimana?" tanya Dona.
"Ini beli di Restauran langganan aku sm Mrs Renata, dessert ini Mrs Renata yang pesen khusus buat kamu," kata Farhan.
"Oh iya? Selama di sini Mrs Renata selalu baik sama aku Han," ucap Dona.
"Iya dia suda nganggep kamu seperti anaknya," kata Farhan.
Setelah makan malam selesai, keduanya melanjutkan ngobrol di ruang tengah.
"Han aku mau tanya boleh? Tapi jangan marah ya," kata Dona.
"Iya, mana bisa aku marah sama kamu Don," jawab Farhan..
"Apa semua ini rencana kamu?" tanya Dona.
"Maksudnya Don?" tanya balik Farhan.
"Iya, mulai dari kedatangan aku sampai kedatangan kamu kesini," tegas Dona.
"Don kamu terlalu jauh, aku memang cinta sama kamu tapi ini semua murni karena kerjaan," sangkal Farhan.
Farhan paham dengan karakter wanita yang berada di hadapannya itu, apabila dia jujur dia takut Dona akan menjaga jarak dengannya.
*****
Dalam kegiatan sehari- hari baik dalam urusan pekerjaan maupun di luar pekerjaan mereka sering bersama. Tak heran apabila rasa cinta diantara keduanya pun semakin tak terelakan. Kini tidak hanya balasan pesan mesra dari Farhan yang di tanggapi Dona, sentuhan-sentuhan mesra dari Farhan pun mulai ia balas meskipun masih dalam batas wajar. Sepertinya keduanya sama-sama sedang di mabuk asmara.
"Sayang besok libur jalan jalan yuk, kan lusa kamu udah pulang," ajak Dona manja.
"Iya sayang, kamu mau kemana? Tanya Farhan.
"Aku nurut deh asal sama kamu," ucap Dona.
Farhan pun semakin gemas dengan perkataan Dona, ia menghampiri Dona dan memeluknya dari belakang.
"Sayang kenapa nggak dari dulu ya kita begini," kata Farhan.
Lagian kamu dulu nggak ngungkalin ke aku padahal aku tahu kamu naksir aku," sahut dona.
"Aku dulu nggak pede sayang, belum tentu dulu kamu mau sama aku," kata Farhan.
"Siapa bilang, kamu itu laki-laki paling lempeng yang pernah aku temui, aku sebenernya juga naksir kamu hehee," goda Dona.
"Bearti salah siapa donk? Kan sama-sama nggak berani mengungkapkan," canda Farhan.
"Ahh nggak tahu deh," kata Dona berusaha melepaskan pelukan Farhan.
"Ngambek ya, cintaku ngambek," kata Farhan menggoda sang kekasih.
"Enggak," kata Dona menyangkal.
"Sayang aku serius ingin menikahi sama kamu," kata Farhan menggenggam tangan Dona.
"Ya nggak mungkinlah Han, kamu udah punya keluarga," kata Dona.
Wanita itu sadar ada hati yang harus di jaga.
"Aku bisa tinggalin Resty buat kamu sayang, aku ingin kamu jadi ibu dari anak-anakku," kata Farhan.
"Jangan, dia itu istri kamu yang menemani kamu selama ini, aku akan merasa bersalah kalau kamu sampai pisah sama dia," kata Dona.
"Terus, apa kamu mau di madu? Kalau kamu mau aku akan pulang besok untuk mengurus ini semua," kata Farhan.
"Andaikata aku mau, belum tentu Resty setuju, lagipula wanita mana yang rela melihat suaminya berbagi hati dengan wanita lain?" ucap Dona.
Farhan semakin risau mendengar ucapan sang pujaan hati.
"Terus mau di bawa kemana hubungan ini? Aku nggak mau gini terus aku takut suatu saat kamu ninggalin aku Don," kata Farhan.
"Kenapa sih dulu kamu nggak berusaha nyari aku? Sekarang kamu uda nikah gampang banget bilang maunl nyerain istrimu buat aku, terus besok- besok kamu mau ninggalin aku buat wanita lain lagi?" ucap Dona
"Aku nyari kamu Don, aku nggak pernah sejatuh cinta ini kepada wanita lain dari dulu kamu yang ada di hatiku," jawab Farhan.
"Han, tapi sekarang posisi kita serba salah, mungkin seharusnya kita di pertemukan kembali hanya untuk berteman. Tapi sekarang kita semakin hanyut dalam perasaan yang aku sendiri juga nggak bisa menyimpulkan," kata Dona.
Perdebatan itu terjadi sampai tengah malam hingga Dona terpaksa menegur Farhan.
"Sayang udah malem, kamu balik ya ke apartemen kamu," pinta Dona.
"Iya sayang," kata Farhan sambil mencium kening Dona.
Ia pun kembali ke Apartemennya dengan perasaan sedikit kacau.
*****
Keesokan paginya
Pagi ini Farhan sudah bersiap menuju apartement Dona. Dengan memberikan keleleuasaan kepada Farhan dengan memberikan akses apartementnya, Sekarang Farhan bisa dengan mudah keluar masuk ke apartement Dona.
''Sayang kamu masih tidur?'', tanya Farhan
Dona hanya mengagguk dengan posisi masih tertidur di ranjang miliknya.
''Yaudah kamu lanjut tidurnya, aku tunggu sampai kamu bangun'', kata Farhan sambil mencium kening Dona.
Farhan tak henti-hentinya memandang wajah sang pujaan hati. Sekitar duapuluh menit kemudian Dona bangun dari tempat tidur nya dan meregangkan badannya.
''Maaf ya sayang aku bangun nya lama'', kata Dona.
"Iya sayang gak apa-apa," kata Farhan sambil menghampiri Dona dan memeluknya dengan erat.
''Sayang lepasin, aku belum mandi'', pinta Dona.
Bukannya melepaskan pelukannya Farhan semakin bergeriliya menikmati tubuh Dona.
''Farhan!! Hentikan, kamu anggap aku wanita macam apa?'', teriak Dona sambil mendorong tubuh kekar Farhan.
Ia berlari keluar kamar dan meneteskan air mata, menurutnya kali ini Farhan sudah bertindak diluar batas. Meskipun sesekali Dona membalas sentuhan mesra Farhan tapi kali ini tindakan Farhan sudah sangat keterlaluan.
''Sayang maafkan aku, aku khilaf,'' kata Farhan sambil berlari mengejar Dona.
"Farhan, aku memang mulai jatuh cinta lagi sama kamu, tapi bukan bearti aku mau di giniin sebelum menikah", kata "Dona sambil menangis.
"Sayang apa kamu mau kita menikah sekarang?" tanya Farhan sambil menghapus air mata Dona.
Kalau itu mau kamu aku bisa pulang untuk menceraikan Resty dan aku akan menikahi kamu," kata Farhan.
Dona geram dengan ucapan Farhan yang sering berucap ingin menceraikan istrinya. Ini adalah pernyataan Farhan untuk kesekian kalinya.
"Kalau kamu sampai menceraikan istri kamu untuk kita, aku lah manusia yang merasa paling berdosa di dunia ini," jawab Dona.
"Terus apa yang aku bisa berbuat untuk bisa menikahi kamu dan hidup selamanya bersama kamu sayang?" tanya Farhan
"Farhan, tidakkah kamu merasa kita di pertemukan kembali di waktu yang kurang tepat?" tanya balik Dona.
"Bukankah semuanya yang tidak ada yang kebetulan sayang? pertemuan kita sudah diatur oleh Tuhan", jawab Farhan.
"Sampai kapanpun perasaanku cintaku sayangku ke kamu tidak akan pernah hilang, aku tulus banget sama kamu perjuanganku dan pengorbanan ku sangat besar untuk bisa mendapatkan kamu", sambung Farhan
"Lalu bagaimana dengan anak istrimu?, tanya Dona
Semua itu bisa aku atur, kalau kamu mau aku ceraikan Resty aku bisa menceraikannya sekarang juga, asalkqn aku bisa tetap bersama kamu", jawab Farhan
Seketika Dona terdiam, dia merasa bersalah telah hadir kembali di tengah-tengah rumah tangga Farhan.
"Kalau kamu memang cinta sama aku Kenapa kamu milih menikahi wanita lain dan tidak berusaha untuk mencari Aku Han?," tanya Dona, ia tersenyum dan kembali mengulangi pertanyaan nya semalam. Ia ingin memastikan apakah jawabannya sama dengan jawaban semalam atau adakah jawaban lain.
"Kamu mau tahu jawabannya?", tanya balik Farhan
Dona pun mengangguk
"Jujur Dari dulu aku tidak punya nyali untuk mengungkapkannya, karena kamu tahu keadaanku saat itu keadaan keluargaku saat itu jauh dibawah keluarga kamu, sedangkan aku setelah lulus kuliah dan aku merasa sukses aku terus mencari kamu tapi tak satupun teman-teman yang mempunyai kontak kamu, hingga akhirnya aku memutuskan untuk menikahi Resty," sanggah Farhan.
"Sebaiknya kita segera mengakhiri semua ini hubungan kita sudah tidak sehat, aku takut kedua orang tuaku, istrimu, serta keluargamu tahu pasti aku adalah pihak yang paling disalahkan dalam kasus ini," kata Dona.
"Enggak ada yang menyalahkan kamu sayang, aku akan berusaha menjaga dan melindungi kamu, tolong pikirkan baik-baik aku serius ingin menikahi kamu," jawab Farhan sambil menitihkan air mata.
"Farhan kasih aku waktu, dan untuk saat ini aku ingin sendiri", jawab Dona.
"Baiklah kalau itu mau kamu, tapi aku mohon tolong pikirkan dan pertimbangkan niatku untuk menikahi kamu karena aku serius sama kamu sayang", pinta Farhan sambil memegang kedua lengan Dona.
"Baiklah, aku akan mempertimbangkan itu semua, tapi aku minta kamu tinggalin aku sendiri," kata Dona.
Farhan pun meninggalkan apartemen Dona dengan wajah sendu penuh penyesalan dan perasaan kecewa. Dia berharap semoga Dona mau memberikan dia kesempatan mengingat ini bukan kekhilafan untuk pertama kalinya.