Langit tampak biru cerah, secerah hati Dona yang menantikan hari yang syahdu ini. Tepat hari ini, wanita cantik tersebut akan menandatangani kontrak dengan Mrs Renata dan juga karya tulisnya.
Dreertt dreett,, ponsel Dona berbunyi
"Hallo Don, kamu dimana? Hari ini jadi ketemu Mrs Renata kan?" tanya Farhan.
"Ohh iya Far jadi donk, kamu ikut kan?" tanya balik Dona.
"Iya dong sayang, kan aku maunya terus ada buat kamu," jawab Farhan.
"Eee gombal nya keluar, sekarang mulai pinter gombal yaa dulunya pemalu," jawab Dona tertawa.
"Ehh beneran lho Don ngga gombal ini, kata Farhan penuh perasaan.
Awas aku bilangin istrimu baru tau rasa," canda Dona.
Sang wanita menanggapi ucapan Farhan sebagai bahan candaan. Hal tersebut berbanding terbalik dengan tanggapan Farhan. Pria tersebut serius dengan kata-kata yang ia lontarkan.
"Haghh, lagi males ngomngin dia," jawab Farhan.
"Ohh, yaudah deh aku nggak ikut-ikut hehe," sahut Dona mencoba menghindar.
"Yaudah nanti aku jemput kamu ya?" ucap Farhan lembut.
"Kalau nggak ngrepotin sih ngga apa-apa, jawab Dona.
"Oke sayang, aku jemput jam 4 sore ya?" Kata Farhan mesra.
"Ehhh, jam segitu aku baru dandan deh Han,, kamu mau nungguin?" kata Dona.
"Kamu nggak dandan juga udah cantik sayang. Iyaa aku tungguin apa sih yang enggak buat primadonaku," kata Farhan kembali memuji Dona, wanita itu mulai terbiasa dengan pujian-pujian yang di utarakan Farhan.
"Gombal terus sampai besok, awas yah nanti kalau ketemu aku cubit kamu," kata Dona memanja.
"Eemm udah dulu yaa Han, aku masih di kantornya pak Benjamin habis tanda tangan kontrak," timpal Dona.
Dona menyudahi obrolan tersebut.
*****
Di kediaman Farhan nampak sang istri sah mondar mandir seperti orang kebingungan, tiba-tiba dia teringat akan tawaran Yana untuk membantunya.
Tuuut tuttt, Resty mencoba menghubungi Yana.
Hallo Yan, kata Resty
"Hallo Res, gimana ada kemajuan apa?" tanya Yana dengan nada santai.
"Nah itu Yan, aku mau minta bantuan kamu bisa ngga kita ketemu hari ini?" kata Resty lirih.
"Boleh Res, nanti aku jemput kamu aja yaa sorean", jawab Yana dengan nada semangat.
"Oke Yan, thanks ya," kata Resty.
Menurut Resty untuk masalah yang di ma hadapi kali ini Yana lebih bisa di andalkan dari pada Lisa.
*****
Waktu menunjukan pukul 15.30, Farhan segera menuju rumah Dona. Badan kekar nya di balut dengan kemeja bewarna putih dan celana bahan. Pakaian tersebut semakin membuatnya tampan. Ceo tersebut bergegas menuju rumah wanita idaman. Ia mengemudikan mobil kesayangan dengan penuh kehati-hatian. Mobil mewahnya berhenti di depan gerbang rumah Dona.
Triing triingg, bell rumah Dona berbunyi. Mbok Mar segera mendekati pintu gerbang itu.
"Dona ada mbok?" tanya Farhan tersenyum.
"Ada mas baru selesei mandi," kata Mbok Mar membukakan pintu pagar.
Farhan segera memarkirkan mobilnya ke halaman rumah Dona.
"Mas Farhan ayo masuk dulu," ajak Mbok Mar.
Ia pun mengikuti langkah kaki Asistan rumah tangga itu.
"Silahkan duduk, saya bikinkan minum yo?" kata mbok Mar mengeluarkan logat medok jawanya.
"Mksh, nggak usah repot-repot Mbok, jawab Farhan.
"Nggak repot mas, wong cuma minum sekalian saya kasih tau mbak Dona," kata mbok Mar.
Tiba-tiba dona datang menghampiri keduanya di ruang tamu.
"Lho mbak Dona tumben cepet, ini mas Farhan belum tak bikinin minum lho mbak," kata mbok Mar.
"Iya mbok aku nggak dandan, soalnya kata Farhan aku nggak usah dandan udah cantik," kata Dona manja mengedipkan mata sayunya menggoda Farhan, tapi hanya untuk sekedar bercanda.
"Emang iya kan," jawab Farhan melihat kearah Dona. Pesona Dona di mata Farhan memang tiada batas. Pikiran Farhan semakin melayang melihat wajah Dona natural tanpa make up dengan rambut lurus panjang setengah basah semakin membuat Dona terlihat segar menggoda.
"Eehh mas Farhan kok melongo lihat mbak Dona sih? Awas jatuh cibta lho," ucap mbok Mar.
"Hehee, Dona cantik ya mbok," kata Farhan tersipu malu.
"Gombal ah, yukk cabut Han tp nanti aku dandan di mobil ya hehee," pinta Dona sedikit manja. Keanggunan Dona semakin membuat Farhan berdebar.
Iyaa, kata Farhan.
Kedua nya segera melangkahkan kaki menuju mobil Farhan.
Sore ini Resty yang sudah bersiap, menunggu sahabat nya di pagar rumah. Terlihat mobil Yana. mendekatinya, merekapun segera jalan untuk mencari tempat yang belum tertentukan.
Tiga puluh menit kemudian, Yana menjumpai Mobil Farhan di sebuah Restauran.
"Res, itu bukannya mobil Farhan ya?" tanya Yana kaget.
"Iya Yan itu mobil mas Farhan, jawab Resty refleks.
"Lho kok dia turun sama cewe Res," kata Yana.
Amarah Resty seketika memunca, melihat pemandangan yang menyepatkan matanya sore itu.
Suaminya turun dari mobil bersama Dona dan terlihat sangat akrab. Sesekali mereka saking menebar senyum manis.
"Dasar pelakor, wanita jalang," kata Resty berusaha membuka pintu mobil.
"Ehh km mau kemana Res? Sabar dulu," kata Yana mencegah dan menarik tangan sahabatnya itu.
Resty pun kembali duduk dengan raut wajah masam hatinya terluka bak tertusuk puluhan pisau.
"Tentu saja aku mau nyamperin mereka," jawab Resty mencoba menahan amarah.
"Tunggu Res, kita intai dari luar aja gimana?" tanya Yana.
Resty pun mengangguk menyetujui pendapat sahabatnya itu.
Tak berapa lama sebuah mobil mewah berhenti berhadapan dengan mobil mereka.
Keluarlah dari mobil tersebut sesosok wanita paruh baya cantik nan modis.
"Itu kan Mrs Renata, kata Resty.
"Kamu kenal Res?" tanya Yana menatap ke arah Resty.
"Iya kenal dia salah satu relasi bisnis terpenting suamiku, waktu di hotel memang Mrs Renata sempat bercerita akan bertemu dengan Dona dan mas Farhan," jawab Resty sedikit lega.
"Kan Res, coba tadi kamu nglabrak mereka apa yang terjadi pada bisnis suamimu ke depan?" kata Yana.
"Iya Yan, aku tuh udah muak banget sama Dona dan mas Farhan," kata Resty.
Rasa penasaran Yana mendadak muncul, ia mengajak Resty untuk mengintai lebih dekat sang suami.
"Apa kita masuk aja Res, nyari tempat agak jauhan tapi masi bisa kejangkau buat dengerin obrolan mereka?" saran Yana.
"Setuju Yan, tapi aku takut ketahuan," kata Resty sedikit tak yakin.
"Tenang Res, kamu tutupin rambut kamu pakai syal sama baju panjang yang barusan aku beli. Kamu ambil di kursi belakang ya," kata Yana menujuk kearah kurilsi di belakangnya.
Sebelum melihat mobi Farhan, mereka memang sempat mampir ke sebuah butik.
"Iya Yan, terus kamu pakai apa?" tanya Resty.
"Udah aku gini aja, Farhan gak mungkin hafal sama aku," kata Yana meyakinkan sahabatnya
Setelah berganti kostum keduanya bergegas menuju restoran dan memilih duduk persis di belakang meja Farhan.
Keduanya memilih posisi duduk membelakangi meja tersebut.
Sesampainya di meja yang di pilih Farhan, Mrs Renata bersalaman dengan Farhan dan Dona.
"Ini mbak Dona ya?" Cantik sekali yaa, cantikan aslinya lho dari pada di foto, puji Mrs Renata.
"Iya mrs terima kasih, tp sepertinya lebih cantik Mrs Renata deh," kata Dona tersenyum dan membalas memuji.
"Oh iya Mrs Renata silahkan duduk, silahkan pilih menu nya ya," kata Farhan memberikan daftar mene restauran tersebut kepada CEO cantik tersebut.
"Oke," kata Mrs Renata.
Selesai memilih menu makanan, Mrs Renata membuka obrolan soal project yang akan di tawarkan kepada Dona. Sesekali Farhan ikut masuk dalam obrolan intim tersebut. Dona yang cerdas seketika merespon tiap penjelasan dan membuat Mrs Renata jatuh hati. Wanita paruh baya tersebut, berani memberikan project yang luar biasa kepada Dona.
Sedangkan di meja belakang, Resty dan Yana tampak serius menguping pembicaraan dari meja Farhan.
Makanan pun mulai tersaji di meja.
"Mrs Renata silahkan," kata Farhan.
"Iya Pak, ayo mbak Dona makan," ajak Mrs Renata tersenyum.
"Iya Mrs," jawab Dona membalas dengan senyuman.
Acara makan sudah terlaksana, saatnya mereka kembali membahas urusan pekerjaan.
"Sudah jelas kan mbak Don tentang project yang saya tawarkan? Apa ada yang perlu di tanyakan?" tanya Mrs Renata.
"Tidak ada Mrs, terima kasih penjelasannya," jawab Dona tersenyum ramah.
Tak lama kemudian Mrs Renata menyudahi pertemuan tersebut.
"Oke, jadi sudah jelas ya mbak Dona? Besok saya minta sekretaris saya menyiapkan kontrak kerja," kata Mrs Renata.
"Iya Mrs, sebelumnya terimakasih sudah mempercayakan dan memberikan saya kesempatan untuk bergabung dengan Perusahaan ini," jawab Dona bahagia.
"Sama-sama mba Dona, saya pamit dulu yaa masih ada urusan lain," kata Mrs Renata beranjak dari kursinya.
Farhan dan Dona pun mengantar Mrs Renata sampai ke parkiran.
"Don, kamu sekalian masuk mobil ya aku mau bayar dulu, atau kamu masih mau lanjut makan??" tanya Farhan.
"Emmm enggak deh Han, kenyang hehehe," jawab Dona sedikit memanja.
"Yaudah kamu masuk dulu ya," kata Farhan.
Ia kembali memasuki restauran dan menuju kasir. Selesei membayar Farhan pun bergegas menuju mobil.
"Oh iya Han, aku transfer sekarang ya buat ganti makanan tadi," kata Dona
"nggak usah," kata Farhan menolak.
"Ihh, baik banget sih, terima kasih. Tapi kali ini aku maksa aku yang bayar," tegas Dona.
Farhan tetap menolal dengan berbagai cara. Ia pun mulai membuka obrolan.
"Don aku mau ngomng sesuatu," kata Farhan sambil mengemudikan mobilnya.
"Iyaa ngomng aja," kata Dona menatap Farhan.
"Perasaan aku ke kamu masih sama seperti dulu nggak ada yang berubah," ucap Farhan sesekali memandang wajah ayu Dona.
"Ah, mungkin itu hanya sisa-sisa rasa zaman SMA," celetuk Dona dengan nada bercanda.
"Aku serius Don," ucap Farhan memegang tangan Dona.
"Kamu kan udah punya anak dan Istri han, apakata orang tentang aku coba kalau tau soal ini," tegas Dona melepaska tangan Farhan.
"Tapi aku nggak bisa bohong Don, aku tulus sama kamu," kata Farhan.
"Kalau kamu tulus sama aku kenapa dulu kamu engga nikahin aku?" tanya Dona santai.
"Kamu keluar negeri, aku sudah mencoba mencari kontak kamu tapi nggak ketemu," jawab Farhan.
"Jujur Han, beberapa hari ini aku juga kepikiran aku nyaman sama kamu tapi posisi kita udah nggak seperti dulu lagi," kata Dona menjelaskan perasaannya.
"Don, andaikata waktu bisa di puter aku lebih memilih menikahi kamu, cintaku ke kamu begitu besar Don," kata Farhan.
Mebdengar ucapan tersebut, Dona berusaha memberi pengertian kepada Farhan.
"Farhan, kamu nggak boleh bicara seoerti itu. anak istrimu sekarang itu rezeki kamu, gerutu Dona.
Farhan termenung, tak berapa lama tibalah mereka di depan rumah Dona. Tiba-tiba Farhan memegang tangan kanan Dona.
"Don, kalau aku cerain istriku apa kamu mau nikah sama aku?" tanya Farhan memelas.
"Hussh, Han km nggak boleh gitu, aku nggak mau jadi orang ketiga, aku juga masih ada perasaan sama kamu tapi aku mencoba menghilangkan rasa itu mengingat status kamu sekarang," jawab Dona.
"Pliss Don, aku sayang banget sama kamu matipun aku rela buat kamu," ucap Farhan dengan bercucuran air mata.
Wanita itu semakin tak mengerti dengan jalan pikiran pria yang sedang bersamanya ini.
"Far, kita ikutin alurnya Tuhan aja jangan sampai rumah tanggamu hancur karena aku, aku akan semakin merasa bersalah," tegas Dona.
"Iya Don, tapi aku minta kamu jangan tinggalin aku lagi," jawab Farhan.
"Lho bukannya kamu yang ninggalin aku, kan kamu yang nikah duluan, aku langsung pulang ya Han," ucap Dona tertawa untuk sedikit mencairkan suasana.
Mendengar jawaban dari wanita yang berada di sampingnya itu, ia pun termenung dan segera melajukan mobilnya menuju rumah Dona.