.
.
Sirene polisi terdengar keras di susul suara ambulance membelah kumpulan manusia dengan rasa penasaran tinggi bercampur perasaan mencekam usai temuan sosok mayat pria tergeletak begitu saja di tong sampah, hanya kardus sebagai penutup tubuh kakunya. Siapapun pembunuhnya pastilah sosok itu adalah orang yang sangat keji dan tak manusiawi.
Sedari tadi sosok tinggi itu hanya diam di tempatnya tanpa bergerak sedikitpun dari posisi berdirinya kini, mata elangnya sibuk mengamati kerumunan manusia tengah asik berbisik dengan raut wajah ngeri. Melihat kerumunan warga di gelitik penasaran itu membuat polisi segera meminta mereka bubar menjauhi tempat TKP kini sesak manusia dengan rasa penasaran mereka, siapa korbannya, dengan apa dia di bunuh. Begitulah kiranya isi kepala orang di sana.
* * *
Sebuah gambar muncul dari layar proyektor, beberapa photo hasil olah TKP di pertontonkan pada badan penegak yang bersangkutan di sana, wajah mereka nampak sesekali terlihat ngeri dengan kondisi sang korban nampak mengenaskan.
Jessica dengan wajah serius nampak menunjukan beberapa hasil dari indifikasi tempat korban di temukan.
"Ada laporan beberapa hari yang lalu seseorang pria yang menghilang dari kamar kosnya. Sosok orang hilang dan Badruu si korban pembunuhan adalah orang yang sama, tapi yang membuat kesulitan mencari motif pembuhan dan informasi korban karena Badruun adalah orang rantau yang sering berpindah tempat tinggal dan tak akbrab dengan tetangganya...."
"Lalu bekas dialami si korban kenapa bisa nampak di cabik sejenis anjing liar sedang di sana adalah kompleks bebas hewan...pembunuhannya nampaknya bukan di lakukan di dekat daerah tersebut."
"Tapi saya punya satu clue," ujar perempuan bernama Jessica tersenyum simpul, slide selanjut nya di tampilkan dari layar proyektor.
"Sebelum meninggal beberapa saksi mata kerap melihat dia berkeliaran di wilayah sekolah SMA Budi Utama."
"Budi Utama? Bukanya itu sekolah elit?"
"Benar, itu sekolah elit. Dia masih bujang dan tak ada yang mengetahui pasti kenapa berkeliaran di sana, dan... itu di perkuat dari tetangganya yang sering berpapasan dengan dia saat pergi ataupun pulang di jam-jam anak sekolah dan sekitar sana."
"Kurasa kita bisa mulai dari sana."