Chereads / Cinta Sang Mafia / Chapter 20 - Layani Aku!

Chapter 20 - Layani Aku!

"Aku tidak ingin menjadi pelampiasan dan budak nafsu Zyan, bagaimana caranya aku menolak untuk melakukan itu, tolong aku, Mom, aku sangat takut." mata Zyan memicing saat mendengar apa yang Cristie ucapkan. Zyan pun menatap tajam wanita yang belum menyadari kehadirannya di sana.

"Kau pikir aku akan tergiur melihat tubuhmu, dasar bodoh." batin Zyan mengumpat, lalu tersungging senyuman jahat dari sudut bibirnya.

"Kalau begitu, kau layani aku sekarang!" mata Cristie terbelalak sempurna saat mendengar suara Zyan yang berada tak jauh darinya bahkan mereka hanya terhalang oleh tralis balkon.

"La ... Layani kau?" tanya Cristie dengan suara terbata karena masih terkejut.

"Ya, memangnya aku mengeluarkan uang yang sangat banyak hanya untuk cuma-cuma," jawab Zyan dengan melipat kedua tangannya di dada.

"Ak ... Aku mohon jangan lakukan itu, aku akan mencicil uang yang kau berikan kepada daddy," jawab Cristie dengan suara yang gemetar.

"Kau akan mencicilnya seumur hidup?" tanya Zyan dengan alis yang terangkat dan tatapan menantang.

"Tak masalah, asal kau tidak memaksaku untuk ...."

"Aku tidak mau, kau harus tetap melayaniku, bersiaplah, aku ke kamarmu sekarang juga," ucapan Zyan membuat wajah Cristie menjadi pucat, Zyan pun menyeringai dengan senyuman penuh kemenangan, lalu dia pergi dari balkon menuju kamar Cristie.

"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan," ucap Cristie yang mulai merasa panik, dengan langkah cepat Cristie hendak mengunci pintu, tapi terlambat dan ...

BRAAK

Zyan masuk dan membuka pintu dengan sangat kencang hal itu membuat Cristie semakin gemetar ketakutan. Zyan berjalan perlahan menghampiri Cristie dengan seringainya.

"Ak ... Aku mohon jangan lakukan ini, aku akan bekerja seumur hidup untuk melunasi semua hutangku," ucap Cristie dengan ketakutan seraya berjalan mundur untuk menghindari Zyan.

"Aku tidak mau, aku hanya ingin kau memuaskan aku sekarang," ucap Zyan sambil melayangkan tatapan ya jam nya kepada Cristie, hal itu membuat Cristie semakin tidak nyaman dan ketakutan.

Zyan terus berjalan ke depan, sedangkan Cristie terus berjalan mundur hingga dirinya terduduk di atas ranjang, Zyan pun kembali menatap Cristie dengan senyuman penuh kemenangan yang tersungging di wajah tampannya.

"Please, ja ... Jangan lakukan itu," ucap Cristie yang semakin ketakutan karena kini Zyan sudah berada tepat di hadapannya.

"Tidak bisa, kau harus melayani aku sekarang juga," ucap Zyan dengan wajah datarnya.

"Ya Tuhan, tolong aku, siapa saja tolong datang ke sini." batin Cristie berucap, dia benar-benar sangat ketakutan.

"Berbaring, atau aku akan melenyapkanmu," ucap Zyan dengan tatapan tajamnya, dengan cepat Cristie pun menggelengkan kepalanya.

"Hmm ... Itu pertanda apa? Kau akan melayani aku atau kau, aku lenyapkan?" tanya Zyan dengan memandang lekat wajah Cristie, di sana benar-benar terlihat jelas wajah yang memerah karena merasa takut.

"Tidak dua-duanya," ucap Cristie dengan suara lirih bercampur gemetar.

"Sayangnya aku hanya memberimu dua pilihan itu, mati atau melayani aku," ucap Zyan kembali mengancam Cristie.

"Aku tidak mau melayanimu, tapi biarkan aku hidup agar aku bisa melunasi semua hutangku," ucap Cristie.

"Kenapa kau tidak ingin melayaniku, apa kau takut hamil, tenang saja aku akan menggunakan pengaman," ucap Zyan.

"Aku tidak akan menyerahkan kehormatanku kepada pria yang bukan suamiku," ucap Cristie.

"Bagus, berarti kau masih virgin, belum terjamah oleh siapa pun, aku akan sangat puas menikmati itu," ucap Zyan, lalu dia mendorong tubuh Cristie hingga dis berbaring di atas ranjang, tubuh Cristie semakin bergetar dengan hebat karena ketakutan, tapi dia tidak berusaha untuk melawan sama sekali.

"Dasar wanita ini, kenapa tidak melawan sama sekali, jika si bastard itu yang berada di posisi ini, dia pasti tidak akan selamat." batin Zyan berucap dengan terus memandang wajah Cristie.

"Lepaskan aku," ucap Cristie dengan perlahan Zyan memajukan wajahnya, mata Cristie membulat sempurna saat Zyan mengecup bibirnya.

"Kenapa aku tidak merasakan apa-apa saat melakukan ini dengan dia." ucap Zyan di dalam hatinya, lalu dia mulai mengecup lagi bibir ranum Cristie. "Ah ... Sial, aku tetap tidak merasakan apapun," umpat Zyan lalu dia segera melepaskan pagutan bibirnya.

Pletaak.

Zyan menyentil kening Cristie dengan sangat kencang, membuat Cristie terkejut dan meringis.

"Dasar bodoh, kenapa kau tidak melawan?" tanya Zyan, lalu melepaskan Cristie dari bawahnya dan duduk di samping Cristie, wanita itupun duduk di samping Zyan dengan tatapan tidak mengerti.

"Ma ... Maksudmu?" tanya Cristie dengan suara gemetar.

"Seharusnya kau melawan saat ada pria yang berbuat seperti ini kepadamu, bukan pasrah dan diam saja, jika bukan aku yang melakukan ini, kau akan habis," jawab Zyan.

"Aku tidak mengerti," ucap Cristie.

"Astaga, Ya Tuhan, terbuat dari apa otak wanita ini, jika ada pria yang melecehkanmu, kau akan diam saja seperti tadi, setidaknya kau tampar aku."

Plaak

Cristie benar-benar menampar pipi Zyan dengan sangat kencang, hal itu membuat Zyan kesal.

"Kenapa kau menampar aku, huh?" tanya Zyan dengan nyalang.

"Kau yang meminta aku menamparmu tadi, kenapa sekarang kau yang marah, salahku di mana?" tanya Cristie.

"Ya ampun, di sini yang bodoh dia atau aku?" tanya Zyan dalam hatinya.

"Oke, aku yang salah bukan kau," jawab Zyan lalu beranjak dari ranjang.

"Pria aneh, tadi dia yang meminta aku untuk menamparnya, sekarang dia yang marah, benar apa yang dikatakan oleh oma, dia sangat menyebalkan," ucap Cristie lirih.

"Kau mengatakan apa?" tanya Zyan.

"Tidak ada," jawab Cristie lalu Zyan melangkahkan kaki keluar dari kamar Cristie, saat sampai pintu Cristie memanggil Zyan.

"Zyan tunggu!"

"Apa?" tanya Zyan datar seraya melihat kepada Cristie.

"Soal uang itu bagaimana?" tanya Cristie gugup.

"Tidak perlu kau pikirkan, aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan," jawab Zyan.

"Tidak bisa, aku akan tetap membayarnya, beri aku waktu untuk mengumpulkan uang, lagi pula, opa memberikan aku bayaran yang cukup besar." Zyan malah tersenyum tipis mendengar ucapan Cristie.

"Kau akan membayarku dengan uang yang opa berikan?" tanya Zyan sedikit mengejek.

"Ya, memangnya kenapa?" tanya Cristie.

"Kau lupa siapa aku?" tanya Zyan.

"Tidak, kau tentunya Zyan Harisson, cucu dari ...." jawaban Cristie terhenti kerena mengerti apa maksud Zyan.

"Sudah paham? Aku tidak butuh uangmu," ucap Zyan lagi.

"Tapi, kau tidak akan memintaku untuk melayanimu?" tanya Cristie.

"Aku bukan pria yang akan memanfaatkan kesulitan seorang wanita, seseorang yang sangat berarti dalam hidupku pernah berada di posisimu, jadi aku hanya menolongmu, tidak lebih dan jangan pernah berharap lebih," ucap Zyan.

"Really?" tanya Cristie.

"Ya karena aku masih waras, lagi pula tubuhmu tidak terlihat seksi sama sekali, aku tidak tergiur sedikitpun, kau sangat kurus Cristie, apa yang bisa aku pegang di sana," jawab Zyan mengejek lalu pergi dari kamar Cristie.