Chereads / Cinta Sang Mafia / Chapter 16 - Suami Istri?

Chapter 16 - Suami Istri?

"Biar dia diantar supir saja," ucap Zyan.

"Tidak, Zyan, Oma tidak akan mempercayakan Cristie kepada orang lain. Bagi Oma, Cristie sama sepertimu, kau juga tau kalau Oma sangat ingin memiliki anak dan cucu perempuan," ucap Elma.

"Aku bisa pergi sendiri, Oma," ucap Cristie, dia tidak ingin melihat Zyan dan Elma berdebat karena dirinya.

"Oma dengar, dia bisa pergi sendiri," ucap Zyan.

"Hari menjelang malam, sangat berbahaya jika wanita pergi sendirian, kau sangat tau bagaimana keadaan malam hari di kota ini," ucap Elma.

Zyan lalu beranjak dari tempatnya melirik sekilas kepada Niela yang masih diam.

"Kau jadi pergi atau tidak? Urusanku masih sangat banyak!" ucap Zyan dengan tatapan tajam.

"Astaga ... pantas saja selama ini tidak ada wanita yang dekat denganmu, sikapmu sangat menyebalkan, Damian," ucap Elma dengan gemas.

"Oma, Opa aku pergi dulu," ucap Cristie, setelah berpamitan dia pergi mengikuti Zayn

"Hati-hati, Nak," ucap Elma.

"Apa ini akan berhasil?" tanya Felix.

"Entahlah, aku tidak tau, kita coba saja lihat bagaimana perkembangannya," jawab Elma.

"Apakah saat aku muda sikapku sama seperti dia?" tanya Felix.

"Kau memang menyebalkan, tapi tidak seperti dia, Damian itu sangat-sangat menyebalkan." Felix tertawa mendengar jawaban Elma.

"Walaupun aku sangat menyebalkan, kau sangat mencintai aku sampai saat ini," ucap Felix dengan jahil.

"Haiish ... jangan membicarakan hal itu, kita sudah tua, sudah tidak pantas mengumbar cinta," ucap Elma.

"Kita memang harus terus mengumbar cinta, agar di mansion ini penuh dengan cinta lagi seperti dulu, tidak seperti sekarang, yang ada hanya ketegangan dan perseteruan, entah kapan ini akan berakhir," ucap Felix.

"Semoga dengan kehadiran Cristie, keadaan di sini menjadi lebih baik, sebelum mati aku ingin melihat Darren bahagia," ucap Elma.

"Apa yang kau katakan, kita akan hidup seratus tahun lagi," ucap Felix.

"Cih ... uangmu tidak bisa kau gunakan untuk mencegah malaikat pencabut nyawa tidak menyabut nyawamu," ucap Elma.

"Ya aku tau, andai saja malaikat pencabut nyawa bisa aku suap, aku akan melakukan itu agar dia tidak mencabut nyawa Liona," ucap Felix.

"Kau ini ada-ada saja," ucap Elma lalu tertawa.

***

Entah kenapa keadaan di dalam mobil terasa sangat mencekam, Cristie menggenggam telapak tangannya dengan sangat kuat, karena merasa tidak nyaman bersama dengan Zyan, apalagi sejak tadi pria yang ada di sampingnya ini bersikap tidak baik kepadanya.

Sebenarnya Cristie sudah ingin duduk di belakang, tapi Zyan dengan sengitnya meminta dia untuk duduk di depan dengan berkata jika Zyan bukan supir Cristie, mau tidak mau Cristie menuruti perintah Zyan dengan perasaan sedikit takut.

"Sial!" umpat Zyan di dalam hatinya lalu melirik sekilas kepada Cristie yang memalingkan wajahnya ke arah jalan, "Kenapa oma dan opa selalu menempatkan aku dalam keadaan seperti ini, sangat memuakkan." batin Zyan berucap, pandangannya kembali lurus ke arah depan.

Pandangan Zyan memicing saat melihat seorang wanita yang dia kenali berdiri di pinggir jalan seperti sedang menunggu taksi.

"Wanita bodoh itu lagi, sedang apa dia di sini, hari sudah mulai malam, apa dia tidak tau berkeliaran malam-malam di kota ini sangat berbahaya," ucap Zyan lalu menghentikan mobilnya di hadapan Valencia.

"Kenapa aku jadi mengkhawatirkan dia." batin Zyan berucap, dia akan melajukan mobilnya lagi tapi terlambat Valencia sudah menyadari kehadiran Zyan

"Maaf, rumahku masih jauh dari sini, apa aku harus turun di sini?" tanya Cristie.

"Diam!" ucap Zyan dengan tatapan tajamnya membuat Cristie merinding, lalu Zyan menurunkan kaca mobilnya, terlihat sangat jelas Valencia terkejut karena di dalam mobil Zyan ada seorang wanita cantik duduk di sampingnya.

"Kau sedang apa di sini, bodoh?" tanya Zyan.

"Haiish ... dasar manusia kutub, apa kau tidak bisa bersikap ramah kepada wanita?" tanya Valencia dengan sengit.

"Masuk!" perintah Zyan.

"Tidak mau, aku bisa pulang sendiri," ucap Valencia.

"Keras kepala, di sini sangat berbahaya apalagi jika kau sendirian, aku akan mengantarmu pulang," ucap Zyan, lalu Valencia melirik sekilas kepada Cristie yang diam saja memperhatikan mereka.

Valencia merasakan sesuatu saat melihat Zyan bersama dengan wanita lain, "Astaga, semoga ini bukan perasaan cemburu, dia sudah menikah dan wanita itu pasti istrinya, come on Vallery, jangan mengharapkan hubungan lebih dengan seorang pria yang memiliki istri." batin Valencia berucap.

"Cepat masuk atau aku akan menyeretmu!" ucap Zyan dengan tatapan tajamnya.

"Ya Tuhan, kenapa ada manusia seperti dia di muka bumi ini," ucap Valencia yang mulai kesal, dia pun masuk ke mobil Zyan dengan perasaan campur aduk, antara perasaan cemburu dan tidak enak karena sudah menjadi orang ketiga di antara Zyan dan Cristie.

Setelah Valencia duduk dengan nyaman di belakang, barulah Zyan melajukan mobilnya, keadaan benar-benar sangat hening, hingga Valencia mulai mencairkan suasana bertanya kepada Cristie.

"Nona, kita belum berkenalan, aku Valencia, Anda siapa?" tanya Valencia.

"Namaku Cristie, senang berkenalan denganmu," jawab Cristie seraya melirik kepada Valencia yang duduk di belakangnya.

"Aku ingin meminta maaf karena semalam, Zyan ...."

"Diamlah, Valencia," ucap Zyan dengan sinis.

"Kalian bertengkar gara-gara aku?" tanya Valencia karena merasa tidak enak dengan sikap Zyan dan Cristie yang saling diam tidak bertegur sapa, Valencia pikir jika mereka bertengkar gara-gara dirinya yang meminta Zyan tidak pulang semalam.

"Bertengkar karena kau, maksudnya apa?" tanya Cristie dengan kening yang berkerut.

"Memangnya Zyan tidak menceritakan apa-apa?" tanya Valencia.

"Aku sudah katakan agar kalian diam!" ucap Zyan dengan sengit, Valencia dan Cristie langsung diam tidak ada lagi yang bersuara.

"Rupanya dia benar-benar bertengkar dengan istrinya gara-gara ulahku, pria ini pasti tidak menjelaskan apa yang aku katakan." batin Valencia berucap, tak lama Zyan menghentikan mobilnya di tempat kemarin Valencia meminta turun.

"Terima kasih, maaf karena aku sudah membuat kalian bertengkar, suamimu sangat baik Cristie, tapi sayangnya dia sangat kasar kepadaku ...."

"What? Suami?" tanya Cristie memekik tertahan saat mendengar ucapan Valencia.

"Iya, dia suamimu, apa karena semalam dan kemarin dia tidak pulang kau lupa jika dia suamimu?" tanya Valencia.

"Dia bukan su ...."

"Cepatlah turun, dan jangan berkeliaran lagi," ucap Zyan menyela ucapan Cristie.

"Hei Crostie, semoga kau tahan dengan sikap dia yang seperti beruang kutub ini," ucap Valencia.

"Apa yang kau katakan?" tanya Zyan dengan nyalang.

"Iya kau seperti beruang kutub, menyeramkan dan selalu dingin, aku sangat ingin membekap mulutmu agar kau tidak bisa berkata kasar lagi," jawab Valencia lalu dia turun dari mobil Zyan, dan menutup pintu mobil Zyan dengan sangat kencang.

"Kau ingin merusak mobilku?" tanya Darren sengit.

"Untuk apa merusak mobilmu, lebih baik aku lenyapkan langsung pemilik mobil ini," jawab Valencia lalu pergi.

"Wanita gila, aku sangat menyesal mengantarkan dia pulang, lihat saja nanti jika kau berada di halte lagi seperti tadi, aku tidak akan tergiur untuk mengantarmu pulang," maki Zyan, tapi percuma Valencia tidak akan mendengarnya.