Chereads / Cinta Sang Mafia / Chapter 15 - Perawat Pribadi Nyonya Besar

Chapter 15 - Perawat Pribadi Nyonya Besar

Zyan mulai melangkahkan kakinya untuk pergi, tapi Felix mencegahnya.

"Jangan cegah aku, Opa, aku sangat muak berhadapan dengan wanita ular seperti dia," ucap Zyan, sedangkan Cristie yang tidak mengerti apa-apa, hanya menjadi pendengar perdebatan di antara mereka.

"Kau adalah pewaris tunggal dan pemilik yang sebenarnya kekayaan ini, jadi bukan kau yang pergi dari sini, tapi orang yang tidak tau diri yang harus pergi," ucap Felix dengan nada datar.

Tangan Merlin mengepal dengan kuat saat mendengar apa yang diucapkan oleh Felix, raut wajahnya terlihat memerah karena menahan amarah.

"Seharusnya kau tunjukkan wajah itu kepada anakku, jangan kepadaku, apa kau tidak malu sudah membuat kekacauan ini?" tanya Elma dengan tatapan seolah-olah ingin membunuh Merlin.

"Apa kesalahanku kepada kalian? Kenapa kalian sangat membenci aku?" tanya Merlin dengan suara dibuat memelas.

"Cih ... Sangat menjijikan, wanita murahan," ucap Zyan.

"Zyan!" pekik suara bariton seorang pria, semuanya menoleh ke arah pemilik suara itu.

Merlin langsung berbalik dan memeluk suaminya yang baru saja tiba, Jonathan menatap nyalang kepada Zyan yang sudah memaki Merlin.

"Aku sudah katakan, bersikap baik kepada ibumu!" bentak Jonathan.

"Dia bukan ibuku, dia hanya istrimu!" ucap Zyan dengan tatapan tajamnya.

"Sudahlah, jangan memaki Zyan lagi, dia tidak bersalah, aku sangat mengerti, Zyan pasti tidak mau menerima aku sebagai ibu sambungnya karena dia sangat mencintai ibunya, aku cukup tau diri," ucapan Merlin membuat Jonathan semakin menatap nyalang kepada Zyan.

"Kau dengar apa yang diucapkan oleh wanita yang sudah kau maki?" tanya Jonathan.

"Aku tidak butuh pembelaan darinya, aku tidak akan termakan tipu muslihat yang dia lakukan, aku tidak sebodoh yang kau kira," ucap Zyan seraya melayangkan tatapan tajam kepada Merlin.

"Bawa dia pergi dari sini, sebelum aku benar-benar muak dan menyeret kalian keluar dari sini," ucap Felix dengan wajah datar kepada Jonathan.

"Kalian terlalu memanjakan anak ini, Mom, Dad, itulah yang membuat dia semakin liar," ucap Jonathan lalu membawa Merlin menuju kamar mereka.

"Andaikan aku bisa berjalan, sudah aku pastikan dia tidak akan selamat dari tamparanku," ucap Elma.

"Duduklah, Zyan," ucap Felix, Zyan pun menuruti perintah kakeknya.

"Cristie, maafkan untuk kejadian tadi, kau pasti merasa tidak nyaman," ucap Elma.

"Tidak apa, Nyonya, seharusnya saya yang tau diri dan tidak berada di antara kalian," ucap Cristie.

"Jangan panggil aku, Nyonya, panggil aku Oma dan panggil suamiku, Opa, seperti pria es itu memanggil kami," ucap Elma.

"Tapi, Nyonya ...."

"Kau sudah tau jika aku tidak suka dibantah," ucap Felix.

"Lebih baik kita makan sekarang, kalian pasti lapar," ucap Elma, lalu Cristie mendorong kursi roda Elma menuju ruang makan.

"Apa yang Oma dan Opa inginkan?" tanya Zyan yang masih duduk berdua dengan Felix.

"Hanya memperkenalkan dia kepadamu," jawab Felix.

"Bohong," ucap Zyan.

"Kenapa harus berbohong, omamu memang memerlukan perawat pribadi, dan Opa membayar dia untuk menjadi perawat oma, dia salah satu perawat terbaik yang ada di rumah sakit sana," ucap Felix dengan santai, di dalam otaknya sudah tersusun rencana yang sangat baik.

"Aku pikir kalian ...."

"Akan menjodohkan kau dengan dia?" tanya Felix menyela.

"Ya ... seperti yang sudah-sudah," jawab Zyan.

"Aku sudah bosan menjodohkan bongkahan es sepertimu," ucap Felix lalu beranjak dari tempatnya, "Ayo makan, setelah itu kau jangan pergi lagi, tinggal lagi di sini."

"Tidak, Opa!"

"Zyan!" ucap Felix seraya melayangkan tatapan tajam kepada Zyan, kedua pria itupun berjalan menuju ruang makan, di sana Felix melihat Cristie dengan telatennya menyiapkan makanan dan obat untuk Elma.

"Kalian duduk," ucap Elma.

Lalu keduanya duduk, dengan Zyan tetap memasang wajah tanpa ekspresi.

"Cristie, bisa tolong ambilkan makanan juga untuk, Zyan?" tanya Elma.

"Tentu ...."

"Tidak perlu, aku bisa sendiri," ucap Zyan menyela Cristie.

"Diamlah, Zyan, turuti saja perintah Oma," ucap Elma.

Dengan tangan sedikit bergetar, Cristie mengambilkan makanan untuk Zyan. Elma dan Felix saling pandang dan tersenyum tipis melihat pemandangan itu.

"Bukankah mereka terlihat cocok?" tanya Elma berbisik seraya memberikan makanan kepada Felix.

"Ya, semoga saja gadis yang kau pilih bisa mencairkan gunung es itu," jawab Felix, lalu pandangannya beralih kepada Cristie yang diam mematung.

"Apa kau tidak ingin makan juga?" tanya Felix.

"Maaf, Tuan ... maksudku, Opa, aku ...."

"Kami mengundangmu datang ke sini untuk mengajakmu makan bersama, dan membicarakan kontrak kerjamu, Cristie." Felix menyela jawaban Cristie.

"Kontrak kerja, maksud, Anda?" tanya Cristie.

"Makanlah dulu, nanti akan aku jelaskan," jawab Felix.

Cristie pun duduk dan mereka mulai menikmati makanan, Cristie dan Elma sesekali bertukar cerita, jangan ditanya lagi bagaimana ekspresi Zyan, selalu dingin dengan wajah datar.

Selesai makan malam mereka duduk di sofa karena Felix ingin membicarakan masalah yang serius kepada mereka.

"Aku sudah meminta pihak rumah sakit agar kau yang menjadi perawat pribadi istriku, dan ini kontrak kerjamu, lakukan pekerjaanmu dengan baik," ucap Felix seraya memberikan map yang dibawa oleh asistennya kepada Cristie.

"Tapi bagaimana kontrakku dengan pihak rumah sakit?" tanya Cristie.

"Kau bodoh atau bagaimana? Jika Opa mengatakan sudah membicarakan ini dengan pihak rumah sakit, itu artinya kau tidak memiliki urusan lagi di sana," jawab Zyan gemas.

"Zyan, jaga ucapanmu," ucap Elma.

"Apa yang harus aku jaga?" tanya Zyan, Elma hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap Zyan yang tidak bisa bersikap ramah kepada wanita selain dirinya dan Kellie.

"Diamlah, Zyan!" ucap Felix, lalu beralih menatap kepada Cristie yang nampak serius membaca kontrak kerjanya.

"Bagaimana kau setuju?" tanya Felix.

"Apa, Anda serius dengan bayaran ini?" tanya Cristie yang sempat tercekat melihat nominal uang yang akan dia dapatkan setiap bulannya.

"Kenapa? Apa lima ribu dolar setiap bulan tidak cukup? Aku bisa menambah lagi jika pekerjaanmu sangat memuaskan," ucap Felix.

"Tidak, Tuan, ini lebih dari cukup, pihak rumah sakit tidak memberikan bayaran sebanyak ini kepadaku," jawab Cristie.

"Baiklah, kau bisa mulai bekerja besok, kemasi pakaianmu, dan kau harus tinggal di sini," ucap Felix.

"Sekarang, Tuan?" tanya Cristie.

"Ya sekarang, Zyan yang akan mengantarmu," jawab Felix.

"Tidak Opa, aku harus pulang," ucap Zyan.

"Kau tidak akan pergi ke mana-mana, Zyan, mulai sekarang Opa tidak ingin mendengar alasan apapun, jangan pedulikan wanita itu, kau tetap pewaris tunggal Royal, serahkan tanggung jawab perusahaanmu kepada Arthur, dan kau mulai mengurus Royal," ucap Felix dengan tatapan tajamnya.

"Ck ... aku tidak ingin bekerja sama dengan dia, Opa," ucap Zyan sambil berdecak.

"Sampai kapan? Sampai Opa mati kau tidak akan mengelola Royal?" tanya Felix.

"Aku masih ingin mengelola perusahaanku, Opa, tidak semudah itu memberikan kepercayaan kepada Arthur sepenuhnya," ucap Zyan.

"Opa beri waktu enam bulan, lebih dari itu Opa tidak ingin mendengar alasan lagi, sekarang pergi antar, Cristie," ucap Felix.

Bersambung....