Chereads / Cinta Sang Mafia / Chapter 11 - Teka-teki Lagi

Chapter 11 - Teka-teki Lagi

"Kita temukan dia secepatnya, lalu kita penggal kepala dia," ucap Arthur dengan santainya.

"Berapa banyak orang yang ingin menghancurkan kehidupanku dan ibuku," ucap Zyan dengan kesal, tak terasa mereka sudah sampai di rumah sakit jiwa.

Zyan dan Arthur langsung menuju ke ruangan Grace, saat sampai Zyan terus memperhatikan setiap inci wajah dokter yang terlihat sedang serius itu, mungkin dia sedang menganalisa hasil pemeriksaan para pasiennya.

Benar apa yang dikatakan oleh Arthur, wanita itu memang mirip sekali dengan ibunya, siapa dia sebenarnya? Itulah yang ada di dalam pikiran Zyan saat ini.

"Grace!" sapa Zyan.

"Hai, Zyan, rupanya kau sudah datang," sahut Grace, lalu Zyan dan Arthur masuk keruangan Grace dan duduk di kursi yang ada di hadapan wanita itu.

"Halo, Arthur, apa kabar?" tanya Grace dengan senyuman khas yang dia miliki.

"Kabarku baik, Dokter," jawab Arthur.

"Ini pesananmu," ucap Zyan seraya memberikan paper bag yang dia bawa kepada Grace.

"Owh ... Thank's, Zyan, kau memang terbaik," ucap Grace.

"No problem, kau juga selalu merawat ibuku dengan baik," ucap Zyan.

"Tentu saja, setiap dokter harus merawat pasiennya dengan sangat baik," ucap Grace lalu mulai membuka paper bag yang diberikan oleh Zyan, matanya berbinar seketika saat melihat sushi dan sashimi yang terlihat sangat segar.

"Benar, memang seharusnya seperti itu, atau mungkin kau hanya bersikap seperti ini kepada ibuku?" tanya Zyan dengan tatapan penuh selidik.

"Tentunya tidak, Zyan, aku memberikan pelayanan terbaik untuk semua pasienku, tanpa terkecuali," jawab Grace yang sudah menelan sashimi yang dia kunyah.

"Kalian mau?" tanya Grace karena sejak tadi kedaua pria yang ada di hadapannya terus memperhatikan wajahnya.

"Aku tidak suka ikan mentah, Dokter," jawab Arthur.

"Oh ... begitu, sayang sekali padahal ini sangat enak, apalagi jika memakannya dengan wasabi," jawab Grace yang semakin lahap memakan makanannya.

"Aku hanya ingin tau siapa kau," ucap Zyan, sedangkan Grace hanya menanggapinya dengan senyuman.

"Aku ini dokter ibumu, Zyan," ucap Grace dengan santai.

"Ya, aku hanya melupakan itu," ucap Zyan.

"Tapi, wajahmu terlihat sangat mirip dengan Madam Kellie," ucap Arthur.

Grace malah tertawa mendengar ucapan pria yang ada di hadapannya.

"Kenapa kau tertawa?" tanya Albert.

"Kalian tidak pernah dengar, bahwa ada orang yang mirip walaupun tidak memiliki hubungan darah?" tanya Grace di sela tawanya.

"Kami pernah dengar, tapi rasanya mustahil," jawab Zyan.

"Tidak ada yang mustahil di dunia ini, sudahlah lebih baik kalian temui Kellie sekarang, aku akan memeriksa beberapa pasien lagi sebelum pulang," ucap Grace

"Untuk saat ini kau selamat dariku, Grace," ucap Zyan lalu kedua pria itu pergi dari ruangan Grace.

"Belum saatnya, Zyan, aku tidak ingin orang tau sekarang jika kita memiliki hubungan darah, sudah cukup ibumu yang menjadi korban dia dan kegilaan wanita itu, kau juga orang yang harus aku lindungi dari wanita ular itu yang sampai sekarang dia mencari di mana keberadaanku," ucap Grace seraya tersenyum. Lalu, Grace keluar dari ruangan itu.

Zyan dan Arthur sudah berada di ruangan Kellie, wanita itu tampak sedang duduk sambil menikmati makanannya, tatapannya tetap hampa.

"Mom!" panggil Zyan, tapi Kellie tidak menanggapi dan hanya meliriknya sekilas.

"Biar aku yang melanjutkan," ucap Zyan kepada perawat yang menyuapi Kellie perawat itupun pergi menuruti perintah Zyan.

"Aku sangat mencintaimu, Jo," ucap Kellie lirih, hanya itu yang selalu dia katakan, Zyan merasa sangat muak mendengarnya, kenapa ibunya sangat mencintai pria yang sudah membuat dia menjadi seperti ini.

"Mom!" panggil Zyan sambil menyodorkan makanan ke mulut Kellie. Namun Kellie hanya membuka mulutnya tanpa bereaksi apa-apa lagi.

"Sebesar itu cinta Madam untuk ayahmu?" tanya Arthur.

"Entahlah, Mom, selalu mengatakan itu, bahkan aku sangat muak mendengarnya," jawab Zyan yang terus menyuapi Kellie.

"Kalian berdua sama," ucap Arthur.

"Maksudmu?" tanya Zyan dengan alis yang terangkat.

"Kau cinta mati kepada Liona, dan Madam cinta mati kepada ayahmu, hingga Madam menjadi seperti ini, kau lihat, inilah yang terjadi karena pernikahan," jawab Arthur.

"Tidak semua pernikahan berakhir seperti ini, banyak orang yang menjalani pernikahan yang bahagia dan harmonis," ucap Zyan.

"Aku tidak percaya," ucap Arthur.

"Terserah kau saja, aku sudah sering mengingatkan, aku hanya tidak ingin kau menanggung akibat yang kau lakukan sekarang suatu hari nanti," ucap Zyan.

"Harusnya, itu juga berlaku untukmu, mulailah kehidupan baru dengan wanita lain, aku yakin jika Liona tidak menginginkan kau seperti ini terus," ucap Arthur.

"Aku akan memikirkan hal itu, setelah aku mendapatkan keadilan untuk Liora," ucap Zyan.

"Ya, jadi kita seimbang," ucap Arthur.

"Jangan samakan aku denganmu," ucap Zyan.

"Dia membunuh anak kita, Jo." Mata Zyan dan Arthur membulat sempurna mendengar apa yang dikatakan oleh Kellie tiba-tiba ....

PRAANG

"AAA ...." Kellie menjerit histeris saat mendengar suara benda pecah, Arthur segera pergi memanggil Grace agar Kellie bisa segera di tangani.

Setelah mendengar apa yang diucapkan oleh Kellie, tangan Zyan seakan lemas, bahkan untuk menopang piring yang dia pegang pun tidak bisa.

"Ada apa ini?" pertanyaan Grace membuat Zyan tersadar kembali atas apa yang terjadi.

"Sorry, Mom, aku tidak bermaksud membuat Mom terkejut," ucap Zyan lalu berusaha untuk menyentuh Kellie, tapi Kellie menepis dengan kasar lengan Zyan.

"Jangan sentuh aku, kalian manusia kejam yang tidak memiliki perasaan," ucap Kellie yang semakin histeris.

"Lebih baik kalian keluar dulu," ucap Grace, Zyan dan Arthur pun pergi menunggu Grace memeriksa keadaan Kellie di luar ruangan.

"Tuan, tadi ada orang yang datang lagi ke sini," ucap salah satu bodyguard yang berjaga di sana.

"Siapa orang itu?" tanya Zyan.

"Kami tidak tau, Tuan, tapi sekarang orang itu menjadi tawanan Dokter Grace," jawabnya.

"Memangnya apa yang dilakukan orang itu, hingga Dokter Grace menahan orang itu?" tanya Arthur.

"Sepertinya dia ingin menyuntikkan sesuatu, Tuan, kami melihat juga ada suntikan di tangannya," jawab pengawal.

"Dugaanku benar," ucap Arthur.

Tak lama kemudian, Grace pun keluar dari ruangan Kellie.

"Bagaimana keadaan Mom?" tanya Zyan yang langsung menghampiri Grace.

"Dia terkejut saat mendengar benda jatuh, tenang saja, aku sudah memberikan obat untuknya, jadi dia bisa tidur dengan nyenyak malam ini," jawab Grace.

"Syukurlah," ucap Zyan.

"Apa yang terjadi?" tanya Grace, lalu Zyan menceritakan apa yang sudah terjadi.

"Tapi, Mom benar-benar akan baik-baik saja, Grace?" tanya Zyan.

"Ya, tidak apa-apa, kalian boleh pergi," jawab Grace.

"Baiklah, kami pergi, terima kasih, jika terjadi sesuatu kau segera hubungi aku," ucap Zyan.

"Tentu saja, Zyan," ucap Grace, lalu Zyan dan Arthur pun segera pergi.

Bersambung....