Chereads / Cinta Sang Mafia / Chapter 7 - Wanitaku!

Chapter 7 - Wanitaku!

Setelah dari rumah sakit, Zyan melajukan mobil menuju ke rumah miliknya, karena dia mendapat kabar jika Felix edang menunggu di rumahnya, namun tiba-tiba ...

Cekiiit

Zyan menginjak rem mendadak, karena tiba-tiba ada seorang wanita yang berlari tanpa melihat di sekelilingnya.

"Astaga, lagi-lagi seorang wanita yang hampir mati tertabrak mobilku," ucap Zyan yang merasa sangat geram lalu dia menurunkan kaca mobilnya hendak memaki wanita itu.

"Hei, kau sudah bosan hidup, huh?" tanya Zyan dengan tatapan nyalang, lalu orang itu melirik karena mengenali suara Zyan.

"Kau lagi!" pekik Zyan.

"Keberuntungan sedang berpihak kepadaku," ucapnya, tanpa diminta dia langsung masuk ke dalam mobil Zyan, hal itu membuat Zyan semakin kesal.

"Apa-apaan ini?" tanya Zyan dengan sengit.

"Bawa aku pergi dulu, cepat sebelum orang-orang itu menangkap aku." walau pun dalam keadaan kesal, Zyan tetap menuruti perintah gadis itu, Zyan menginjak pedal gas sekencang mungkin, hingga mobilnya melaju dengan sangat kencang seakan ingin terbang.

"Kau gila? Bagaimana jika kita mati?" tanyanya dengan nyalang.

"Diam!" bentak Zyan, lalu dia menghentikan mobilnya.

"Jangan berhenti di sini, ini masih terlalu dekat, mereka bisa mengejarku dan menangkapku," ucapnya.

"Memangnya aku ini supirmu, kau dengar baik-baik, jika sekali lagi kau menabrakkan diri ke mobilku, aku pastikan kau akan mati," ucap Zyan dengan tatapan tajamnya lalu dua melajukan kembali mobilnya.

"Hei bodoh, kali ini aku tidak sengaja menabrakkan diri ke mobilmu ...."

"Kau yang bodoh!" pekik Zyan menyela ucapan wanita itu.

"Haiish ... kenapa aku harus bertemu lagi dengan wanita seperti ini," umpat Zyan.

"Aku juga tidak tau kenapa kita bisa bertemu lagi," ucapnya.

"Diam, Valencia!" ucap Zyan dengan tatapan tajamnya.

Ya, wanita yang saat ini ada di mobil Zyan adalah Valencia, para bodyguard kakaknya tau jika Valencia menipu mereka, lalu mereka mengejar Valencia. Valencia yang tidak ingin dikawal melepas high heels yang dia gunakan agar dia bisa berlari sekencang mungkin hingga dia tidak menyadari ada mobil yang melaju di sampingnya.

"Katakan!" perintah Zyan dengan wajah datarnya.

"Katakan apa?" tanya Valencia.

"Ternyata kau juga bodoh," jawab Zyan dengan kesal.

"Tidak usah memakiku," ucap Valencia.

"Memang kenyataannya seperti itu," ucap Zyan.

"Aku tidak bodoh, Zyan!" pekik Valencia yang tidak terima dengan ucapan Zyan.

"Kalau kau tidak bodoh, kenapa kau dua kali mencoba untuk bunuh diri?" tanya Zyan.

"Haiish ... kali ini aku bukan ingin bunuh diri, tapi aku kabur dari rumah, karena aku tidak ingin terus dikekang dan dikawal oleh si bujang tua itu," jawab Valencia dengan kesal.

"Bujang tua ?" tanya Zyan dengan alis yang terangkat.

"Kakakku," jawab Valencia dengan ketus.

"Kurang ajar, kau," ucap Zyan.

"Whatever," ucap Valencia.

"Kau mau ke mana? Aku sedang sibuk!" ucap Zyan dengan wajah datarnya.

"Turunkan aku di mana saja, aku hanya ingin pergi jalan-jalan sebentar," ucap Valencia.

"Hmm!" gumam Zyan menanggapi ucapan wanita itu.

"Ternyata tidak perlu ke kutub utara untuk merasakan hawa dingin," ucap Valencia yang memalingkan wajahnya.

"Apa?" tanya Zyan.

"Forget it," jawab Valencia.

"Manusia aneh," ucap Zyan, keadaan di antara mereka pun menjadi hening untuk beberapa saat, Valencia yang kini merasa canggung karena Zyan juga tidak mengatakan apa-apa.

"Aku akan mampir di toko kue depan, kau bisa turun di sana juga," ucap Zyan memecah keheningan di antara mereka.

"Untuk apa kau ke toko kue?" tanya Valencia.

"Untuk membeli senjata api, dasar bodoh, kau pikir jika seseorang datang ke toko kue untuk membeli senjata api?" tanya Zyan.

"Haiish ... bukan itu maksudku," jawab Valencia yang semakin kesal.

"Lalu apa?" tanya Zyan.

"Rupanya, kau yang bodoh, bukan aku," jawab Valencia.

"Menyebalkan!" maki Zyan.

"Maksudku, untuk siapa kau membeli kue," jawab Valencia dengan gemas.

"Untuk seseorang," ucap Zyan.

"Pasti untuk istrimu." tebak Valencia.

"Hmm!" gumam Zyan, hal itu membuat Valencia menghela nafasnya dengan panjang karena lagi-lagi Zyan hanya bergumam untuk menanggapi ucapannya.

Beberapa menit kemudian, mereka pun sampai di toko kue yang Zyan maksud, saat turun dari mobil, Valencia mendengar sapaan dari seseorang yang sangat dia kenali.

"Kau bilang, kau bukanlah wanita murahan, tapi baru baru kemarin kau lepas dariku, kau sudah bersama pria lain," ucapnya.

"Yuka!" ucap Valencia lalu dia melihat Yuka yang barus saja keluar dari toko kue bersama seorang wanita.

"Hmm ... ternyata kau pintar mencari penggantiku, Nona, sepertinya dia orang yang sangat kaya," ucap Yuka sambil melirik mobil sport mewah milik Zyan.

"Itu bukan urusanmu," ucap Valencia lalu tiba-tiba dia menggandeng lengan Zyan.

"Ya itu memang bukan urusanku," ucap Yuka.

"Lalu, cepat pergi dari hadapanku," ucap Valencia, tapi Yuka malah beralih mendekati Zyan.

"Kau salah memilih wanita, Bung," ucap Yuka kepada Zyan.

"Apa maksudmu?" tanya Zyan yang tak mengerti.

"Kau tidak akan pernah mendapatkan apa yang kau inginkan dari wanita ini," jawab Yuka.

"Aku tidak mengerti apa maksudmu," ucap Zyan dengan kening yang berkerut.

"Ayolah, tidak usah berpura-pura seperti itu, Bung, kita sesama pria, aku mengerti, kau juga memiliki kebutuhan biologis, aku sarankan kepadamu, lebih baik kau berikan uangmu kepada wanita di club malam yang sudah jelas akan memberi kepuasan untuk ...."

Bugh

Belum sempat Yuka melanjutkan ucapannya, satu pukulan dari Zyan sudah mendarat di wajah Yuka.

"Kau!" pekik Yuka.

"Kau pikir aku takut, huh?" tanya Zyan dengan tatapan nyalang, lalu dia mengangkat jarinya menunjuk wajah Yuka, "itu balasan yang tidak seberapa karena kau telah merendahkan wanitaku," ucap Zyan lagi lalu dia menarik lengan Valencia yang masih diam mematung, lalu Zyan membawa Valencia masuk lagi ke mobilnya.

"Pria sialan, tunggu pembalasanku!" pekik Yuka, dan Zyan masih bisa mendengar apa yang pria itu ucapkan.

"Aku tidak takut!" ucap Zyan dengan tatapan tajamnya, lalu Zyan dan Valencia pergi dari tempat itu.

Zyan pun melirik kepada Valencia yang sejak tadi hanya diam, Valencia terus memikirkan apa yang Zyan ucapkan kepada Yuka tadi, apa maksud Zyan yang mengatakan "wanitaku" kepada Yuka.

"Jangan terus memikirkan pria brengsek seperti dia," ucap Zyan.

"Aku tidak memikirkan dia, aku hanya memikirkan apa yang kau katakan kepada Yuka tadi," ucap Valencia.

"Memangnya apa?" tanya Zyan.

"Kenapa kau berkata seperti itu kepada Yuka, jika istrimu mendengar, dia akan berpikiran yang tidak-tidak tentang aku." jawab Valencia.

Zyan hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan wanita itu dan Zyan pun cukup lama terdiam.

Bersambung....