Chereads / Hitam Dan Putih / Chapter 4 - Seni Kehidupan

Chapter 4 - Seni Kehidupan

Setelah beberapa saat Nolan dan juga Alishba berpelukan, Alishba pun memilih untuk melepas pelukannya di tubuh Nolan perlahan. "Aku balik duluan ya Nol," kata Alishba. "Kenapa nggak balik bareng sama aku aja?" tanya Nolan. "Emm bukan mau nolak sih tapi kan tadi aku berangkat ke kampus bawa mobil kalau aku balik bareng sama kamu, terus mobil aku gimana dong?" tanya Alishba. "Iya juga sih, ya udah deh kamu balik aja duluan nggak apa-apa kok," balas Nolan. "Iya kamu kalau sudah nggak ada urusan di kampus langsung balik pulang ya!" kata Alishba mengingatkan Nolan. "Siap!" balas Nolan. "Emm kalau besok aku jemput di rumah boleh nggak?" tanya Nolan. "Iya boleh aja sih, tapi emangnya kamu tau rumah aku dimana?" tanya Alishba. "Iya tau lah kan aku pernah ke rumah kamu sama anak-anak yang waktu kerja kelompok itu," balas Nolan menjelaskan. "Oh iya sih maaf aku lupa Nol," balas Alishba tersenyum. "Iya nggak apa-apa kok santai aja Lish! Udah sekarang kamu pulang aja, hati-hati di jalan ya!" balas Nolan. "Iya kamu juga!" balas Alishba. "Kalau dah sampai rumah jangan lupa kabari aku ya!" pintah Nolan. "Siap deh," balas Alishba yang langsung berjalan meninggalkan Nolan. *** Maika duduk merenung di kantin kampus ,ingin rasanya ia langsung kembali pulang ke rumah namun melihat langit yang mengelap dan air hujan yang mulai turun membuatnya memilih untuk menunggu. Maika memang gadis yang kuat namun ia tak pernah tahan dengan dinginnya air huja, penyakit sinusitis yang ia derita membuatnya tak boleh merasa kedinginan meski ia memiliki kepribadian yang begitu dingin. "Mai!" bisik Laena. "Iya La ada apa?" tanya Maika. "Kamu nggak balik aja sekarang?" tanya Laena. "Nggak deh La mau hujan aku takut kehujanan nanti malah sinus ku kambuh," balas Maika. "Iya sudah deh kalau begitu," balas Laena. "Kenapa kamu bosan ya di sini?" tanya Maika. "Emm iya sih lumayan," balas Laena. "Iya sudah kalau begitu kamu balik saja dulu! Lagi pula kan kamu bisa terbang sesuka hati mu, kamu bisa keliling ke tempat yang kamu mau," balas Maika memberikan saran. "Lalu kamu Mai?" tanya Laena. "Iya aku nunggu di sini saja sendiri sampai langitnya terang," balas Maika. "Ah kalau begitu lebih baik aku di sini saja bersama dengan mu," balas Laena. "Lah kenapa emangnya La?" tanya Maika. "Iya tidak mungkin aku bersenang-senang di luar sana sementara kamu sendirian menunggu langit terang di sini," balas Laena. "Ah sudahlah tidak apa-apa kok, tenang saja aku sudah terbiasa sendiri," balas Maika meyakinkan Laena. "Tapi aku yang tak ingin kamu di sini sendiri Mai, karena itu lah fungsi dari seorang sahabat saling menemani dalam suka dan duka," balas Laena tersenyum. "Dih tumben kamu manis banget La," balas Maika meledek. "Iya kan memang aku manis Mai apa kamu baru menyadarinya?" tanya Laena penuh dengan kepercayaan diri. "Iya deh iya kamu manis banget," balas Maika. "Nah gitu dong baru namanya sahabat lagi pula kamu juga selalu setia menjadi sahabat ku di dalam gelap ku, di dunia ku tak pernah terlihat terang sedikit pun namun karena adanya kamu di sini membuat aku sedikit merasa jauh lebih tenang," balas Laena. "Yah cuman sedikit La?" tanya Maika. "Emm banyak deh," balas Laena. "Nah itu baru benar La! Semoga kamu segera menemukan terang ya dan bisa hidup jauh lebih tenang di alam yang lebih baik karena aku tau jiwa sebaik kamu tak pantas lama-lama terbelenggu di sini," balas Maika. "Iya Mai aku juga sangat mengharapkan itu terlebih lagi jika di alam sana nanti aku dapat bertemu dengan mama dan juga keluarga ku," balas Laena. "Iya La aku paham rasa rindu mu pasti begitu berat dan besar kepada keluarga mu, aku saja nih ya yang baru beberapa bulan di Surabaya sudah merasa rindu berat sama keluarga ku terlebih mama ku yang berada di Jakarta padahal nanti kalau libur kuliah aku masih bisa bertemu dengan mereka kembali," balas Maika. "Tenang Mai aku juga pasti akan bisa bertemu dengan keluarga ku kembali kok aku yakin soal itu! Menurut ku ini hanya persoalan waktu dan Semesta pasti telah menyiapkan waktu yang terbaik untuk aku kembali bertemu dengan keluarga ku," balas Laena. "Iya Mai benar kamu harus sedikit lebih sabar ya! Semangat!" kata Maika menyemangati sahabatnya. "Pasti dong! Kalau aku saja yang sudah tak bernapas masih memiliki semangat harusnya kamu yang masih bernapas dan memiliki jasad bisa jauh lebih semangat dari aku kan?" tanya Laena. "Iya sih benar La tapi kehidupan di dunia ini juga tidaklah mudah La," balas Maika. "Iya aku tau soal itu, hidup memang tak pernah mudah Mai, aku juga pernah hidup kok, tapi kalau kamu kan belum pernah merasakan kematian?" tanya Laena bercanda. "Dih bercandaan kamu gelap banget sih," balas Maika. "Iya kan benar? Gini loh Mai secapek-capeknya kamu sama kehidupan selama kamu masih hidup kamu masih bisa berusaha untuk merubah sesuatu kan? Tapi kalau kamu sudah tidak lagi hidup kamu sudah tak dapat melakukan apapun untuk merubah apapun yang bisa kamu lakukan hanyalah menunggu dengan penuh kesabaran," balas Laena. "Iya benar juga sih La," balas Maika. "Iya sudah kalau begitu kembali lah bersemangat!" balas Laena. "Oke deh siap noni," balas Maika meledek Laena yang seorang gadis Belanda. "Mai sejujurnya aku berpikir jika aku pergi dari sini menuju ke alam yang lebih baik lalu kamu bagaimana? Aku pasti juga akan sangat merindukan kamu? Aku selalu bertanya-tanya apakah kita bisa bertemu lagi nanti di tempat yang lebih baik?" tanya Laena. "Sebenarnya aku juga memikirkan hal itu La tapi aku tak berani mengucapkannya karena aku tak ingin egois dengan menahan kamu berada di sini hanya karena aku kesepian tak memiliki teman lagi selain kamu padahal kamu bisa pergi dengan tenang ke alam yang jauh lebih baik ketimbang di sini eh ternyata kamu juga memikirkan hal itu toh," balas Maika. "Iya pasti aku memikirkannya lah Mai kan kamu salah satu manusia yang spesial untuk ku lagi pula kamu lupa aku nih hantu aku bisa merasakan dan membaca apa yang ada di hati dan pikiran para manusia? Termasuk kamu!" balas Laena. "Oh iya sih kamu hantu ya?" tanya Maika meledek. "Bisa-bisanya kamu lupa kalau teman baik ku ini adalah hantu," balas Laena. *** Langit yang semula gelap pun perlahan mulai sedikit terang Maika pun memutuskan untuk segera kembali pulang ke rumah sebelum langit kembali gelap. "La dah terang nih ayo pulang! Keburu gelap lagi nanti," ajak Maika. "Iya ayo aja sih! Kan aku bisa langsung sampai ke rumah nenek nggak perlu naik kendaraan dan bermacet-macetan di jalan kayak kamu," balas Laena meledek. "Dih sombong parah nih hantu satu!" balas Maika. "Bercanda Mai tapi emang benar kan?" tanya Laena. "Iya benar dah," balas Maika. "Iya sudah kamu cepat pulang sekarang! Keburu hujan lagi," balas Laena mengingatkan. Maika pun langsung berjalan ke parkiran sepeda motor dan menancapkan gasnya untuk kembali pulang.