~Canberra
" apa lagi jadwal ku hari ini, Jerry " tanya Shawn sembari membuka i-pad ditangannya, dia baru saja selesai meeting dengan rekan bisnisnya yang berada di Canberra dan sekarang dalam perjalanan kembali ke hotel.
" malam ini anda ada jadwal meeting dengan Tuan Ibram, Tuan... sekaligus tanda tangan kontrak kerjasama dengan perusahaan mereka dalam pembangunan rumah sakit dan perhotelan di Melbourne, arsitek dan para pekerja dari perusahaan mereka yang akan bertanggung jawab penuh atas pembangunan itu "
Shawn yang tadi hendak menghubungi seseorang dari ponselnya tiba-tiba mengurungkan niatnya setelah mendengar nama Ibram. Yah, Ibram.... ayah dari mendiang sahabatnya yaitu George.
" Ibram " gumam Shawn yang hanya dapat didengar oleh dirinya sendiri.
" maaf Tuan aku ingin memberitahukan mu sesuatu " ujar Jerry yang berhasil mengalihkan pikiran Shawn
" apa? "
" Nona Cassandra sedang dalam perjalanan ke Sidney " dengan sangat hati-hati Jerry mengatakan nya pada Shawn, melihat wajah Tuannya yang tampak biasa saja Jerry kembali mengeluarkan suara
" kemarin malam Nona Cassandra menghubungi ku, karena kau tidak pernah menjawab ataupun membalas pesannya " lanjut Jerry
" untuk apa dia datang ke Sidney "
" tentu nya untuk menemuimu bukankah dia calon tunangan mu yang telah dipilihkan oleh Nyonya besar, Tuan "
Shawn tak menanggapi apa yang dikatakan oleh Jerry dia justru mengalihkan pandangannya keluar jendela entah mengapa tiba-tiba dirinya teringat akan sosok Guzel, bayangan gadis itu melintas di pikiran nya begitu saja
Setelah sampai di hotel, Shawn langsung menghubungi Marvel untuk menanyakan kegiatan apa saja yang dilakukan oleh Guzel selama dirinya tak ada, setelah menunggu beberapa saat akhirnya panggilan telepon pun tersambung.
" ya Tuan "
" dimana Guzel? "
" saat ini, dia sedang berada di lantai 3 Tuan, seperti yang anda perintah kan tidak ada lagi yang menghalangi Nona Guzel naik kesana, termasuk Arrabella "
" apa saja yang dia lakukan beberapa hari ini "
" tiga hari ini Nona Guzel banyak menghabiskan waktu bersama kedua sahabatnya, mereka pergi ke pusat perbelanjaan, cafe, taman dan rumah sakit tentunya "
" awasi dia selalu jangan sampai lengah karena keluarga Ibram bisa kapan saja melukai Guzel "
" baik Tuan "
Shawn mengakhiri sambungan teleponnya dengan Marvel, lalu kembali bersiap-siap untuk pergi lagi menemui rekan bisnis nya yaitu Ibram
~~~~~~~~
Marvel tersenyum setelah menerima panggilan telepon dari Tuannya membuat Austin, Maria dan juga Maretha menjadi penasaran.
" kenapa kau tersenyum seperti orang tidak waras " tutur Maretha
" Tuan Shawn baru saja menghubungi ku, dia menanyakan tentang nona Guzel "
" kenapa Tuan Shawn sangat perduli pada Nona Guzel " Austin mengetuk-ngetuk keningnya dengan telunjuknya.
" entahlah, aku tidak ingin menerka-nerka " sahut Marvel kemudian melanjutkan makannya
" Nona Guzel gadis yang baik, dia tidak pernah bertingkah semaunya di mansion ini " ujar Maria
" apa maksudmu dengan mengatakan itu! " entah dari arah mana tiba-tiba Arrabela muncul kehadapan mereka.
Jujur mereka sangat malas harus berhadapan dengan Arrabela kepala pelayan yang selalu semena-mena, wanita itu selalu bertindak seakan dia adalah nyonya di mansion ini.
" gadis itu sudah lancang masuk ke area pribadi Tuan Shawn, apakah itu yang kau sebut tidak bertindak semaunya! " tunjuk Arrabela
" bukankah kau juga melakukan hal yang sama " ucap Maria tanpa rasa takut pada Arrabela
" kau juga dengan lancang masuk kekamar tuan Shawn! namun bedanya kau mendapatkan amukan dari Tuan Shawn sedangkan Nona Guzel kini mendapatkan kebebasan " Arrabela memelototkan matanya mendengar perkataan dari Maria, dirinya merasa sangat terhina atas ucapan itu.
" jangan lupa Arrabela, kau hanya kepala pelayan disini sedangkan Nona Guzel adalah gadis yang sangat di lindungi oleh Tuan Shawn. Jika kau masih ingin berada di mansion ini dan tetap menjadi kepala pelayan maka jangan pernah mengusik Nona Guzel, jika tidak kau akan menyesal! " ancam Marvel dengan tegas
" tentunya kau tidak lupakan dengan apa yang dikatakan oleh Tuan Shawn sebelum dia berangkat ke Canberra " kini Austin yang mengeluarkan suara sedangkan Maretha hanya diam dan tak ingin ikut campur. Arrabela yang merasa kalah debat akhirnya berlalu pergi dengan penuh amarah.
" sial!! gara-gara gadis itu kini mereka semua berani melawan ku " Arrabela nampak geram karena mereka yang dulu tak berani melawan dirinya kini sudah berani mengeluarkan suara, kemarahan Arrabela semakin menjadi saat melihat Guzel yang baru saja turun dari lantai tiga.
" bahkan gadis itu semakin berani memasuki ruang pribadi Tuan Shawn " kedua bola mata Arrabela menatap Guzel dengan begitu nyalang yang ketara, berbeda dengan Guzel yang lebih terlihat santai
" kenapa kau menatapku seperti itu " Guzel nampak tidak takut dengan Arrabela yang bisa kapan saja menyerang dirinya.
Arrabela tersenyum sinis " kau benar-benar sudah melewati batas Nona Guzel "
" memangnya apa yang sudah aku lakukan, aku tidak melakukan kesalahan apapun yang merugikan diri mu, bukan? " Guzel begitu santai menanggapi kalimat Arrabela yang penuh penekanan
" kau sudah berani menarik perhatian orang yang aku sukai dan itulah kesalahan mu!! "
" orang yang kau sukai? memangnya siapa orang yang kau sukai? aku sama sekali tidak merasa melakukan itu " Guzel mengerutkan dahinya karena dia tidak tahu siapa orang yang dimaksud oleh Arrabela
Arrabela tidak menjawab pertanyaan dari Guzel, dia justru berlalu pergi meninggalkan Guzel yang masih menyimpan tanya, jujur Guzel sangat penasaran siapa yang dimaksud oleh Arrabela. Apakah orang itu Marvel, atau Austin yang memang keseharian mereka bersama dirinya, karena hanya kedua lelaki itu yang masih terlihat lebih muda dari pada pengawal yang lainnya dan tentunya mereka berdua masih single yang bekerja di mansion ini. Atau jangan-jangan Jerry? tapi menurutnya itu tidak mungkin karena Jerry selalu bersama Shawn, Guzel pun tidak pernah melihat interaksi antara Arrabela dan Jerry.
atau Shawn? tidak mungkin! setidaknya itulah yang ada dipikiran Guzel sekarang
" Nona Guzel " Guzel melihat Maria yang berjalan menghampiri nya
" ada apa Maria? "
" tolong jangan kau ambil hati dan terpancing dengan apa yang dikatakan oleh Arrabella tadi, nona " Guzel justru terkekeh mendengar ucapan Maria
" kau jangan khawatir Maria, tidak semudah itu membuat ku terpancing jadi kau tenang saja " Maria tersenyum lalu mengangguk
" apa kau sedang sibuk? " Guzel melihat peralatan kebun yang dibawa oleh Maria
" aku ingin merapikan tanaman bunga mawar di kebun belakang "
" apa aku boleh ikut, aku merasa bosan hanya berada dikamar "
" tentu nona "
Guzel bersorak senang karena kali ini Maria tidak menolak permintaan nya karena biasanya Maria akan bersikeras melarang Guzel yang hendak membantu pekerjaan nya.
" Maria sudah berapa lama kau berkerja di mansion ini? " tanya Guzel tangan nya sibuk menata bunga-bunga mawar kedalam pot yang baru
" aku berkerja disini sudah hampir setengah dari umur ku nona "
" tapi Maria, kenapa aku tidak melihat satupun dari keluarga Shawn di mansion ini? "
Maria tersenyum sebelum menjawab " semua keluarga Tuan Shawn ada di New York "
Guzel terperangah, lalu menurutnya apa gunanya mansion besar ini jika keluarga nya saja jauh disana.
" ceritakan padaku tentang Shawn, Maria " pinta Guzel dengan antusias, Maria hanya terkekeh
----------------
Shawn melangkahkan kaki panjangnya memasuki restoran mewah yang ada di Canberra diiringi oleh Jerry dibelakangnya.
" Tuan Ibram sudah tiba, Tuan "
" hmmmm " Shawn hanya mengangguk dan terus melangkah.
Jerry membukakan pintu ruang VIP untuk Tuannya, Shawn bisa melihat di kursi paling sudut lelaki paruh baya dan seorang wanita sudah duduk menunggu kedatangan nya.
" akhirnya kau tiba juga " ujar lelaki tua itu
" maaf aku datang terlambat, Tuan Ibram " Shawn langsung duduk di iringi oleh Jerry, dan yah lelaki tua itu adalah Ibram.
" tidak, kami juga baru tiba sekitar sepuluh menit yang lalu " balas lelaki tua itu.
Tanpa basa-basi lagi, Jerry langsung membahas tentang proyek kerjasama mereka. Shawn dan Ibram menyimak secara seksama penjelasan Jerry dan juga sekertaris Ibram.
Setelah menyetujui surat kerjasama yang diajukan oleh Ibram, Shawn memutuskan hendak pergi namun langsung dicegah oleh Ibram.
" kenapa terburu-buru sekali Shawn, kita bahkan belum dua jam bertemu " Ungkap Ibram, jujur saja Shawn sangat malas meladeni sih tua bangka Ibram.
" mari kita minum bersama " ajak Ibram
Shawn memberikan isyarat pada Jerry untuk meninggalkannya bersama Ibram begitupun juga dengan lelaki tua itu kepada sekertarisnya. Sekarang tinggal mereka berdua yang ada di ruangan itu.
" aku dengar, gadis itu tinggal bersamamu " Ibram meneguk minumannya
Shawn yang duduk dihadapannya hanya menatap Ibram datar.
" katakan pada anak dan istrimu berhenti mengganggu Guzel dan ibunya " mendengar peringatan dari Shawn, Ibram hanya terkekeh
" apa yang sudah dikatakan oleh wanita jalang itu padamu, sampai kau sampai mau bermurah hati menampung anak haram itu " rahang Shawn mengeras mendengar hinaan Ibram bagaimana mungkin sih tua bangka Ibram lupa dengan dosa besar yang sudah dia lakukan di masa lalu
" aku ingat kan padamu pak tua, aku bisa kapan saja membuatmu menjilat kembali kata-katamu barusan " ini bukan hanya ancaman tapi Shawn benar-benar memperingatkan lelaki tua bangka itu.
Ibram menatap tajam wajah datar Shawn, dia tidak menyangka lelaki yang ada di hadapannya saat ini berani mengancamnya.
" kau bisa menipu mereka semua tapi kau tidak bisa menipuku jadi tetaplah pada batasan mu jika tidak ingin aku menghancurkan apa yang sudah kau punya saat ini "
" apa kau sedang mengancam ku? " wajah Ibram sudah merah padam
Shawn tersenyum sinis sorot matanya bisa melihat ketakutan diwajah lelaki tua bangka itu
" katakan lah begitu, tapi jika kau tidak percaya, coba saja " tantang Shawn membuat Ibram diam tidak berkutik