" maafkan aku Guzel jika aku tidak memaksamu untuk ikut bersamaku datang ke NightClub itu, hal buruk ini tidak akan terjadi menimpamu " sudah berulang kali Juliet meminta maaf pada Guzel. Semalaman dia tidak bisa tidur karena khawatir dengan keadaan Guzel hingga paginya dia meminta Christien menemani nya ke rumah sakit.
" jangan terus meminta maaf semua juga karena kecerobohan ku " sahutnya dengan tersenyum getir Juliet memeluk Guzel dengan penuh rasa penyesalan.
Mereka menoleh kearah pintu yang dibuka dari luar nampak Shawn datang bersama Samuel dan juga Xavier. Melihat kedatangan Shawn, Juliet dan Christien langsung menunduk ketakutan Samuel menyembunyikan tawanya melihat kedua gadis itu yang seketika mematung.
" bagaimana keadaan mu Guzel " Samuel dengan ramahnya menghampiri Guzel, Juliet dan Christien pun menyingkir memberikan tempat untuk lelaki itu.
" aku sudah lebih baik " jawab Guzel dia mencuri pandang kearah Shawn yang berdiri menatapnya lekat. Dia tahu kalau lelaki tampan yang berdiri menjulang tinggi disana saat ini sedang menyembunyikan kemarahan nya.
" terimakasih Shawn karena kau sudah datang untuk menolong ku, dan maaf karena aku tidak mengindahkan peringatan mu " Guzel benar-benar menyesal telah melanggar peringatan lelaki itu
Shawn hanya diam tidak berniat untuk menjawab perkataan Guzel, jujur dia sangat marah pada gadis itu tapi mati-matian dia tahan. Guzel merasa kecewa karena Shawn hanya diam.
" Shawn, kita harus segera berangkat " ujar Xavier setelah selesai menghubungi seseorang dari ponselnya
" berangkat? " gumam Guzel yang hanya dirinya sendiri yang bisa mendengar
" kau mau pergi lagi Shawn? " tanya Guzel, dia langsung menoleh kearah Shawn yang berdiri didepan jendela kaca melihat langit mendung diluar sana
" Ya! " jawabnya datar
Samuel berdecak keras melihat Shawn yang begitu dingin pada Guzel.
" kami akan pergi ke Amsterdam selama satu minggu, Guzel " ujar Samuel yang memberi tahu kemana mereka akan pergi
" Amsterdam? tapi bukan kah kau baru saja kembali dari Canberra, Shawn " seru Guzel yang tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya
" aku bisa pergi dan datang kapan saja sesuka ku! " sahutnya dengan dingin
" apa kau ini hantu " celetuk Guzel yang kesal
Samuel tidak bisa menyembunyikan lagi tawanya mendengar gerutu gadis itu, tapi beberapa saat kemudian tawa itu hilang saat Shawn menatapnya tajam.
" selama aku tidak ada, aku harap kau dan teman-teman bodoh mu itu tidak kembali membuat masalah!! " ujar Shawn sebelum dia keluar dari pintu, dirinya kembali memandang Guzel
" kau sudah boleh pulang hari ini, Austin dan Marvel akan menjemput mu " Shawn berlalu pergi begitu saja mendahului Xavier dan juga Samuel
Xavier menatap Guzel sejenak sebelum keluar mengiringi Shawn begitupun juga dengan Samuel.
******
" Nona ini obat mu " Maria datang menghampiri Guzel dikamar nya
" terimakasih Maria " ucap Guzel setelah meneguk obat yang dibawanya
Sudah tiga hari berlalu tapi tidak ada tanda-tanda Shawn menghubungi nya dan selama itu juga Guzel tidak keluar dari mansion. Guzel bertanya dalam hatinya, apakah dia boleh merindukan lelaki itu?
" Maria... " panggil Guzel ketika Maria hendak keluar dari kamarnya
" ada apa nona? "
Guzel terlihat ragu mengatakan keluhan nya pada Maria, dia hanya tersenyum lalu menggeleng
" tidak ada, sekali lagi terimakasih " ucap gadis itu dengan tersenyum samar
Maria hanya tersenyum " baiklah, jika perlu sesuatu kau bisa memanggilku "
Pintu kembali tertutup, Guzel menghela nafas tangannnya terulur meraih foto di atas nakas nya. Begitu melihat senyum manis ibunya di foto itu, air mata Guzel menetes begitu saja.
" Mom... aku merindukan mu " Guzel meringkuk di atas ranjang memeluk dirinya sendiri sendiri
" selamat ulang tahun Guzel " ucap Guzel pada dirinya sendiri, airmata kembali menetes dari sudut matanya teringat setiap kenangan indah bersama kedua orangtuanya.
Setiap tahunnya Angel akan membuatkan kue untuk perayaan ulang tahun Guzel meskipun hanya kue yang sederhana tapi gadis itu sangat menyukainya apalagi dia merayakan bersama orang-orang terdekat nya.
******
Guzel perlahan membuka matanya karena sinar matahari menyelinap masuk dari cela tirai kamarnya menyinari kamarnya. Setelah membersihkan diri dia beranjak keluar dari kamar karena perutnya terasa lapar karena waktu juga sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi.
" selamat pagi nona Guzel " sapa Maretha yang melihat Guzel menuruni tangga
" selamat pagi Maretha, maaf aku sedikit terlambat " balasnya berjalan menghampiri Maretha.
" aku sudah menyiapkan makanan mu, Nona "
" terimakasih, aku memang benar-benar lapar " Guzel tersenyum sambil melangkah kan kakinya menuju ruang makan diiringi Maretha di belakangnya.
Guzel terperangah takjub melihat banyaknya makanan yang terhidang di atas meja tidak hanya itu, banyak juga terdapat beberapa jenis kue disana.
" banyak sekali makanannya apa kita sedang kedatangan tamu, Maretha? "
Maretha hanya tersenyum tidak menanggapi pertanyaan Nona nya.
" Maretha kenapa kau tersenyum menyebalkan seperti itu, apa ada yang salah dari pertanyaan ku? " gerutu Guzel
" KEJUTAN!!!!!!!!! "
Guzel sampai menutup kedua telinganya mendengar teriakkan Austin, Marvel, Maria, Juliet, Christien dan juga beberapa pelayan lainnya kecuali Arrabella.
" kalian- " Guzel tidak bisa berkata melihat mereka semua membawa kotak kado
" selamat ulang tahun Nona Guzel, semoga kau selalu diberkati " ucap Marvel
" iya, selamat ulang tahun Nona Guzel semoga kau selalu bahagia " sambung Austin
Guzel terbaru dengan mata yang mulai berkaca-kaca, Juliet dan Christien langsung memberikan nya pelukan hangat.
" jangan menangis Guzel ini hari ulang tahun mu, seharusnya kau sambut dengan kebahagiaan " seru Juliet
" aku menangis karena aku terharu, bodoh! " seru Guzel membuat mereka semua terkekeh.
" aku tidak menyangka kalau kalian mengingat ulang tahun ku " ucap Guzel
Mereka semua saling melirik membuat Guzel merasa ada yang mereka sembunyikan.
" ada apa? kenapa kalian semua diam? " tanya Guzel dengan bingung
" tidak ada Nona " jawab Austin yang mengulum senyumnya
" ayo Nona tiup lilinnya " pinta Maria dengan menyalakan lilin angka di atas kue ulang tahunnya.
PRAKK PRAKK PRAKK
Suara tepukan tangan bergemuruh di ruangan itu, Guzel sangat bahagia hari ini karena orang-orang terdekatnya ada disaat hari bahagianya, sejenak senyum manis diwajahnya luntur saat mengingat seseorang yang sudah memporak porandakan hatinya tidak ada disini.
" Maria... masakan mu sungguh lezat " puji Christien
" terimakasih Nona "
Suasana yang tadi ramai canda dan tawa seketika hening mereka semua serentak menoleh saat Arrabella berjalan melewati mereka dengan raut wajah tidak sukanya, dirinya terang-terangan menatap Guzel dengan tatapan sinis.
" ada apa dengan wanita itu? " bisik Christien dengan mulut yang masih dipenuhi makanan
" jangan hiraukan dia, lanjut kan makan kalian semua " ucap Guzel dengan santai yang tidak perduli adanya keberadaan Arrabella.
Guzel meraih ponselnya yang sedari tadi bergetar, gadis itu mengerenyitkan keningnya melihat nomor yang tidak dia kenal di layar ponselnya, dengan sedikit menjauh Guzel menggeser tombol hijau layar ponselnya.
" hallo "
" selamat ulang tahun Guzel " ucap seseorang disana
" terimakasih, tapi siapa kau? "
" astag Guzel, jadi kau tidak menyimpan nomor ponsel ku? "
Guzel hanya tersenyum canggung dibalik ponselnya
" ini aku, Matthew "
" oh astaga maafkan aku Matthew karena aku lupa menyimpan nomor ponsel mu "
" ok baiklah tidak apa, tapi setidaknya kau tidak melupakan ku kan? "
Guzel terkekeh dengan menggeleng
" tentu saja tidak, siapa yang bisa melupakan dokter tampan seperti mu " Guzel bisa mendengar bahwa Matthew yang diseberang sana sedang tertawa
" baiklah ada apa kau menghubungi ku? " tanya Guzel
" kau hari ini berulang tahun apa kau tidak ada niatan untuk mentraktirku, Guzel "
Sekarang giliran Guzel yang tertawa membuat mereka yang sedang menikmati makanan serentak menoleh kearahnya.
" Guzel sedang bicara dengan siapa? kenapa dia bisa sampai tertawa terbahak-bahak seperti itu? " tanya Christien
" entahlah, tapi tidak mungkin juga Shawn yang menelpon nya karena jika Lelaki gunung es itu yang menelpon nya Guzel tidak mungkin sampai tertawa seperti itu, melihat wajahnya saja Guzel sudah dibuat diam seribu bahasa " celetuk Juliet yang masih menikmati cake buatan Maria
Austin dan Marvel hanya saling lempar pandang tanpa sadar mereka membenarkan apa yang baru saja dikatakan oleh Juliet.