Chereads / Tuan Shawn / Chapter 10 - Chapter 10

Chapter 10 - Chapter 10

~Sidney

Guzel baru saja keluar dari toko bunga dengan raut wajah riang, gadis itu membawa seikat bunga mawar merah segar dan satu keranjang kecil kelopak bunga mawar putih sesekali dia menghirup aroma segar dari bunga yang ada di tangannya, diiringi oleh Marvel dan juga Austin yang berjalan di belakangnya.

Guzel yang tadinya akan masuk kedalam mobil mengurungkan niatnya ketika seseorang memanggil namanya

" Guzel!! "

Seorang lelaki tampan dari seberang jalan melambaikan tangannya kearah Guzel, setelah jalan sedikit lenggang lelaki itu menyebrang jalan lalu menghampiri Guzel, dengan cepat Marvel dan Austin langsung berdiri di dihadapan Guzel untuk menghalangi lelaki asing itu menghampiri nona mereka.

" tenang, dia Matthew salah satu dokter di rumah sakit tempat ibuku dirawat " Marvel dan Austin hanya diam lalu memberikan jalan untuk Guzel menghampiri Mathew.

" sudah lama kita tidak bertemu, dan kebetulan sekali kita bertemu disini " Guzel menyambut Matthew dengan senyum ramahnya.

" aku kesini ingin membeli bunga untuk ibuku dia baru saja datang dari Melbourne, kau sendiri sedang apa disini? "

Guzel tersenyum " aku membeli bunga mawar ini, karena aku ingin pergi ke pemakaman ayahku " Guzel menunjukkan bunga-bunga yang ada di tangannya

" owh, begitu rupanya " Matthew berfikir sambil melipat kedua tangannnya di depan da**

" baiklah tunggu sebentar, aku akan kembali kau jangan kemana-mana aku tidak akan lama " Dengan cepat Matthew masuk kedalam toko bunga mencari bunga favorit ibunya

Guzel mengerenyit menatap punggung Matthew yang hilang masuk kedalam toko bunga, beberapa menit kemudian lelaki itu kembali keluar menghampiri Guzel dan sudah membawa seikat bunga matahari ditangannya.

" ada apa? kenapa kau memintaku untuk menunggu? " Guzel memandang Matthew dan bunga mataharinya secara bergantian

" aku sudah membeli bunga ini untuk ibuku, dan kebetulan juga hari ini jadwal kerja ku masuk malam, apa aku boleh ikut denganmu mengunjungi pemakaman ayahmu? " tanya Matthew dengan penuh harap, baginya ini bisa menjadi momen dan kesempatan agar bisa lebih dekat dengan gadis itu. Setelah pertemuan mereka dirumah sakit tempo hari, Guzel sudah menari-nari di pikirannya

Guzel sedikit melirik Austin dan Marvel sebelum menjawab " lalu bagaimana dengan ibu? pasti dia sudah menunggumu sekarang "

" ibuku masih punya banyak waktu untuk menunggu, jadi bagaimana apa aku boleh ikut dengan mu? "

Guzel tersenyum lalu mengangguk setuju

" Austin, Marvel, aku akan ikut bersama Matthew menuju pemakaman kalian bisa mengikuti ku dari belakang " pinta Guzel dan di setujui oleh keduanya.

Dengan antusias, Matthew membukakan pintu mobilnya untuk Guzel dan selama dalam perjalanan menuju pemakaman, Guzel terus bercerita tentang masa kecilnya kepada Matthew dengan senang hati lelaki itu menjadi pendengar bagi Guzel.

Tidak butuh waktu satu jam, mobil mewah yang dikendarai oleh Matthew pun sampai tepat didepan gerbang pintu pemakaman keluarga milik Ibram, dari kejauhan Guzel bisa melihat sudah ada taburan bunga di atas tanah kuburan ayahnya.

" seperti nya, sebelum kau tiba sudah ada orang yang lebih dulu datang kemari Guzel " tebak Matthew yang mengikuti Guzel berdiri di samping batu nisan yang bertuliskan nama ayah nya.

" sepertinya, tapi siapa? "

" mungkin dari keluarga ayahmu "

" hmmmmmm " Guzel mulai menaburkan kelopak bunga mawar yang dia bawa tadi

" Hai Daddy, aku datang, maaf karena sudah lama aku tidak datang mengunjungi mu " Guzel meletakkan seikat bunga mawar tepat di atas batu nisan yang bertuliskan nama George Ibram Lionard, gadis itu tersenyum mengusap batu nisan ayahnya.

~~~~~~~~~

Meskipun sudah kembali ke Sidney Shawn masih tetap disibukkan dengan banyak nya tumpukan kertas di atas meja kerjanya, sesekali dia menatap layar laptopnya lalu kertas yang ada ditangannya sanking sibuknya Shawn sudah melewatkan makan siangnya padahal Jerry sudah menyiapkan makan siang untuk lelaki itu.

Shawn langsung menyambar ponselnya yang bergetar sejak tadi di atas meja saat melihat nama Mike di benda pipih itu.

" ya ada apa "

Sekejap Shawn mengehentikan jarinya yang terus bermain di tombol laptopnya dia masih diam setelah mendengar kabar buruk dari Mike

" lalu di mana Guzel? " Shawn kembali terdiam setelah mendapat jawaban dari Mike diseberang sana

" aku akan segera kesana "

Shawn menyandarkan tubuhnya di sofa mengusap wajahnya yang terlihat sangat lelah, kepala nya juga tiba-tiba berdenyut sakit, setelah menenggak obat dan segelas air putih Shawn memejamkan matanya sejenak sebelum kembali meraih benda pipih milik nya untuk menghubungi seseorang.

" bawa Guzel kembali " setelah p*******n nya tersambung tanpa basa-basi Shawn langsung meminta Marvel membawa kembali Guzel dari pemakaman

" kita pergi sekarang Tuan " Jerry datang dengan tergesa-gesa, dengan raut wajah datar Shaun beranjak dari kursi kebesarannya lalu menyambar jas hitam miliknya, dengan langkah kaki yang lebar Shawn keluar dari ruangan diiringi oleh Jerry dibelakang.

~~~~~~~~

" senang rasanya bisa berkencan dengan mu "

Guzel tertawa mendengar ucapan Matthew, bagaimana tidak ternyata lelaki itu menganggap kalau saat ini mereka sedang berkencan.

" ternyata kau bukan orang yang suka berbasa-basi "

kali ini, giliran Matthew yang tertawa

" jadi kau menganggap jika ini adalah sebuah kencan? " Guzel memiringkan kepalanya memandang Matthew

" anggap saja seperti itu, dan aku berharap suatu saat kita bisa berkencan dengan sesungguhnya " Matthew tersenyum penuh harap

Guzel kembali tertawa, ternyata Matthew benar-benar bukan tipe lelaki yang suka berbasa-basi, dan melihat gadis cantik itu tertawa Matthew semakin ini mendekatinya tapi, apakah mungkin?

Pandangan Guzel beralih pada Marvel yang berjalan tergesa-gesa dengan raut wajah yang sulit untuk diartikan menuju diri nya dan Mathew.

" nona Guzel "

" ada apa Marvel, kenapa kau begitu terlihat cemas? apa ada hal buruk terjadi? "

" kita harus segera ke rumah sakit "

" ada apa, katakan " kini giliran Guzel yang mulai cemas

" ini tentang ibumu nona, nyonya Angel tapi aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya sebaiknya kita segera kesana, karena Tuan Shawn juga sudah menunggumu di sana "

" Tunggu aku ikut " seru Matthew

Marvel menatap datar lelaki itu

" aku juga salah satu dokter yang merawat nyonya Angel " ungkap Matthew dengan cepat sebelum Marvel bertanya

" tapi- "

" sudah Marvel, jangan berdebat ayo kita ke rumah sakit sekarang " Guzel berjalan dengan cepat mendahului kedua lelaki itu.

~~~~~~~

" kami sudah berusaha tapi takdir justru berkata lain Shawn, dokter Han juga sudah mengatakan kalau Angel menghentikan semua pengobatan nya selama ini " Mike menepuk pundak Shawn, sejak awal dia datang lelaki itu masih saja bungkam

Dokter Han adalah salah satu dokter yang menangani penyakit yang derita oleh Angel selama ini di rumah sakit, di dampingi oleh Dokter Matthew.

Shawn masih tetap diam, menatap lekat wajah pucat Angel yang sudah terbujur kaku di atas bankar di sana juga sudah ada Xavier dan juga Samuel yang berdiri tidak jauh dari Shawn dan Mike.

BRAKKKKKKKK

Dobrakan pintu dar luar, membuat mereka yang berada di dalam terkejut kecuali Shawn yang masih menatap lekat jenazah Angel.

" Mommy!!!!!!!!!! " pekik gadis malang itu

Guzel langsung berlari memeluk Angel yang sudah tak bernyawa, dia menangis histeris memanggil ibunya, pemandangan itu begitu menyayat hati dokter Han dan beberapa nurse di sana.

Matthew yang berdiri didepan pintu juga hanya diam tidak berkutik melihat pasien nya yang selama ini dia tangani bersama dokter Han sudah pergi untuk selamanya. Padahal malam ini, giliran dia yang bertugas mengontrol keadaan Angel tapi takdir berkata lain.

" Mom.... ayo bangunlah " lirih Guzel, dia masih memeluk Angel dengan erat berharap bahwa ibunya hanya tertidur

" kau sudah berjanji tidak akan pernah meninggalkan ku, aku tidak ingin sendirian di dunia ini Mom.... ini sangat berat untukku " tubuh Guzel bergetar karena tangisnya.

" dia gadis yang malang " gumam Samuel menatap Guzel ibah, sedangkan Mike dan Xavier hanya melirik Shawn yang masih setia dengan bungkamnya.

Isak tangis Guzel terhenti, saat merasa tangan dingin seseorang menyentuh pundaknya dia mendongak sosok tubuh Shawn yang menjulang tinggi sekarang ada dihadapannya. Lelaki itu masih tetap diam menatap lekat wajah sembab Guzel.

Airmata Guzel kembali menetes saat Shawn membawa nya masuk kedalam dekapannya, bau harum maskulin dari lelaki itu menguar begitu saja di indera penciuman Guzel dan seperti menjadi candu baginya. Usapan lembut di kepala yang dirasakan oleh Guzel juga membuatnya merasa sangat nyaman, tangis Guzel kembali pecah dia merasa seakan berada dalam pelukan hangat ayahnya, George.

Matthew yang menyaksikan itu langsung membuang muka, hatinya seperti dihantam batu besar apa lagi melihat Shawn yang semakin erat memeluk Guzel saat tangis gadis itu semakin kencang.

~~~~~~~

Juliet dan Christien baru saja tiba di pemakaman, melihat keadaan Guzel yang hancur mereka berdua langsung memeluknya yang masih terus menangisi kepergian ibunya

" kami turut berdukacita atas kepergian bibi Angel " Juliet mengusap air mata Guzel yang masih menetes.

" kehidupan ku kembali berubah, Juliet. Sekarang aku sudah tidak memiliki siapapun di dunia ini " lirih Guzel, dia mengusap airmata nya yang kembali menetes

Juliet dan Christine hanya saling pandang mereka juga merasa sangat bersedih dan kehilangan atas kepergian Angel yang sudah mereka anggap seperti ibu mereka sendiri.

" percayalah Guzel, semua akan baik-baik saja, kau masih memiliki kami, kita sudah seperti saudara, jadi jangan pernah berfikir jika kau tidak memiliki siapapun " Juliet mengusap pundak Guzel dengan penuh haru

" nona Guzel " Marvel datang menghampiri Guzel yang masih duduk disamping jenazah ibunya

" Tuan Shawn meminta agar nona kembali ke mansion, untuk beristirahat "

" tidak Marvel, aku masih ingin disini menemani ibuku " pandangan Guzel lurus pada jenazah sang ibu

" tapi nona- "

" katakan pada Tuanmu berhenti memerintah ku Marvel!!!!!!! " Guzel meninggikan suaranya, sorot mata nya tajam di penuhi dengan kesedihan.

" maafkan aku nona " Marvel menunduk kan kepalanya di hadapan Guzel namun tetap tak beranjak pada tempatnya.

" Guzel tenang lah, Marvel hanya melakukan tugasnya " bujuk Christine

" Tuan Shawn hanya tidak ingin kau terus larut dalam kesedihan, karena dia sangat perduli padamu " Marvel masih tetap berada di posisi nya. Guzel sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Marvel, benarkah Shawn perduli padanya? atau Marvel hanya ingin bergurau.