Chereads / One Night Stand With My Teacher (IDN) / Chapter 38 - Aroma Alkohol

Chapter 38 - Aroma Alkohol

Cuitan burung yang mulai beterbangan dan hinggap di ranting pohon, terdengar sangat riuh juga merdu. Seiring fajar yang mulai menyingsing pertanda pagi sudah menanti.

Suasana di dapur mansion Anggara Kurniawan pun sudah mulai sibuk. Tiga pembantu perempuan yang bertugas memasak, sudah hampir selesai menyiapkan menu sarapan pagi.

Sedangkan kepala pembantu sekaligus pengasuh tunggal nona muda juga terlihat sedang sibuk menyiapkan roti bakar untuk menu sarapan tuan putrinya.

Sebagian pembantu laki-laki juga sudah sibuk dengan tugasnya, termasuk juga tiga sopir pribadi anggota mansion yang sedang asyik mencuci dan membersihkan kendaraan masing-masing.

Sementara di dalam mansion, tepatnya di ruang keluarga yang terkesan mewah dan elegan. Sang pemilik mansion, yakni Tuan Anggara Kurniawan masih terlihat duduk santai di sofa empuk sembari membaca surat kabar harian terbitan hari ini sambil menikmati teh hangat yang tersedia di meja.

Sebagai diplomat muda yang telah sukses dengan bisnis properti di perusahaannya, Anggara Kurniawan masih tetap menyempatkan diri untuk membaca surat kabar di setiap paginya sebelum berangkat ke kantor.

Ditambah lagi untuk sekarang ini jadwal kerja dari pemilik Kurnia Jaya Grup tersebut sudah tidak begitu padat, setelah proyek berskala internasional yang ia menangkan tendernya beberapa bulan yang lalu, pengerjaanya sudah mencapai target yang ditetapkan.

Sedangkan Nyonya Yurike juga sedari tadi menemani sang suami menikmati teh hangat yang sudah di sediakan oleh bibik pembantu, sekarang terlihat tengah berjalan menuju kamar pribadi mereka untuk segera melakukan ritual mandi paginya.

Meskipun pasangan suami istri itu selalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing, namun mereka masih tetap meluangkan waktu untuk duduk dan berbincang bersama. Keduanya tetap saling dukung dan saling menguatkan

Hanya saja, akhir-akhir ini pasangan pengusaha kaya tersebut sedang di buat bingung oleh putri semata wayangnya yang kerap kali pulang larut malam, sedangkan sang putri masih berstatus sebagai pelajar dan sebentar lagi akan melaksanakan ujian kelulusan.

Seperti yang terjadi beberapa hari yang lalu, saat mereka pulang dari kantor lebih awal, putri cantiknya sudah keluar dari rumah. Meskipun sang pembantu yang mengasuh putri kesayangannya tersebut selalu melaporkan semua kegiatan nona mudanya.

Dan juga, tiga pegawai khusus yang Anggara Kurniawan tugaskan untuk mengawasi dan mengikuti putri semata wayangnya tersebut juga selalu memberi laporan setiap harinya.

Namun sepertinya Anggara Kurniawan belum merasa puas dengan hasil kerja bawahannya tersebut. Sehingga ia mempunyai rencana untuk secepatnya menemui Harry Wardana selaku guru terpandang di sekolah Mila untuk meminta bantuan, baik itu pemikiran maupun tindakan. Karena ia tahu dan percaya pada kemampuan guru muda tersebut.

Nyonya Yurike yang sedari tadi berada di dalam kamar, sekarang sudah terlihat keluar dari sana dan menghampiri sang suami. Meskipun usianya sudah lebih dari 40 tahun namun penampilannya masih terlihat anggun dan cantik layaknya usia 30.an

Semua itu karena Yurike tetap konsisten melakukan olahraga rutin di sela-sela kesibukan dan juga tetap menjaga pola makan yang seimbang. Tidak ketinggalan juga ia selalu melakukan perawatan kulit dan tubuh secara rutin.

Bahkan ketika jalan bersama putri kesayangannya, si cantik Mila. Tidak jarang orang-orang yang melihatnya akan tertipu dengan penampilannya dan mengira kalau ia adalah kakak dari gadis cantiknya tersebut.

Setelah meminta suaminya untuk segera mandi dan sarapan lalu bersiap pergi ke kantor, Perempuan paruh baya yang masih terlihat cantik itu berjalan ke arah meja makan.

Sesampainya disana Nyonya Yurike tidak menjumpai putri semata wayangnya, lalu ia pun bergegas ke dapur karena mengira anak gadisnya ada disana. Hasilnya kosong, ia hanya menjumpai beberapa pembantu yang sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Begitu melihat bik Minah yang merupakan kepala pembantu di mansionnya, ia segera menghampiri perempuan yang sudah bertahun-tahun dan tetap setia bekerja untuknya. Bahkan bik Minah sudah ia anggap sebagai keluarganya sendiri sehingga sudah tidak ada jarak diantara mereka.

"Bik Minah, apakah Nona Mila belum bangun? Tidak biasanya, sudah jam segini kok belum muncul di meja makan?" tanya istri Anggara Kurniawan setelah berada di dekat kepala pembantu mansion tersebut.

"Maaf, Nyonya. Sepertinya Nona Mila kecapekan, sehingga sudah jam segini belum bangun. Biar saya bangunkan Nona Muda dulu, Nyonya," jawab perempuan paruh baya tersebut dengan wajah yang sedikit canggung karena sejatinya ia tahu kalau Nona mudanya pulang larut malam dan dalam keadaan mabuk.

Sengaja bik Minah tidak memberitahukan perihal tersebut kepada Nyonya Yurike karena ia tahu apa yang akan terjadi kalau sampai nyonya besarnya mendengar berita itu.

Sesudah Yurike berlalu dari hadapannya, ia pun segera bergegas menuju kamar nona muda untuk membangunkan gadis cantik yang sudah ia asuh sejak kecil.

Tidak lama kemudian, kepala pembantu yang tadi berjalan dan setengah berlari tersebut sudah berada di depan pintu kamar putri semata wayang dari pasangan Anggara Kurniawan dan Yurike Kurniawan yang masih terkunci.

Tidak mau berlama-lama karena tidak ingin situasi menjadi rumit, bik Minah pun segera mengetuk daun pintu sambil memanggil nona mudanya.

"Non-nona Mila, bangun Non, sudah siang ini," panggil perempuan paruh baya itu sambil tangannya terus mengetuk-ngetuk daun pintu di depannya, namun tidak ada jawaban.

Setelah berkali-kali mengetuk dan menunggu, akhirnya pintu kamar itu pun terbuka. Pembantu yang selalu ramah dan menyayangi nona mudanya tersebut hanya bisa membuka mulutnya lebar-lebar melihat pemandangan didepannya.

Bagaimana tidak, ia melihat nona muda kesayangannya tersebut kondisinya sangat menyedihkan. Rambutnya yang acak-acakan, wajah yang pucat dan kusut, serta hanya mengenakan pakaian dalam sehingga lekuk tubuh sempurnanya benar-benar terlihat jelas.

"Apa sih, Bik. Aku masih ngantuk," ucap gadis cantik yang masih berdiri tanpa menyadari kondisinya tersebut dengan suara malasnya.

"Ya Tuhan. Nona Mila," jawab bik Minah dengan keterkejutannya sambil mendorong masuk tubuh nona mudanya dan segera menutup pintu.

Perempuan paruh baya itu hanya bisa bertanya dalam hatinya tentang apa yang sudah terjadi pada gadis cantik yang berada di depannya sekarang.

Sebab tadi malam saat Firman dan Herman mengantar nona muda pulang dalam keadaan mabuk, ia meminta tolong pada pak Darno, suaminya untuk menggendong dan membaringkan tubuh gadis cantik itu serta ia sendiri yang menutupi tubuh tersebut dengan selimut.

Kenapa saat ia kembali masuk ke dalam kamar tersebut di pagi hari, kondisinya sudah sangat berbeda. Bik Minah hanya bisa geleng-geleng kepala.

Akan tetapi ia juga tidak ingin berlama-lama di kamar nona Mila karena takut kalau-kalau nyonya Yurike akan menyusulnya.

"Nona Muda. Ayo mandi dan segera turun, sebelum Mamahmu datang kesini," ucap perempuan paruh baya itu dengan sedikit ketakutan sambil merangkul tubuh mulus gadis cantik dihadapannya.

Meski terasa berat, namun tetap dipaksakan karena ia menyadari kalau gadis dengan tubuh polos tanpa pakaian dan sangat seksi itu akan kembali membaringkan tubuhnya ke atas ranjang.

"Mila capek dan masih ngantuk, Bik," jawab sang gadis dengan malas dan mata tertutup serta aroma alkohol yang begitu menyengat masih keluar dari bibir sensual sang gadis.

To be continued...