Di lingkungan tempat tinggal Harry Wardana yakni komplek kontrakan yang terbilang sederhana. Ibu-ibu yang sedang ngerumpi di dekat rumah sang guru muda terlihat masih serius membincangkan urusan emak-emak komplek.
Semenjak beberapa hari saudara angkat Agung Bramasta yakni Harry Wardana yang dipercaya untuk mengelola sekaligus sebagai tah komplek tersebut.
penanggungjawab.
Semua penghuni kontrakan sudah sepakat untuk menjamin serta mencukupi segala kebutuhan harian guru muda tersebut.
Entah siapa yang pertama kali mempunyai ide tersebut, yang jelas mereka sudah kompak dan mulai berjalan beberapa hari terakhir ini.
Mungkin juga salah satu yang menjadi alasan para penghuni di sana, karena mereka jadi merasa aman dan terlindungi dari ulah preman-preman kampung yang tempo hari telah mengusik dan mengganggu ketenangan kehidupan mereka semua.
Seperti halnya yang terjadi di siang hari ini, ibu-ibu yang sedang berkumpul dan ngerumpi. Begitu melihat sang guru muda sekaligus pengelola tempat tinggal mereka sudah pulang dari sekolah.
Kemudian masing-masing dari mereka yang kebagian jatah untuk memberikan layanan hari ini, segera meyiapkan aneka macam makanan dan minuman untuk menu makan siang sang guru muda yang tampan rupawan tersebut.
Begitu juga dengan salah satu penghuni kontrakan yang kebetulan tinggal bersebelahan dengan rumah Harry Wardana, yakni ibu Nagita sang janda muda dengan satu anak yang masih terlihat cantik dan seksi tersebut, hari ini ia mendapat jatah untuk menyuguhkan minuman.
Setelah mengetahui kepulangan guru muda itu, ibu-ibu yang dari tadi asyik ngobrol pun segera membubarkan diri dan kembali ke rumah masing-masing.
Tidak lama kemudian, perempuan paruh baya dengan bodi jumbo sudah kembali ke rumah Nagita sambil membawa tray plastik berisi sepiring nasi putih berikut sayur dan lauk serta beberapa potong buah semangka.
"Nagita, nasinya saya taruh di sini saja ya," ucap perempuan dengan tubuh gemuk tersebut setelah mengetuk pintu dan masuk ke dalam rumah sang janda muda sambil meletakkan tray plastik di atas meja.
"Iya, Bu. Sebentar saya bikin kopi dan minuman dingin dulu. Nanti kita hantarkan bareng-bareng," jawab perempuan muda yang masih terlihat cantik serta segar, dengan kulit putih bersih serta rambut panjangnya yang di kuncir kuda.
Ia pun bergegas menuju ke meja dapur untuk merebut air guna menyeduh kopi hitam serta menyiapkan botol tempat minuman dingin.
"Sudah Nagita, kamu hantarkan sendiri saja, saya sedikit sungkan dengan pria tampan itu," jawab perempuan paruh baya itu sambil melangkah keluar dari rumah sang janda muda.
"Eh, Ibu," teriak wanita cantik yang sedang menyeduh kopi hitam, berusaha untuk menerangkan kepada ibu dengan bodi jumbo, akan tetapi perempuan paruh baya tersebut sudah menghilang di balik pintu.
'Aduh, bagaimana ini. Apa harus aku sendirian mengantar makanan ini?' gumam wanita muda itu sambil meletakkan kopi hitam serta minuman dingin pada tray plastik miliknya.
Kemudian ia bergegas keluar rumah, mencari ibu-ibu lainnya untuk menemaninya mengantar makanan dan minuman ke rumah sang guru muda.
Setelah mencari kesana kemari ternyata tidak ada satupun tetangganya yang berada di luar rumah, terpaksa wanita muda itu harus mengantar makanan dan minuman itu sendiri ke rumah sebelah.
Seperti biasanya, tiap kali sang guru muda berada di rumah, pintu depan tidak pernah ia kunci. Hal itu karena pria tampan itu mengikuti permintaan ibu-ibu tetangganya dengan alasan agar mudah untuk mengantar makanan.
Setelah semuanya di rasa cukup, sang janda muda cantik itu pun segera bergegas menuju rumah sang pemilik kontrakan yang berada disebelah tempatnya tinggal.
Dengan membawa satu tray berisi piring nasi lengkap dengan lauknya, tangan kanannya mengetuk pintu yang terlihat sedikit terbuka di depannya, namun tidak ada jawaban dari dalam.
'Apakah Pak Harry sudah istirahat siang? Sepertinya belum lama beliau masuk kok,' gumam perempuan dengan rambut di kuncir kuda tersebut. Ia pun kembali mengetuk pintu dan sedikit membukanya, namun tetap tidak ada jawaban.
Perempuan muda bertubuh seksi itu pun memberanikan diri untuk masuk ke dalam dengan langkah hati-hati dan mengarah ke meja kayu yang terletak di dekat meja dapur.
Sesampainya disana Nagita segera meletakkan nampan plastik tersebut di atas meja kayu yang terlihat sedikit berantakan itu.
Samar-samar telinga sang wanita cantik itu menangkap suara percikan air dari dalam kamar mandi.
'Oo.. Pak Harry sedang mandi. Aku harus segera mengambil nampan satunya lagi, sebelum beliau selesai dari mandi,' gumam sang janda muda tersebut sambil membalikkan badan dan mengayunkan kaki menuju keluar dari dapur itu.
Sesaat kemudian wanita muda nan seksi dan cantik itu pun sudah sampai di rumahnya, segera ia mengambil tray berisi kopi hitam dan sebotol minuman dingin lalu bergegas keluar, selanjutnya ia berjalan kembali menuju ke rumah pak Harry.
Sang guru muda yang sedari tadi terlalu asyik dengan ritual mandinya, setelah dirasa cukup dan tubuhnya sudah merasakan segar lagi, ia pun memutar kran shower dan mengakhiri madinya.
Segera sang lelaki tampan itu meraih handuknya yang berada pada gantungan disana lalu bergegas keluar dari dalam kamar mandi.
Ketika guru muda itu keluar dari kamar mandi, saat itu juga bersamaan dengan selesainya Nagita, sang janda muda nan seksi meletakkan tray tempat minuman di meja kayu dalam ruangan tersebut.
Tanpa komando, tanpa aba-aba dua makhluk dewasa berbeda jenis kelamin itu pun sama-sama terkejut saat mereka saling beradu pandangan, Sontak keduanya pun menutup mulut masing-masing yang sedang terbuka lebar dengan telapak tangan sendiri-sendiri.
Ada satu rasa yang sangat sulit dijelaskan dengan kata-kata dari lelaki dan wanita dewasa yang sedang berada dalam satu ruangan kecil tersebut.
'Oh my God. Ganteng sekali orang ini. Bodinya, lekuk tubuhnya, ototnya, dadanya, perutnya dan itu. Itu yang menonjol di pusat sana. Oh, Tuhan,' gumam Nagita melihat pemandangan yang berada tepat di hadapannya, tanpa sadar ia pun menelan salivanya dengan kasar.
Bagaimana tidak, sebagai wanita normal yang pernah merasakan kenikmatan sejati, ditambah lagi ia sudah lama tidur sendiri setiap harinya, tentu naluri kewanitaannya saat itu juga langsung bergejolak.
Sama halnya dengan Harry Wardana, ia pun sangat terkejut dengan keberadaan perempuan muda nan cantik dan seksi yang sekarang berada di dalam ruangan tersebut.
'Busyeet, Cantik juga ini perempuan. Kulitnya putih bersih, bodinya juga bagai biola spanyol, posturnya tinggi juga, apalagi itu paha, oh mulusnya, Ya Tuhan,' bisik hati sang guru muda penuh dengan kekaguman.
Ya jelas lah, lelaki normal manapun pasti akan berpikiran sama. Pemandangan gratis yang saat ini terpampang di depan matanya, jelas satu anugerah yang tidak ia sia-siakan, sedetikpun sang guru muda itu tidak berkedip.
Bagaimana tidak, perempuan muda yang cantik, dengan bodi yang aduhai dan hanya mengenakan t-shirt pendek yang ketat sehingga menunjukkan setiap lekuk tubuh nan sempurna, di tambah lagi wanita itu cuma memakai rok mini yang ketat juga, pastilah paha putih nan mulus serta bempernya yang menonjol kian mengundang gairah lelaki.
To be continue..