Dua insan berbeda jenis yang berada di ruang dapur nan kecil dan sempit tersebut hanya saling pandang sesaat dan merasa salah tingkah serta bingung mau berbuat ataupun berkata apa, sehingga.
"Eh, Mbak Nagita. Sudah lama di situ?" ucap sang guru muda yang masih telanjang dada dengan groginya, lebih dulu menyapa wanita cantik dihadapannya dengan senyum yang dibuat-buat.
"Iya, Pak Harry. Saya baru selesai mengantar ini," jawab sang janda seksi dengan perasaan bersalah sambil tersenyum tipis untuk menutupi rasa groginya juga.
"Maaf, Mbak. Saya selalu merepotkan kalian," balas sang pria tampan sambil menggaruk-garuk rambutnya yang masih basah hingga terlihat semakin menggoda.
Sejujurnya selain begitu groginya, Harry Wardana juga merasa khawatir kalau perempuan muda itu sempat mengintip dan melihat saat ia mandi tadi, karena pintu kamar mandi juga tidak.
"Tidak mengapa, Pak Harry. Kita tidak merasa di repotkan kok," jawab wanita cantik sambil tetap tersenyum dan kedua tangannya mulai memainkan rambut panjangnya yang di kuncir kuda.
Sang guru muda yang hanya memakai handuk sebatas puser kebawah itu pun berusaha tetap tenang karena wanita cantik yang berdiri di dekat meja masih terus memandangi tubuhnya yang telanjang dada tersebut.
Sebenarnya ia berniat untuk melangkah masuk ke dalam kamarnya, namun sang wanita muda di depannya masih tetap berdiri penuh ketakjuban dan seolah tidak memberi jalan sedikitpun.
Sama halnya dengan Harry, Nagita si janda muda nan seksi itu juga serba salah dengan tingkahnya, ia merasa seolah tubuhnya tidak bisa bergerak dari tempatnya berdiri.
Serasa ada kekuatan magnet yang membuatnya hanya terpaku sambil berkali-kali ia menelan saliva karena adanya pemandangan tubuh setengah telanjang di hadapannya hingga membuat naluri kewanitaannya sudah sangat sulit di kendalikan.
Begitu juga dengan perasaan campur aduk yang menghinggapi pikiran sang guru muda, antara tetap berdiri dengan hanya memakai handuk dan terus jadi tontonan wanita cantik di depannya atau segera menerobos masuk kedalam kamarnya.
Akhirnya sang pria tampan itu memaksakan kakinya untuk berjalan perlahan melewati wanita cantik yang masih terpaku diantara meja kayu dan pintu, sambil tatapan matanya juga tidak berpaling dari wajah cantik sang perempuan muda tersebut.
Satu dua langkah ia masih berusaha untuk tetap tenang mengontrol kewaspadaannya karena sejatinya sang guru muda itu tahu kalau wanita di hadapannya itu berkali-kali menelan saliva pertanda bahwa sang wanita benar-benar tergoda oleh dirinya.
Benar saja, saat tubuh sang pria tampan berada di dekat wanita cantik itu, ia di kejutkan oleh sesuatu yang terasa menyentuh kemudian melingkar di pinggangnya yang kekar.
Begitu terkejutnya ia, serasa ada sesuatu yang melayang dari dirinya. Seketika itu sang guru muda berusaha memastikan benda apa yang melingkar dan terasa hangat di pinggiangnya, benar saja kalau tangan lembut wanita itu sudah menguasai tubuh kekar miliknya.
Sontak saja, tatapan matanya pun kembali beradu dengan manik bening sang wanita cantik, kini keduanya benar-benar berada begitu rapat dan tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari bibir dua insan berbeda jenis tersebut.
Gerakan tanpa komando juga dilakukan oleh pria tampan dengan dada telanjang itu, tiba-tiba saja tangan kekar sang pria kini sudah melingkar di belakang leher sang wanita, lalu merengkuh tubuh seksi tersebut.
Sesaat kemudian kening keduanya sudah beradu, lalu bibir dua insan itu pun kini sudah saling menempel tanpa tahu siap yang memulai terlebih dahulu.
Keduanya saling serang bibir dan saling melumat satu dengan lainnya, sang pria semakin bersemangat menyerbu setiap ruas mulut sang wanita, sesekali terdengar desahan penuh kenikmatan dari janda muda dengan diikuti balasan serangan bibirnya yang juga tidak kalah lincahnya dari sang pria.
Setelah kedua insan semakin terbuai dalam kenikmatan, tangan kekar sang pria ganteng itu pun mulai bergerilya meraba tiap lekuk tubuh sehingga sampailah tangan tersebut di pinggul montok sang wanita, dengan remasan yang sedikit kasar namun membuat sang janda muda semakin beringas di buatnya.
"Kamu suka seperti ini, Sayang" bisik sang guru muda tepat di telinga sang janda muda dengan napas hangatnya yang membuat sang wanita semakin terbuai dalam nafsu.
"Aku sangat menikmati ini, Sayang," balas sang wanita dengan napas tersengal-sengal dan tangannya terus bergerak kesana kemari.
Ketika tangan halus sang wanita mulai mengelus-elus dada bidang berambut milik Harry Wardana sambil bibirnya terus melumat bibir tebal sang guru muda. Saat itu pula tangan sang lelaki mulai melepaskan t-shirt ketat dan juga bra yang dikenakan oleh sang wanita
Sehingga nampaklah dua gundukan putih mulus dan masih terlihat sangat padat menantang. Sontak tangan kekar itupun segera meremas dan memainkan puting yang terletak ditengah gunung kembar tersebut.
Lidah nakal sang pria juga mulai bergerak turun ke leher sang janda muda lalu turun lagi ke bawah hingga sampailah kuluman dan jilatan tersebut pada benda kecil di pusat gundukan yang membuat sang wanita cantik itu menggeliat kegelian.
Tangan lembut sang wanita muda itu pun tidak kalah bergerak, mengelus tengkuk, punggung dan sampai akhirnya tanpa sadar tangan tersebut melepaskan handuk yang melingkar di pinggang sang lelaki.
Sehingga sesuatu yang sedari tadi berdiri tegang di balik handuk, kini semakin jelas terlihat menyeruak bagaikan tombak panjang. Sesaat sang wanita terkejut dan menghentikan ciumannya.
Sang janda muda yang sedari tadi sudah terbuai oleh bisikan iblis serta akal sehatnya yang sudah tidak berfungsi, begitu merasakan ada suatu benda keras yang menempel di depan v**inanya, tangan halusnya pun segera meraih dan memainkan benda tersebut.
"Ough," terdengar erangan dari sang pria tampan yang membuat tangan kekarnya semakin kasar dalam bergerilya melepaskan rok mini yang kenakan oleh sang janda montok tersebut.
Tanpa di komando, tangan itu pun sudah melucuti pelindung akhir yang menutupi benda tembam dan berambut di pangkal paha wanita cantik itu. Kini jari-jari tangan tersebut sudah lincah memainkan dan masuk kedalam benda yang sangat berharga milik sang janda muda.
Wanita berusia 25 tahunan itu terlihat sangat senang dan menikmati segala serangan bibir dan gerakan lincah jari tengah sang lelaki tampan berkali-kali mendesah dan menggeliatkan tubuhnya.
"Sudah mulai basah, Sayang. Kamu suka?" tanya sang pria bersemangat dengan desahan hangatnya yang membuat sang wanita semakin bergairah.
"Aku sangat suka ini semua. Kamu boleh mengulum bagian itu, Sayang. Aku sudah tidak tahan," jawab sang perempuan cantik yang sekarang sudah berdiri polos tanda ada sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya.
"Kamu serius, Sayang? Aku juga sudah tidak sabar," ucap sang guru tampan dengan napas menderu karena begitu semangatnya serta jari tengahnya yang tidak berhenti bekerja.
"Iya, Sayang," jawab singkat yang keluar dari bibir sensual sang janda muda dengan menganggukan kepalanya.
Mendengar jawaban polos dari wanita cantik di hadapannya, sang guru muda pun segera menghentikan aksinya.
Kini, lelaki tampan bertubuh kekar itu langsung menggendong tubuh bahenol sang wanita cantik dan segera membawanya ke dalam kamar lalu membaringkan tubuh mulus tersebut di atas ranjangnya.
To be continue..