Chereads / One Night Stand With My Teacher (IDN) / Chapter 37 - Saling Melumat

Chapter 37 - Saling Melumat

Mesin waktu digital yang terpampang di dinding ruangan besar nan mewah bagian dari mansion sudah menunjuk di angka 17:30. Hari pun mulai gelap mengartikan bahwa sore sudah mulai beranjak petang.

Faizal yang sudah bisa mengendalikan kepanikan, terlihat tengah berbincang dan bercanda dengan kekasih pujaan hatinya yang sedang duduk rapat disampingnya dan terlihat semakin cantik karena senyum keceriaan yang berkali-kali muncul dari sudut bibir sensual sang gadis.

Dua sejoli yang sedang dimabuk asmara tersebut terlihat semakin mesra dalam ruangan besar yang sepi. Berkali-kali kedua bibir muda mudi itu saling bersentuhan dan saling melumat.

Sedangkan di ruang mansion lainya, tepatnya di sebelah dapur, para pegawai laki-laki baik itu sopir, tukang kebun ataupun tukang kebersihan, terlihat sedang makan bersama.

Seperti hari-hari biasanya, setelah merampungkan tugas masing-masing kemudian mandi dan bersantai sejenak. Mereka selalu berkumpul di ruangan tersebut saat waktunya makan.

Bahkan terkadang mereka bisa sampai larut malam berada dalam ruangan tersebut, sekedar berbincang dan saling pijat untuk kemudian beristirahat di kamar masing-masing.

Suasana yang jarang di jumpai dan juga membuat mereka merasa betah, bahkan ada yang sudah bertahun-tahun bekerja di mansion Anggara Kurniawan. Karena rasa nyaman dan semangat serta tidak terlalu di kekang dalam pekerjaan, yang penting tanggung jawab dengan tugas masing-masing.

Adapun para pembantu perempuan terlihat masih sibuk dengan pekerjaan di dapur, ada yang sedang mencuci piring dan gelas, ada juga yang sedang membuat makanan ringan untuk teman ngobrol mereka saat malam nanti.

Sedangkan bik Minah selaku kepala pembantu, masih terlihat sibuk dengan urusannya sambil menunggu nona muda yang sebentar lagi akan pergi dengan kekasih barunya.

Benar saja, setelah bik Minah menyuguhkan kopi hitam buatan Yanti untuk suaminya dan juga pegawai mansion lainnya yang sedang berbincang di ruang santai, ia melihat nona muda sedang berjalan ke arah dapur.

Perempuan paruh baya yang sedari tadi sengaja menunggu gadis yang di asuhnya sejak kecil itu di belakang, karena ia tidak ingin mengganggu kemesraan nona muda di dalam.

Saat mengetahui Nona muda sedang mencarinya, itu pun segera bergegas menghampiri gadis cantik yang sudah berdandan rapi karena akan pergi bersama kekasih barunya.

"Bik Minah," panggil Mila setelah sampai di dapur sambil pandangannya mencari-cari sosok perempuan paruh baya.

"Iya, Non. Ada yang bisa saya bantu?" tanya perempuan paruh baya yang sudah muncul di balik pintu.

"Aku pergi sekarang, Bik. Nanti bilangin sama Mamah, pulangku sedikit malam," ucap gadis cantik yang mengenakan gaun putih dengan rambut panjang terurai itu sambil tersenyum lalu membalikan badan dan berjalan ke arah ruang besar di mana sang kekasih sedang menunggunya.

"Baik, Non. Nanti saya sampaikan kepada Nyonya Yurike," jawab bik Minah sambil mengikuti langkah nona muda dari belakang.

"Ayo, Sayang. kita berangkat sekarang," ucap Mila setelah sampai di dekat pemuda tampan sang pujaan hatinya sambil meraih tangan Faizal dan memintanya untuk segera bangkit dari tempat duduknya.

"Baiklah, Sayang. Apa kamu sudah memberi tahu Bik Minah?" jawab sang pemuda sambil mengangkat tubuh dari duduknya dan ia sedikit kaget setelah melihat kalau bik Minah sudah berada di ruangan tersebut.

"Lho, Bik Minah sudah di sini?" sambung pemuda tampan tersebut sambil tersenyum dan menunduk karena merasa malu.

Dua sejoli itupun berjalan keluar dari dalam mansion menuju mobil mewah yang masih terparkir di halaman samping. Sedangkan bik Minah hanya mengantar mereka sampai depan pintu utama.

"Kami berangkat dulu, Bik Minah," ucap Mila dan kekasihnya berbarengan, sambil sang pemuda membukakan pintu mobil untuk gadis cantiknya.

"Iya, Tuan, Nona. Hati-hati di jalan," jawab perempuan paruh baya tersebut sambil tersenyum dan melambaikan tangan ke arah dua muda mudi yang sudah berada di dalam mobil mewah.

Faizal yang sudah duduk di belakang kemudi, segera memakai sabuk pengaman, di ikuti oleh gadis cantik di sebelahnya.

Sesaat kemudian mobil mewah itu pun sudah melewati gerbang mansion dan mulai membelah kepadatan kendaraan di jalan raya yang sedang ramai-ramainya di jam-jam sibuk seperti ini.

Sedangkan Firman dan Herman yang sedari tadi memantau kepergian nona muda di samping lapangan tenis dekat pertigaan kompleks, begitu melihat mobil mewah yang di kemudikan oleh Faizal sudah melewati pertigaan.

Kedua pegawai khusus itu pun segera mengikuti dari belakang dengan jarak aman yang sekiranya tidak di sadari oleh Mila dan Faizal. Karena dua lelaki tersebut sudah mengetahui kemana tujuan nona muda akan pergi.

Tidak berapa lama, sampailah mobil yang membawa Mila dan Faizal di depan Mall besar. Kemudian sang pemuda tampan yang duduk di belakang kemudi itupun mengarahkan mobilnya ke area parkiran.

Sedangkan Firman dan Herman tidak mengikuti sampai ke dalam. Mereka berhenti di dekat halte yang letaknya tidak jauh dari pintu keluar Mall.

Keduanya pun segera turun dan singgah di sebuah warung kecil yang biasa melayani para pekerja proyek. Sengaja mereka memilih tempat itu agar bisa dengan leluasa mengawasi nona Mila saat sudah keluar dari Mall.

Setelah menghabiskan kopi, dua lelaki dengan postur tinggi besar itu kemudian kembali masuk kedalam mobil, pintu sebelah kiri sengaja di buka dan Herman terus memantau ke arah pintu keluar Mall.

Sedangkan Firman terlihat sedang serius berbicara dengan Anggara Kurniawan lewat panggilan ponselnya.

Perkiraan dua pegawai khusus tersebut tidak meleset. Saat Firman baru saja menutup teleponnya, Herman melihat mobil mewah yang membawa nona Mila sedang keluar dari Mall. Ia pun segera memberi tahu seniornya untuk siap-siap tancap gas dan kembali mengikuti mereka.

Lima sepuluh menit, mobil mewah berwarna hitam yang sedang di ikuti oleh Herman dan seniornya itu masih aman di jalur kota. Akan tetapi setelah itu, kedua pegawai Anggara Kurniawan dibuat bingung.

"Menurut informasi bik Minah, setelah pergi ke Mall, Faizal akan mengajak Nona Mila mampir ke rumahnya," Firman membuka pembicaraan dengan rasa penasaran. Herman yang duduk di sebelah kiri hanya memandang seniornya.

"Tidak beres ini, Her. Sepertinya Faizal mengajak Nona muda ke tempat karaoke ini," sambung sang senior menyimpulkan tebakannya.

"Tidak mengapa, Brother. Kita ikuti saja mereka. Kalau cuma kawasan ini, aku masih bisa menghandle," jawab Herman meyakinkan seniornya sambil mengambil ponsel di kantong celananya. Ia pun nampak akan menghubungi seseorang.

"Hallo Brother. Aku sedang menuju kawasanmu, tolong kasih tahu anak buahmu," ucap Herman ketika seseorang di seberang sudah menerima panggilan teleponnya.

"Siap, Brother. Kamu tenang saja, kebetulan aku sedang di diskotik A ini," jawab lelaki di seberang sana dengan suara penuh semangat.

"Oke, kalau begitu Aku langsung meluncur ke lokasimu sekarang," balas Herman singkat lalu menutup teleponnya. Ia pun memberi tahu kepada seniornya untuk menuju ke lokasi yang di sebutkan tadi.

To be continued...