Tubuh pak Darno sudah naik ke atas ranjang, meraih dan memeluk hangat tubuh istrinya. Sang istri hanya bisa menurut. Sesaat berikutnya, tubuh lelaki tua yang masih terlihat kekar itu sudah berhimpitan dengan tubuh si istri.
Entah siapa duluan yang memulai, kedua insan itu sudah terlibat dalam perang bibir, lidah mereka terus menunjukkan kelihaian masing-masing, layaknya muda mudi yang sedang dimabuk asmara. Detak jantung keduanya semakin cepat, menandakan kalau birahi sudah mulai menguasai dua orang tua yang sedang bermesraan.
Tanpa disadari, masing-masing dari tangan mereka sudah memegang dan memainkan senjata berbeda bentuk yang ada dalam tubuh pasangannya.
Setelah dirasa cukup, suami nan kekar itu segera merebahkan tubuh istrinya tanpa ada perlawanan sedikitpun. Bibir dan lidah pak Darno terus bergerak lincah, mulai dari mata, hidung, bibir, telinga, dan leher si istri, ia jilat dan mengulumnya secara bergantian.
Dua gunung kembar yang sekarang nampak menjulang itu juga tidak luput dari permainan lidah lelaki paruh baya itu. Sang istri yang sudah berada di bawah naungan pak Darno hanya bisa pasrah dan sesekali mengerang akibat kenikmatan yang timbul dari serangan suaminya.
Sesekali tubuh si perempuan berusia 47 tahun itu terlihat menggeliat menahan geli dan nikmat. Lebih-lebih ketika bibir pak Darno mulai menyentuh benda empuk, tembam dan berambut tipis yang ada di pangkal pahanya itu. Seketika tubuhnya sedikit bergetar dan tangan kanannya tanpa sengaja menekan kepala suaminya itu agar sedikit terbenam lagi.
Bibir dan lidah tua itu terus menjilati dan mengulum benda kecil yang terletak di tengah-tengah benda tembam, dan yang empunya semakin menggeliat penuh kenikmatan.
Perempuan paruh baya yang sudah telanjang bulat itu tiba-tiba bangkit dan mendorong tubuh kekar suaminya.
Sesaat kemudian, ia hempaskan tubuh sang suami dan membaringkannya di tempat ia berbaring tadi. Sang suami yang memahami kemauan si istri itu hanya tersenyum dan telentang pasrah di hadapan istri.
Bik Minah yang sudah dikuasai nafsu birahi itupun segera duduk di atas tubuh kekar milik pak Darno. Tangan kirinya memegang batang kejantanan milik suaminya yang sudah sangat kaku dan mengeras. Perlahan dan sedikit demi sedikit ia masukkan kedalam lubang Miss V-nya yang sudah basah sedari tadi.
Lelaki kekar di bawahnya terlihat diam memejamkan mata, tetapi tidak tangannya yang secara spontan meraih dua benda kembar milik istrinya, memainkan puting coklat yang ada di tengah gunung.
Melihat sang istri mulai bergerak liar di atas batang kejantanan kepunyaannya, pria paruh baya itu kemudian meraih pinggang si istri dan membatu kegiatannya.
Bik Minah yang dari awal sudah mengeluh kecapekan, tidak mampu berlama-lama dalam goyangan dengan tancapan rudal kenikmatan yang menusuk tepat di lubang kenikmatannya. Sekarang ia sudah menyerah dan tidak mampu lagi berada di atas.
Selanjutnya pak Darno dengan cekatan membalikkan tubuh sang istri dan kembali memasukkan senjatanya yang sempat terlepas saat perubahan posisi tadi.
Hal yang terjadi berikutnya adalah si pria tua nan kekar itu mulai mendorong kuat dan bergerak dengan ritme teratur. Tak lupa suara geraman bernada parau memenuhi ruangan berukuran tiga meter persegi itu.
Wanita paruh baya yang mempunyai tubuh montok itu juga tidak kalah aksinya. Ia goyangkan pinggul semoknya mengimbangi hujaman serangan senjata si suami. Desahan yang keluar dari bibirnya semakin menambah seru permainan ranjang yang tengah dilakukan oleh pasangan suami istri ini.
Sudah satu jam lebih pergulatan penuh kenikmatan itu terjadi, sang wanita berkali kali sudah mencapai pelepasan, tetapi lelaki kokoh sopir pribadi nona Syifa Kamila itu masih terus menghujamkan senjata kuat miliknya ke dalam lubang kenikmatan kepunyaan sang istri.
Wanita yang merupakan istri dari si sopir sudah menyerah dan tidak mampu lagi untuk mengimbangi kebuasan sang suami, ia hanya pasrah.
Hingga suara parau terdengar jelas yang menjadi bukti puncak kenikmatan dari lelaki yang sedari tadi melakukan pergumulan panas dan liar sampai satu jam lebih.
Suami istri tersebut jatuh terkulai lemas di atas ranjang dengan bulir peluh yang membasahi tubuh telanjang di bawah selimut. Hingga beberapa saat kemudian suara napas teratur terdengar dari bibir dua orang yang baru saja merasakan puncak kenikmatan surga dunia.
Sementara itu, di ruangan berbeda, tepat di sebelah kamar bik Minah. Yanti, si janda muda yang bohai, dan juga merupakan salah satu pembantu di mansion milik Anggara Kurniawan.
Dirinya terbangun saat matanya baru saja terlelap ketika mendengar suara berisik dari kamar bik Minah. Lama ia perhatikan dan cermati suara tersebut, rasa penasaran kian berkecamuk dalam hatinya, hingga ia putuskan untuk mengintip lewat lobang fentilasi berukuran kecil yang terletak tepat di atas meja kamar yang ia tempati.
Secara hati-hati, Yanti naik ke atas meja dan berusaha untuk memastikan sumber suara yang terdengar sangat jelas di telinganya. Namun, sayang meja itu kurang tinggi untuk dapat mencapai lobang kecil itu. Ia putuskan untuk menambah kursi ke atas meja.
Benar saja, setelah berhasil menaiki kursi dengan sangat hati-hati, janda muda itu mencoba untuk melihat lewat lobang kecil yang sudah berada tepat di depan matanya itu.
Betapa terkejutnya ia saat melihat pemandangan di kamar sebelah. Nampak jelas ia lihat seorang lelaki paruh baya yang tak lain adalah sopir nona Mila, yaitu pak Darno sedang melakukan kegiatan ranjang dengan istrinya.
Seketika jantungnya berdetak kencang, keringat dingin mulai mengucur dalam tubuhnya, serasa tersambar petir, seketika tubuhnya terasa lemas. Ia pun jongkok di atas kursi dengan angan melayang jauh entah ke mana.
Yanti kembali teringat saat ia masih hidup bersama almarhum suaminya dahulu, hampir tiap malam ia mendapatkan kenikmatan dari sang suami. Ketika ingatannya semakin tajam kembali ke masa lalunya, tanpa ia sadari, nafsu birahinya mulai muncul dari dalam tubuh.
Ia pun kembali berdiri dan melihat adegan yang tersaji di depan mata. Berkali-kali janda muda nan cantik dan bohai ini menelan saliva. Dadanya serasa akan meledak ketika melihat rudal pak Darno terlepas dari bagian inti sang istri. Seketika itu ia menelan saliva lagi. Ia mulai terbawa suasana, saat pak Darno akan memasukkan rudal yang terlepas ke dalam lubang bik Minah, seketika itu juga mata Yanti ikut terpejam.
Pikiran dan angan si janda muda ini sudah melayang jauh akibat dari nafsu birahi karena pemandangan indah yang ia lihat. Tanpa ia sadari, kedua tangannya sedari tadi sudah meremas remas payudara yang sudah tidak terbungkus dan mulai mengeras miliknya.
Semakin lama, ia semakin terbawa hanyut oleh gerakan-gerakan yang di tunjukkan pak Darno dan sekarang, baju tidur yang melekat di tubuh mulus nan bohai milik Yanti sengaja dilepaskan.
Berkali-kali ia menelan saliva dan menggigit bibir saat melihat dan mendengar desahan pak Darno. Tangan kiri Yanti masih terus meremas payudara, sedangkan tangan kanan dengan jari jemari yang lentik itu sedari tadi sudah memainkan satu benda kecil nan kenyal di tengah selangkangan.
Yanti semakin dibuat terbuai, jari tengah miliknya sudah keluar masuk ke dalam lobang kewanitaannya. Sebentar-sebentar matanya terpejam, membayangkan seolah ia sedang melakukan olahraga ranjang nyata dengan orang yang ia cintai.
Yanti mulai merasa ada sesuatu yang beda di bawah sana, tanpa ia sadari dirinya sudah berkali-kali mencapai pelepasan hingga bagian intinya terasa sangat basah.
Jari tengah janda muda itu masih terus bergerak tanpa henti yang mengakibatkan Yanti acap kali memejamkan mata dan dari bibirnya yang seksi terdengar desahan.
Saat ia kembali menempelkan mata pada lobang fentilasi, tepat di saat itu Yanti melihat pak Darno yang tengah mencapai puncak kenikmatan dengan erangan yang terdengar jelas di telinganya.
Saat itu juga si janda muda ikut merasakan sesuatu yang janggal dalam tubuhnya. Urat syarafnya semakin menegang dan saat itulah jari tengahnya ia hujamkan penuh kedalam lubang kenikmatan miliknya, sehingga tubuhnya sedikit bergetar dan terasa lemas di sekujur tubuh.
To be continued...