Sementara itu, si cowok muda yang tak lain adalah Rian terus memperhatikan gerakan tangan si gadis tanpa sedikit pun berkedip.
Merasa sedang ada yang memperlihatkan, naluri perempuan si gadis langsung muncul seketika untuk menggoda lelaki yang ada di hadapannya. Sengaja ia berlama-lama dan berpura-pura kesulitan membuka ikatan tali pada bungkus makanan.
Si cowok juga tidak mau ketinggalan aksinya untuk menunjukkan kemampuan bahwa seorang lelaki harus siap setiap saat untuk wanitanya. Ia mendekatkan posisi duduknya dan langsung meraih bungkusan tersebut hingga tanpa sengaja kedua tangan mereka saling bersentuhan.
Secara bersamaan, mata mereka saling pandang dan tiada sepatah kata pun yang keluar dari bibir kedua pasangan kekasih yang sudah lama tidak bertemu.
Lama mereka saling pandang dan tidak ada yang mau mengalah untuk berkedip. Tiba-tiba kedua wajah dari gadis putih nan cantik dan pemuda tampan ini saling berhadapan hingga lama-lama tidak tersisa jarak.
Entah siapa yang dahulu memulai, sekarang kedua bibir sepasang insan yang sedang jatuh cinta ini sudah saling bersentuhan. Dengan penuh gairah si cowok terus menyerang seakan tidak memberi sedikit waktu pun bagi si gadis untuk bernapas.
Gadis cantik yang sedari awal datang memang sudah menginginkan hal ini terjadi, tidak mau kalah juga untuk meladeni kelincahan bibir dan lidah si pemuda sambil melingkarkan tangan, memeluk erat tubuh kekar pacarnya.
Lama berciuman hingga tanpa sadar kapan mereka melangkah, sekarang kedua pasangan yang sedang di mabuk asmara itu sudah berada di kamar tamu yang terdapat di rumah besar nan megah itu.
Tangan kiri pemuda terus membelai rambut si gadis dengan penuh kelembutan, sedangkan tangan kanannya yang sedari tadi membelai pipi kekasih, sekarang mulai bergerilya turun ke bawah.
Dengan pelan jemarinya mulai membuka kancing baju yang dipakai si gadis. Sementara tangan itu pun terus menyusup masuk ke dalam bra yang dikenakan wanita yang masih saja melumat bibir dan lidah tebalnya. Hingga kini tangan si pemuda berada pada dua benda mungil nan padat dan lembut serta kenyal.
Gadis cantik yang sekarang sudah terbuai oleh permainan bibir dan tangan kekasih tercintanya sesaat terkejut saat jemari tangan sang pujaan hati menyentuh pusat gunung kembar miliknya. :Serasa geli, tetapi nikmat,' bisiknya dalam hati.
Sontak permainan mereka terhenti saat terdengar dering ponsel kepunyaan Rian. Dengan cepat yang empunya langsung meraih dan menerima panggilan telpon tersebut. Ia tahu di jam-jam segini, ibu Widyawati selalu mengecek keadaan putra sulungnya. Meskipun hanya sekedar bertanya apakah sudah makan atau belum.
Saat menerima panggilan telpon dari ibu, tangan si cowok memberi kode agar gadisnya tidak mengeluarkan suara yang dapat menimbulkan kecurigaan sang ibu.
Tidak sampe dua menit perbincangan di telpon itu pun berakhir. Satu hal yang membuat gadis dengan bagian dada yang sudah mulai terbuka itu kaget adalah saat si pemuda menatapnya tajam laksana harimau yang kelaparan. '
'Apa aku salah, ataukah ibu Rian sudah tau dengan keberadaanku disini?' partanyaan itu berkecamuk dalam benaknya.
Ketika tangan si gadis akan merapikan kancing bajunya yang sudah terbuka, tiba-tiba saja pemuda dihadapannya itu menghambur ke arahnya, hingga tubuhnya terhuyung jatuh ke atas ranjang.
Tidak berhenti di situ, si cowok ganteng dengan tubuh atletis itu langsung menyerang dan mengulum bibir seksi yang sedikit tebal miliknya.
Ia pun terhanyut oleh serangan si pemuda dan berusaha mengimbangi. Tubuhnya semakin menggeliat ketika puting susu miliknya mulai di kulum lembut oleh bibir dan lidah kekasihnya dengan gairah yang sangat membara.
Tanpa disadari, pakaian yang ia kenakan satu persatu sudah lepas dari badannya. Hingga tinggal satu helai yang masih menutupi bagian kewanitaannya.
Permainan terus berlanjut hingga kedua tubuh pasangan yang sudah di kuasai oleh nafsu birahi itu sekarang sudah berada di tengah ranjang.
Berkali-kali Rian menelan saliva saat melihat tubuh kekasihnya sudah telanjang bulat. Sambil mulai menanggalkan pakaian yang dikenakan, ia mulai mendekati si gadis, menciumnya lembut dan mulutnya sedikit mendekat ke telinga gadis yang sudah berada dalam kuasanya.
"Bisakah kita sempurnakan permainan ini, Sayang? Kita sudah lama tidak melakukannya?" tanya si cowok mesra.
Entah karena nafsu yang mulai memuncak atau karena ia sendiri sudah menginginkan saat-saat seperti ini, si gadis hanya pasrah dan menganggukkan kepala sambil sedikit menutup mata.
Rian yang sedari tadi sudah tidak tahan dan merasakan bagian bawahnya sangat tegang, segera melepaskan pelindung terakhir si gadis yang terlihat sedikit basah akibat pemanasan yang ia berikan.
Sesaat pemuda gagah itu juga melepaskan pelindung senjatanya yang terlihat sudah sangat keras dan meraih tangan si gadis untuk memegangnya.
Sementara si gadis tidak menolak karena segera meraih benda tumpul yang terlihat sangat kokoh itu. Entah apa yang dipikirkan si gadis, tiba-tiba matanya terpejam.
Perlahan tangan Rian menyingkirkan tangan si gadis yang sedang berfantasi itu dari rudal miliknya dan segera membuka dua paha pacarnya itu.
Bola mata pemuda mesum itu melotot serasa mau copot saat melihat paha mulus kekasih tercinta. Matanya langsung tertuju pada benda tembam dan berambut tipis yang terletak di pangkal paha itu, benda yang sudah lama tidak ia lihat sekarang sudah tersaji dihadapannya.
Tidak kalah juga, si gadis yang takjub dengan pemandangan yang ada di hadapannya. Tubuh atletis dengan perut datar dan dada bidang itu membuatnya semakin tidak kuasa menolak. Tanpa komando, sekarang si pemuda sudah merapatkan senjata andalannya tepat di bibir benda tembam yang menggoda itu.
Kedua insan yang sudah sama-sama berada dalam nafsu yang menggebu itu saling pandang dengan senyum tipis masing-masing.
"Aku masukkan sekarang, Sayangku?" tanya Rian mesra.
"Iya, Sayang. Aku sudah tidak tahan," jawab si gadis dengan desahan yang menggoda.
Rian segera menata posisi dengan sempurna dan selanjutnya ia mencoba menghantam senjatanya ke dalam surga dunia yang sudah lama tidak ia rasakan.
"Ouuuugh," desahan lirih terdengar jelas di ruangan yang sepi itu.
"Aaaach ... pelan-pelan, Sayang. Sakit," jerit si gadis dengan mata terpejam dan kedua tangan yang mencengkram kuat sprei.
"Iya sayang, aku akan pelan. Nanti juga lama-lama akan hilang sakitnya," jawab si cowok sambil mulai mendorong teratur secara perlahan.
Sementara si gadis terlihat menggigit bibir tipisnya sembari sesekali mengeluarkan suara desahan dari mulutnya.
Dengan kontinyu, pria muda berbadan kekar terus memompa senjata miliknya semakin dalam pada benda tembam si gadis yang mulai lembab. Bibirnya masih saja melekat dan lidahnya mengulum habis semua rongga yang ada di mulut si gadis tanpa tersisa sedikit pun.
Gadis cantik yang sekarang berada di bawah tubuh pria kekar itupun terus mengimbangi permainan lidah sang kekasih. Gerakannya juga tidak jauh beda dengan reaksi si cowok yang membuat keduanya semakin bersemangat dalam melakukan kegiatan yang sebenarnya belum boleh dilakukan oleh mereka karena mereka masih berstatus pelajar dan belum ada ikatan sah perkawinan.
Kedua insan yang tengah merasakan kenikmatan dunia itu tidak pernah mempedulikan status mereka dan larangan yang berlaku. Mereka terus melakukannya, saling serang, saling himpit dan saling goyang hingga waktu yang lama.
Rasa lapar yang sedari tadi dirasakan oleh Rian musnah sudah, kalah nikmat dengan apa yang sedang ia nikmati sekarang.
Hingga akhirnya tibalah saat si gadis menggigit kuat bibir pria yang tengah bersemangat di atasnya. "Aku mau keluar, Sayang," ucapnya lirih sambil kedua tangannya meraih pinggang si pria dan membantu bergerak liar.
Rian yang mendengar kekasihnya sudah hampir mencapai puncak kenikmatan, menambah ritme dorongannya yang membuat wanitanya semakin gila dan terlihat menggeliat bak penari ular.
"Mari kita keluarkan bersama, Sayangku," bisiknya di telinga si gadis dengan napas yang tersengal.
"Baiklah, Sayang," jawab si gadis dengan tangan terus menempel di pinggang yang kokoh dan membantu laju serangan si pemuda.
Sesaat setelahnya.
"Aaaachhhh .... "
Lenguhan kenikmatan yang menandakan ledakan gairah baru saja dirasakan dua insan yang menegang urat syarafnya saat mencapai klimaks dari kegiatan panas dan liar yang baru saja mereka lakukan.
To be continued....