Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Kutukan Pembawa Jodoh

Bianca_Rahma
--
chs / week
--
NOT RATINGS
5.6k
Views
Synopsis
Clara Nalaya yang kerap disebut lala mengalami kecelakaan saat berangkat ke sekolah. Lala menabrak seekor kucing kesayangan seorang kakek dan jatuh terbentur pohon. Dari peristiwa kecelakaan tersebut, lala mengalami koma. Lala mengalami koma selama 2 hari. Dan saat lala terbangun dari koma, lala terbayang-bayang mimpi didalam komanya. Lala bermimpi bertemu seorang kakek yang sedang menangis sambil berjalan sendiri. Dan saat lala menghampiri kakek tua tersebut, sang kakek justru malah mengatakan suatu kutukan. Kutukan tersebut ditujukan untuk lala karena telah menghilangkan nyawa binatang kesayangannya tersebut. Dalam kutukan tersebut, lala akan mendapati sial jika melihat seekor kucing. Ada syarat yang bisa menghilangkan kutukan tersebut. Lala harus menemukan dan menjalin asmara dengan lelaki yang senang memelihara kucing dan kucing yang dipelihara lelaki itu adalah anak dari kucing yang ditabraknya. Jika hanya kucing biasa, tidak mampu menghilangkan kutukan kakek tersebut. Saat lala sudah menemukan sesosok lelaki pemilik anak kucing tersebut, lala dibuat dilema oleh keadaan. Lala harus memilih antara reza atau lelaki itu. Lala mencintai reza tetapi lala juga ingin lepas dari kutukan kakek tua.
VIEW MORE

Chapter 1 - Rintik Hujan

Suara angin disertai hujan terdengar jelas di pagi ini. Sepertinya awan enggan menampakkan dirinya. Hujan mengambil alih peran untuk menyapa pagi. Clara Nalaya yang kerap disapa Lala juga sepertinya enggan untuk bangun. Biasanya Lala sudah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Tetapi saat itu beda dari pagi sebelumnya. Alarm pun sudah berbunyi berkali-kali, tak dihiraukannya.

"La La, bangun jam berapa ini?" terdengar suara wanita dari luar kamar Lala. Seketika Lala langsung terbangun dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 06.30.

"Iya ma, maaf Lala kesiangan", jawab Lala. Bergegas dia menuju kamar mandi lalu berdandan. Sekilat mungkin dia sudah siap. Tanpa sarapan pagi, Lala langsung pamit pergi ke sekolah. Pas didepan pintu gerbang sekolah, hampir saja mau ditutup. Beruntung Lala masih bisa masuk ke dalam sekolah. Dengan nafas yang masih terengah-engah, Lala berjalan cepat menuju kelasnya. Sampailah dia didalam kelas. Kedua sahabatnya pun heran, kenapa Lala baru berangkat.

"La, kesiangan?" tanya Feti.

"Iya nih Fet. Abis ujan sih, dingin enak tarik selimut lagi hehe", ucap Lala. Tak lama dari itu, sang guru pun sudah masuk kelas. Dan mereka fokus dengan pelajaran. Pena Lala tiba-tiba jatuh tersenggol tangannya. Lala bergegas mengambil pena itu. Dan Lala menemukan sesuatu dibawah kolong mejanya.

"Kertas apa ini?" gumam Lala lirih. Segera Lala mengambil kertas tersebut dan memberitahukan ke sahabat sebangkunya, Feti.

"Fet, apa ini ya?", tanya Lala lirih.

"Buka aja La", ucap Feti. Setelah Lala buka kertas tersebut, isinya surat. Entah surat dari siapa, yang isiannya menyuruh Lala sepulang sekolah tidak boleh langsung pulang, melainkan harus pergi ke taman belakang sekolah dulu. Lala bingung, surat dari siapa. Dan tanya ke sahabatnya pun mereka semua juga tidak tahu. Bunyi bel sekolah telah berbunyi dan pertanda pulang sekolah.

"Fet, Sel, gimana nih? Takut aku kalau sendirian", kata Lala.

"Gimana ya La, aku mau sih nemenin sebenernya, tapi aku udah janjian sama Mama. Mau nenemin Mamaku beli kado buat sahabatnya", kata Gisel.

"Aku temenin aja deh La. Yukk", ajak Feti. Akhirnya Lala dan Feti segera menuju ke taman belakang sekolah.

"Takut aku Fet, kalau kita diculik gimana?", tanya Lala.

"Biarin, biar kamu aja nanti yang diculik, aku mah ogah", canda Feti sambil tertawa. Mereka menunggu dikursi taman belakang sekolah. Lumayan lama mereka menunggu, sampai Lala pun jenuh dan berfikiran ada yang sengaja ngerjain Lala. Lala mengajak Feti pulang. Ketika mereka berdiri dan akan melangkahkan kaki, tiba-tiba ada suara nyanyian lagu dari belakang.

"Happy Birthday to you, happy birthday to you, happy birthday happy birthday happy birthday Lala", suara lagu itu. Saat membalikkan badan, Lala terkejut melihat Gisel, Sony dan Reza ada dibelakangnya membawa roti tart dan tentu ada lilinnya.

"Kalian, makasih guys", ucap Lala sambil terharu bahagia. Ternyata Feti, Gisel, Sony dan Reza memang sudah merencanakan itu. Dan Lala sangat terkejut ketika Reza juga ikut merayakan kejutan kecil-kecilan tersebut. Reza adalah lelaki yang sangat Lala kagumi disekolah.

"Reza? Kok kamu juga ada disini?" tanya Lala heran.

"Kenapa? Gak boleh ya La?" tanya Reza sambil tersenyum.

"Cieeeee", celetuk Feti dan Gisel barengan bak paduan suara. Setelah merayakan ulang tahun Lala, mereka pun pulang kerumah masing-masing. Ketika Feti, Gisel dan Sony sudah pulang duluan, terlihat Lala dipintu gerbang sekolah akan menyebarang jalan.

"La, selamat ulang tahun ya", ucap Reza lagi yang tiba-tiba ada disamping Lala yang juga akan menyeberang jalan.

"Iya Za, makasih. Kok kamu juga bisa ikut-ikutan sih? Yang ngrencanain pasti Feti sama Gisel ya? Malah ngrepotin kamu ya?", kata Lala.

"Apaan sih, gak repot kali. La, ini ada sesuatu buat kamu. Gak mahal sih, tapi semoga bermanfaat", kata Reza sambil memberikan sebuah kotak kecil ke Lala.

"Wah, apalagi nih. Makasih Reza", ucap Lala. Lalu mereka pun pulang. Disepanjang jalan, Lala penasaran apa isi dari kotak kecil pemberian Reza. Sesampainya dirumah, tanpa ganti baju dulu Lala langsung membuka isi kotak tersebut. Dan ternyata sepasang jepit rambut isinya. Jepit rambut berwarna jingga. Lala memang menyukai warna jingga. Betapa terkejutnya Lala, Reza bisa tahu warna kesukaannya. Pikiran Lala pun semakin menjadi-jadi.

"Jangan-jangan Reza juga diem-diem naksir lagi sama aku", ucap Lala dengan khayalan tingkat tinggi. Setelah lelah berkhayal, Lala segera ganti baju dan bergegas makan siang. Karena cacing-cacing diperut Lala sudah mulai berbunyi.

"Ma Mama, lauk apa Ma?" tanya Lala.

"Semur daging La. Udah Mama panasin tadi", jawab Bu Frizka (Mama Lala).

"Makasih Ma", sambung Lala. Lala menyantap makanan dengan lahap ditambah suasana hati sedang berbunga-bunga. Bunyi notif dari ponsel Lala berbunyi. Lala membukanya, dan ternyata pesan daru Reza.

"La, suka gak? Maaf ya, barang murah gak mahal", tulis Reza dalam pesan ponsel tersebut.

"Bagus Za, aku suka. Tapi kamu kok bisa tahu warna kesukaan ku jingga? Dari Feti ya? Apa Gisel?" tanya Lala dengan rasa kepo yang membara.

"Ada deh, yang penting kamu suka, aku seneng banget", tulis Reza. Kata-kata Reza semakin membuat Lala bertanya-tanya. Setelah selesai makan, Lala duduk di ruang santai sambil nonton tv. Hujan turun lagi, seperti ingin berlama-lama menggeser posisi terik matahari. Tak lama kemudian, Bu Frizka juga menemani duduk sang anak.

"Ma, Papa pulang dari bogor hari apa sih?" tanya Lala.

"Sabtu La. Tumben nanyain, ada maunya ya?" kata Bu Frizka.

"Iya dong Ma, aku kan ulang tahun hari ini. Mama lupa ya?" ucap Lala dengan nada sedih.

"Enggak sayang, masa anak Mama satu-satunya ulangtahun, Mama lupa sih. Mama memang gak kasih kado buat Lala. Tapi mama buatin puding spesial buat Lala. Tuh ada dikulkas", jawab Bu Frizka. Lala segera berlari menuju lemari es dan mencari puding buatan Mamanya. Pudingnya cantik, ada bentuk bunga-bunga sebagai toping yang menambah cantiknya bentuk puding tersebut.

"Ma, ini cantik banget. Lala suka ih. Makasih Mamaku sayang", kata Lala.

"Syukur deh kalau kamu suka", jawab Bu Frizka. Lala segera mencicipi puding buatan Mamanya itu, dan rasanya enak manisnya pas. Beruntung Lala punya ibu yang pintar memasak, jadi gak usah beli diluar yang kadang belum tentu higienis. Hujan datang membawa sejuta kenangan untuk Lala. Kenangan yang manis, yang tak akan pernah Lala lupakan. Lala bersyukur punya keluarga, sahabat yang sangat peduli dan sayang kepadanya. Ada banyak doa yang Lala selipkan di hari ulang tahunnya. Salah satunya yaitu Reza. Semoga Reza bisa jadi teman, sahabat, dan kekasih di waktu yang akan datang.