Di malam yang dingin, angin bertiup kencang seakan menandakan akan turun hujan. Karena cuaca sedang extrem, jadi tidak menentu. Lala, Mama dan Papa sedang menonton tv bersama. Bak keluarga yang harmonis tanpa diterpa masalah. Mereka menonton tv sambil bercanda ria dan ngemil. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 21.30. Lala bergegas ke kamar untuk istirahat supaya tidak bangun kesiangan. Papa dan mamanya pun juga ke kamar untuk istirahat. Tidur malam itu terasa nyaman, damai karena hujan datang menemani. Keesokan harinya, kegiatan dimulai seperti biasa. Lala pergi ke sekolah dan Papa pergi ke kantor. Setelah semuanya meninggalkan rumah, Mama Frizka beres-beres rumah. Lala sampai disekolah dengan selamat dan aman. Beda dengan Pak Denis. Pak Denis diam-diam menghianati Bu Frizka. Pak Denis bermain dengan sekretarisnya. Memang pagi itu ada jadwal meeting kantor, tetapi setelah meeting, Pak Denis dan sekretarisnya, Lia pergi ke sebuah hotel. Mereka ternyata sudah sering melakukan hubungan seperti itu. Paras Lia yang cantik dan centil membuat hati Pak Denis tergoda dan menghianati Bu Frizka. Ditambah lagi mereka satu kantor dan kemana-mana selalu berdua. Tetapi Bu Friizka sama sekali tidak menaruh curiga terhadap Lia, karena hanya sebatas profesionalisme kerja. Siang hingga berganti malam, malam hingga berganti pagi. Pak Denis dan Lia menikmati malam bersama. Dan saatnya kembali ke kantor lagi. Dikantor, Pak Denis juga lebih sering bertemu Lia. Lia sering masuk ke ruangan Pak Denis, tak satupun karyawan yang menaruh curiga, karena Pak Denis dan Lia memang atasan dan sekretaris jadi lebih banyak interaksinya. Setelah selesai pulang dari kantor, Pak Denis mampir ke toko kue kesukaan Lala. Lalu pulang kerumah. Setelah sampai dirumah, disambut hangat oleh Bu Frizka dan juga lala. Pak Denis memberikan kue tersebut ke Lala. Lala senang, karena itu kue kesukaannya. Tanpa berlama-lama, Lala langsung masuk dan menyantap kue tersebut. Sedangkan Pak Denis langsung bersih-bersih ke kamarnya. Bu Frizka menyiapkan makanan untuk Pak Denis. Lala masuk ke kamar dan belajar. Lala belajar lebih awal, karena besok pagi ada ujian matematika. Dan ada tugas PR juga bahasa indonesia. Lala mengerjakan PR terlebih dahulu, lalu belajar matematika. Setelah selesai semuanya, Lala membuka buku diary jingganya itu dan menulis peristiwa yang dia alami dihari itu. Pagi pun kembali datang. Sepertinya langit terlihat cerah. Suara burung berkicau terdengar silih berganti. Lala dan papanya pergi beraktifitas biasanya. Mama Frizka pun begitu. Ketika mama frizka akan mencuci pakaian, Bu Frizka menemukan kartu nama hotel yang kemarin malam didatangi Pak Denis. Tetapi tanpa curiga, karena Bu Frizka fikir itu hotel penginapan suaminya. Tetapi yang membuat Bu Frizka heran, kenapa ada bros perempuan tersangkut di kemeja Pak Denis. Pikiran Bu Frizka sudah kemana-mana, tetapi mencoba tetap tenang. Bu Frizka berfikir mungkin saja milik Lia, tidak sengaja nyangkut di kemeja Pak Denis. Bu Frizka pun segera mencuci baju-baju kotor tersebut. Di kantor, Pak Denis dibawakan makanan oleh Lia. Lia sebelum berangkat ke kantor sengaja mampir dulu beli bubur, dan dimakan berdua diruangan Pak Denis. Bu Frizka ternyata berniat datang ke kantor suaminya, karena mau ijin arisan tadi pagi lupa bilang ke Pak Denis. Karena jalan searah kantor, Bu Frizka sengaja tidak menghubungi suaminya. Sesampainya dikantor, Bu Frizka membuka pintu ruangan Pak Denis dan ternyata Lia sedang suap-suapan dengan Pak Denis. Kaget bukan main Pak Denis melihat istrinya datang dan melihat semuanya.
"Papa ngapain suap-suapan gitu sama Lia?" kata Bu Frizka dengan nada tegas dan marah.
"Enggak Ma, cuma ini tadi Lia bawain sarapan buat Papa, trus dimakan bareng aja gitu", jawab Pak Denis.
"Ngapain bawa-bawain sarapan buat suami saya, Lia?" tanya Bu Frizka.
"Gini Bu, tadi saya beli sama pacar saya, jadi saya beli 2. Lalu pacar saya ada kerjaan mendadak, jadi buburnya dikasih ke saya semua. Daripada dibuang, saya berikan ke Bapak, Bu. Maaf Bu, saya tidak ada maksud apa-apa", kata Lia.
"Kalian semua bohong!", ucap Bu Frizka dengan nada tinggu dan keras sembari menangis meninggalkan ruangan suaminya. Bu Frizka pun tidak jadi pergi arisan. Bu Frizka memutuskan untuk pulang kerumah. Pak Denis pun menyusul Bu Frizka pulang. Sesampainya dirumah, Bu Frizka menangis tiada henti. Tak lama kemudian Pak Denis datang menghampiri Bu Frizka dan menjelaskan semuanya. Tetapi Bu Frizka sudah tidak percaya, karena ada bukti lain. Bu Frizka sudah menemukan bros wanita tersangkut di baju suaminya. Pertengkaran pun dimulai. Bu Frizka terlalu mencintai Pak Denis. Keluarga yang semula harmonis, tanpa masalah sedikitpun, kini hancur lebur. Lala sudah pulang dari sekolah. Dari luar, sudah terdengar suara ribut Papa dan Mamanya. Lala masuk ke rumah perlahan dan mendengarkan apa yang diperdebatkan. Karena seumur hidup Lala, belum pernah orangtua nya bertengkar sehebat ini. Lala mendengar yang dikatakan Mamanya, bahwa Papanya selingkuh. Papanya menghianati keluarganya. Lala terkejut, bagai disambar petir. Keluarga yang harmonis, dihancurkan oleh Papa kesayangannya. Lala berjalan perlahan mendekati Papanya.
"Pa, apa bener yang dibilang Mama?" tanya Lala sambil terisak-isak.
"Enggak sayang, Mamamu salah paham", kata Pak Denis.
"Jawab jujur Papa!", kata Lala dengan nada membentak sembari menangis.
"Iya, maafkan Papa La. Papa khilaf", kata Pak Denis. Begitu mendengar kalimat tersebut, badan Lala langsung lemas, bagaikan tersambar petir di tengah lapangan. Hatinya hancur, harapannya pupus, dan langsung pandangan kosong. Bu Frizka mendekati Lala dan memeluknya sambil menangis. Pak Denis hanya terdiam kaku sembari meneteskan air mata karena perbuatannya. Tetapi nasi telah menjadi bubur. Yang sudah terjadi, tidak akan bisa kembali seperti semula.
"Kenapa Papa tega ngelakuin ini ke Mama, ke Lala? Kenapa Pa? Lala nakal ya? Lala bodoh ya?", tanya Lala sambil menangis tersedu-sedu.
"Enggak sayang, bukan itu. Papa sayang sama Mama, sayang sama Lala. Papa hanya butuh hiburan saja disela-sela penatnya kerjaan Papa", kata Pak Denis dengan segala pembelaannya. Yang namanya selingkuh tetap salah. Selingkuh adalah penghianatan terbesar dalam sebuah hubungan. Dan selamanya akan menjadi duri jika mengingatnya. Lalu Pak Denis keluar dari rumah itu, meninggalkan Lala dan Mamanya agar tenang dulu. Semuanya hancur gara-gara Pak Denis. Lala dan Mamanya hanya bisa saling menguatkan satu sama lain. Perasaannya sama-sama hancur tanpa puing-puing seperti abu. Lala dan Mamanya menyendiri dulu dikamar masing-masing. Masih tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi. Papa kesayangannya kini malah menancapkan duri paling pedih di hidup Lala. Entah apakah Lala bisa memaafkan kesalahan Papanya atau tidak. Karena semua itu begitu menyakitkan.