Chereads / Kutukan Pembawa Jodoh / Chapter 5 - Kutukan

Chapter 5 - Kutukan

Pagi itu Lala berangkat sekolah mengendarai motornya. Dengan kondisi banyak pikiran dan sedikit melamun, Lala tak fokus mengendarai motor. Lala tak melihat ada seorang Kakek tua tengah menyebarang jalan dengan menggendong seekor kucing. Kucing tersebut pun tiba-tiba loncat dari gendongan Kakek tua karena melihat tikus diseberang jalan. Dan peristiwa yang tak diharapkan itu pun terjadi. Lala menabrak kucing Kakek tua, lalu menabrak pohon. Lala seketika jatuh dan tak sadarkan diri. Kepala Lala keluar darah dan tubuhnya tertindih motor. Kucing yang ditabraknya itu pun mati seketika. Orang-orang sekitar langsung membantu membawa Lala ke rumah sakit. Setelah sampai dirumah sakit, pihak rumah sakit langsung menghubungi keluarga Lala. Bu Frizka panik mendengar kabar itu. Bu Frizka pun segera pergi ke rumah sakit. Dan sang Kakek tua itu pun hanya bisa menangisi kucing kesayangannya. Hingga sang Kakek berkata bahwa yang menabrak kucing kesayangannya itu akan terkena sial sepanjang waktu bila melihat seekor kucing dan ada syarat untuk menghilangkan kesialan itu, yaitu jika sang penabrak kucing tersebut menemukan seseorang pendamping yang memelihara anak kucing yang mati ditabraknya itu. Kutukan itu pun Kakek utarakan tidak ada satu orang pun yang tau. Hanya kucing kesayangannya yang naas banyak darah itu. Kakek tua itu langsung membawanya pulang dan menguburkannya. Di rumah sakit, Bu Frizka kebingungan, panik, sedih tidak tahu lagi mau menghubungi siapa. Mau menghubungi suaminya, tapi buat apa karena suaminya lebih memilih selingkuhannya.

Bu Frizka teringat Feti dan Gisel. Bu Frizka segera menghubungi Feti. Feti langsung menghubungi Gisel. Feti dan Gisel pun segera menyusul Bu Frizka ke rumah sakit. Sesampainya dirumah sakit, Bu Frizka hanya duduk sambil terus-terusan menangis. Belum ada kabar dari dokter yang menangani.

"Tante, gimana keadaan Lala?" tanya Feti.

"Belum ada kabar Fet dari Dokter. Kita tunggu dulu saja", jawab Bu Frizka. Tidak selang lama, Dokter pun menyampaikan hal buruk. Bahwa Lala sekarang dalam keadaan koma. Dokter sudah melakukan yang terbaik, hanya doa dan harapan yang bisa mengubah keajaiban untuk Lala. Papa Lala pun berniat ingin bertemu Lala dan mendatangi rumah. Ternyata kok sepi.

"Bu, maaf mau tanya. Kok rumah saya sepi kenapa ya?" tanya Pak Denis ke Bu Nardi tetangga sebelahnya.

"Lala kecelakaan Pak, tadi pagi langsung dibawa ke Rumah sakit. Bapak belum tahu ya?" ucap Bu Nardi.

"Belum bu. Tadi saya masih dikantor. Istri saya juga tidak mengabari saya. Terimakasih ya Bu informasinya. Saya permisi dulu", kata Pak Denis.

Setelah mendapat informasi dari tetangga rumah, Pak Denis segera pergi ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit, Pak Denis melihat Bu Frizka, Feti dan Gisel sedang duduk merenung sambil meneteskan air mata. Ketika pak denis mendekati bu frizka, bu frizka langsung histeris marah-marah ke Pak Denis. Karena ini semua terjadi karena ulah Pak Denis. Bu Frizka tidak terima kalau ada sesuatu yang buruk terjadi pada Lala. Bu Frizka tidak akan memaafkan Pak Denis seumur hidup. Bu Frizka sudah hancur dengan semua penghianatan Pak Denis, dan sekarang ditambah lagi putri kesayangannya koma tak berdaya di rumah sakit. Bu Frizka hanya bisa pasrah dan berdoa. Hatinya sudah terlalu hancur, hingga sesuap nasi pun tak mau dimasukkan ke dalam mulutnya. Feti dan Gisel menenangkan Bu Frizka, dan menyuruh Pak Denis meninggalkan rumah sakit. Karena situasinya sedang kacau dan Bu Frizka masih histeris. Sama halnya dengan Kakek tua pemilik kucing yang ditabrak Lala itu. Menangis tiada henti, karena kucing itu yang ia punya. Sahabat, teman yang selalu ada. Kini, Kakek tua itu hidup dengan anak kucing yang ditabrak Lala. Anak kucing itu dirawat oleh Kakek tua dengan sabar. Hari telah berganti hari. Lala kini sudah sadar dari komanya. Sungguh keajaiban. Betapa senangnya hati Bu Frizka, seperti ada sinar terang dalam hidupnya. Tetapi Lala belum sembuh betul, kepalanya masih sakit, badannya pun masih susah digerakkan. Lala masih perlu banyak istirahat. Tetapi satu hal yang membuat Lala kepikiran. Dalam mimpinya, Lala mendapati kutukan dari Kakek tua itu karena telah menabrak kucingnya. Dan akan mendapati sial sepanjang hari jika melihat kucing. Kutukan tersebut bisa hilang jika Lala menemukan pendamping yang memelihara anak kucing dari kucing yang ditabraknya. Lala pun menceritakan mimpi itu ke Mamanya, Feti dan juga Gisel. Mamanya menenangkan Lala, mungkin itu efek dari koma. Bu Frizka meminta Lala agar tidak terlalu memikirkannya. Karena sudah larut malam, Feti dan Gisel pun ijin pulang terlebih dahulu karena besok sekolah. Lala juga segera minum obat, lalu istirahat. Bu Frizka yang selalu menjaga anak kesayangannya itu. Bu Frizka tidak beranjak dari tempat tidur Lala sama sekali. Hanya diam menatap Lala. Sesekali Bu Frizka menguap, karena daritadi juga belum istirahat. Lama kelamaan, Bu Frizka pun tak tahan menahan kantuk, sehingga ia pun tertidur. Detik-detik jam pun silih berganti, hingga menunjukkan pukul 05.00 pagi. Bu Frizka terbangun, melihat Lala belum bangun. Bu Frizka mandi terlebih dahulu. Setelah Bu Frizka bersih-bersih, Lala terbangun. Lala masih memikirkan mimpinya itu, apakah benar atau hanya sebuah mimpi belaka. Masing terngiang-ngiang di benak Lala. Disekolah, Feti berpapasan dengan Reza. Feti memberitahu Reza tentang keadaan Lala. Reza pun panik, baru tau kabar ini. Sepulang sekolah, Reza berniat menjenguk Lala dirumah sakit. Feti pun juga mau menjenguk Lala. Akhirnya mereka janjian pukul 14.00 mereka ke rumah sakit menjenguk Lala. Bel sekolah pun telah berbunyi, pertanda pulang sekolah. Reza pun mampir ke kelas Feti dan Gisel mengingatkan agar mereka tak lupa jamnya. Pak Denis yang sangat ingin bertemu Lala, mengintip dari balik pintu kamar Lala. Ingin rasanya Pak Denis bertemu Lala, karena bagaimanapun Lala putri kesayangannya. Tetapi Pak Denis sadar, jika kedatangannya nanti akan menambah Lala stres dan juga bu Frizka histeris lagi. Pak Denis hanya bisa melihat keadaan Lala dari balik pintu. Hingga Reza, Feti dan Gisel datang.

"Om, kok gak masuk?" tanya Feti.

"Disini aja, takut mengganggu Lala", jawab Pak Denis. Lalu Reza, Feti dan Gisel minta ijin masuk untuk menemui Lala.

"Permisi Tante", ucap Reza.

"Oh ada Reza, Feti dan Gisel. Sini sini", kata Bu Frizka.

"La, gimana keadaanmu? Maaf aku baru kesini sekarang, aku gak tau kalau kemarin kamu kecelakaan. Aku taunya tadi pagi di kasih tau Feti", kata Reza.

"Gak apa-apa Za, aku udah seneng banget dijengukin kalian gini. Aku juga udah gak kenapa-kenapa kok. Cuma masih pada sakit-sakit badanku, kepalaku juga", ucap Lala.

"Istirahat yang banyak ya La, jangan terlalu banyak pikiran", kata Reza.

"Iya Za, santai aja", jawab Lala.

"Oh iya, tadi ada Om Denis di depan. Dibalik pintu itu. Tapi gak mau masuk", kata Reza sambil nunjuk ke arah pintu tapi Pak Denis sudah tidak ada disitu. Reza tidak tahu kalau Lala ada masalah keluarga yang disebabkan Sang Papa. Yang tahu baru Feti dan Gisel.