Wajah Wuri sepucat kapas membayangkan dirinya akan terjebak selamanya bersama Sander di dalam rumah mewah itu. Rumah milik seorang pria yang tidak pernah dia tahu siapa. Tidak pernah Wuri bayangkan sebelumnya bahwa pertemuannya dengan Sander akan menyeretnya sejauh ini.
Pertama kali melihat Sander dan bahkan sampai sekarang yang ada di hati Wuri adalah sebuah permusuhan. Semua pria yang datang ke desa Welasti bagi Wuri adalah musuh. Mereka adalah pria yang mencari kesenangan dari kedok wisata yang Ganda tawarkan.
"Non, mau air anget?" tanya Bu Yati yang khawatir melihat keadaan Wuri. Gadis itu tiba-tiba memucat tanpa alasan yang jelas.
Saat melakuan panggilan telepon dengan Sander tampaknya tidak banyak yang mereka bicarakan. Bu Yati hanya mendengar beberapa kata terucap dari mulut Wuri. Tapi cukup untuk membuat gadis itu merasa tertekan.
"Terima kasih, Bu. Nggak usah. Saya akan kembali ke kamar. Kalau Sander datang, panggil ya. Saya tidak ingin lagi menunda kepulangan."