"Hah?! Dia sudah ke kantor lagi?! Ya Tuhan! Apa yang dia inginkan sebenarnya, Bu?"
Wajah Wuri merah merona karena menahan marah. Janji Sander untuk mengantarnya kembali ke rumah telah dia ingkari. Ini adalah hari ke-empat Wuri berada di rumah Sander. Kesabarannya mulai habis.
"Sabar Non … Tuan sudah janji kalau dia akan kembali ke rumah sebentar lagi. Non Wuri bisa mulai berbenah. Nanti kalau Tuan datang, kan tinggal berangkat."
"Janji apa, Bu? Saya di sini sudah empat hari. Seharusnya Sander mengantar saya pulang sejak hari pertama. Pria itu benar-benar menyebalkan. Dia pasti merencanakan untuk menyandera saya begitu lama."
Wajah Wuri berubah frustasi. Matanya mulai tergenang air. Bu Yati yang melihat Wuri menjadi kasihan pada gadis yang ada di hadapannya.
"Non … memang kenapa kalau menunggu sedikit lagi. Tuan itu orang sibuk, tapi dia pasti menepati janjinya."
Dengan kesal Wuri memalingkan wajah.