"Iya Bu, begitu yang Tuan Sander janjikan."
"Oh, baiklah. Silahkan masuk dulu. Sebentar lagi Tuan pulang. Saya akan menghubungi beliau dan menyampaikan kedatangan kalian."
Bu Yati mengambil ponsel dari sakunya. Dia memberi jalan pada Ibu Ratna dan kedua adiknya untuk masuk ke dalam rumah Sander. Ketika matanya tertuju pada Ratna, pandangannya pun berubah sengit. Dia tidak suka dengan perilaku gadis itu.
Melihat ibu Ratna yang enggan melangkahkan kaki, Wuri pun membimbingnya. Dia merangkul bahu wanita setengah baya itu. Serta tersenyum ramah pada kedua adik Ratna.
"Ayo masuk, kita tunggu sampai Tuan Sander datang ya," ucap Wuri.
Dengan sinis Ratna melangkah mendekati pintu. Gadis itu menggunakan sepatu hak tinggi dengan celana pensil yang membentuk dua kaki jenjang. Penampilan yang terlalu dewasa untuk anak seusianya. Wajahnya yang sedikit tengadah berusaha menunjukkan keanggunan dalam kenagkuhan.