Wuri lalu menopang Sander dan membawanya menuju salah satu sofa yang ada di ruangan. Dia memegang kening lelaki itu. Wajahnya merah padam. Panas! Sepertinya Sander demam. Sedikit rasa sesal menggelayut di hati Wuri karena menolak permintaan Sander. Dia merasa dirinya terlalu keras dan mudah berpikir negatif. Hanya hal kecil yang Sanderlakukan, tapi membuat Wuri merasa tidak dihargai. Pemikiran yang sangat berlebihan.
"Tolong, berikan aku air." Sekali lagi Sander meminta dengan nada lirih. Pria itu tampak sedang menahan kesakitan.
Tanpa menjawab, Wuri segera berlari keluar ruangan dan mengambil segelas air dari dapur. Dia lalu memberikan pada Sander. Dengan cepat Sander meneguk air di gelas tak tersisa. Seperti ada panas yang membakar di dalam perutnya. Serangan yang seringkali Sander dapat dengan tiba-tiba.
"Apa … apa, kau baik-baik saja?"