"Berhentilah memainkan apapun yang sekarang ada di pikiranmu. Jika kau benci dengan semua yang terjadi di desamu maka kau harus berdiri di pihakku untuk menghentikan semuanya," kata Sander dengan tegas kepada Wuri.
Gadis itu bukannya menanggapi baik justru tersenyum sinis, melihat ke arah Sander dan memaksa keduanya menghentikan langkah. Beberapa meter lagi mereka hampir sampai ke ruangan dokter.
"Tuan! Anda pikir saya sangat bodoh? Sehingga saya tidak tahu apa yang anda inginkan dari desa kami. Anda ingin menggunakan saya sebagai alat?"
Sander melipat kedua tangannya di dada, menantang gadis yang ada di hadapannya.
"Jadi menurutmu? Apa yang aku inginkan?"
"Tentu saja sebuah berita. Anda akan membawa seluruh penduduk desa dalam masalah. Memperlihatkan pada dunia tentang kebobrokan moral yang terjadi di desa kami. Bisnis media adalah tentang omset penjualan, tanpa peduli bagaimana dampak yang ditimbulkan dari sebuah berita."
Senyum kagum menghiasi wajah Sander. Gadis yang sangat cerdas dan berani, begitulah kesimpulan Sander tentang Wuri. Senyum di wajah Sander membuat Wuri mengerutkan kening dalam. Ternyata kata-kata panjangnya tidak membuat Sander marah.
Senyum Sander justru membuat hati Wuri menciut. Bagaimana pun Sander adalah orang asing, Wuri merasa harus menjaga jarak aman dari pria yang ada di hadapannya. Terlebih setelah Sander dengan berani menciumnya di dalam lift tadi.
"Kau memang sangat cerdas. Lalu apakah di dalam pikiranmu aku masih berupa manusia? Atau seorang monster pemburu uang dan wanita? Setidaknya aku telah membuktikan padamu bahwa aku tidak pernah menyentuh Ratna."
"Mungkin karena Ratna memang bukan seleramu. Jika gadis lain yang dikirim Ganda, tentu kau akan berubah pikiran."
Perlahan Sander melangkah mendekati Wuri.
"Aku akan sangat bahagia jika yang dikirim Ganda nanti adalah dirimu. Aku berani membayar milyaran rupiah untuk itu."
Plakkk!!!!
Sekali lagi Wuri melayangkan tangannya pada Sander. Di saat bersamaan keduanya mendengar langkah dari ujung lorong tempat mereka berdiri. Terlihat Ganda dan Darmin sedang berjalan ke arah mereka.
Ganda dan Darmin memasang wajah menantang ketika melihat keduanya.
"Kami akan membawa pulang Ratna," tanpa basa basi Ganda langsung mengatakan kepada Sander dan Wuri.
Sander menggeser berdirinya sedikit mendekati Ganda.
"Saya pikir waktu untuk saya memiliki Ratna baru akan selesai tiga hari lagi." Dengan nada tegas Sander mengatakan pada Ganda.
Sementara Darmin berdiri di belakang Ganda dengan raut wajah penuh ancaman melihat ke arah Wuri.
"Betul, tapi Ratna toh tidak bisa melakukan apapun untuk anda. Jadi lebih baik kami membawa Ratna kembali." Ganda mencoba beradu argumen dengan Sander.
"Baiklah, saya tidak ingin berdebat. Anda bisa membawa pulang Ratna, hanya jika anda mengembalikan uang yang saya berikan. Seratus juta tanpa kurang, karena saya belum mendapatkan apa yang harusnya saya dapatkan dengan seratus juta itu."
Kali ini Ganda dan Darmin terlihat ketakutan. Uang yang Sander berikan tentu saja sudah tidak ada di tangan mereka. Ganda telah menghabiskannya untuk bersenang-senang dan membeli banyak barang.
"Te-te-tentu saja tidak bisa begitu, Tuan Sander," jawab Ganda tergagap.
"Kenapa? Uang itu dengan mudah telah pergi dari tanganmu? Kalau begitu jangan berdebat lagi denganku. Dalam satu dua hari, aku akan membawa Ratna kembali dan kalian tidak perlu menjemputnya. Aku sendiri yang akan membawa Ratna menuju desa dengan mobilku."
"Apa-apaan ini Tuan?! Peraturan di desa kami telah cukup jelas. Anda tidaak diperbolehkan membawa kendaraan sendiri memasuki desa."
Dengan tatapan yang tidak kalah tajam, Sander pun tersenyum miring menghadapi gertakan Darmin.
"Sejak kapan juga bahwa seorang tamu membayar begitu mahal untuk sesuatu yang tidak dia dapatkan?! Aku berhak atas kompensasi dari kekecewaanku dengan pelayanan kalian. Ini adalah salah satu bentuk kompensasi yang aku minta."
Nada bicara Sander yang dalam dan dingin membuat Ganda dan Darmin tidak lagi mampu berkata-kata. Keduanya hanya bisa memandang ketika Sander berlalu menuju ruang dokter diikuti Wuri yang berjalan di belakangnya.
"Tampaknya kita punya dua musuh sekarang." Ganda mendesis lirih.
Sementara Sander dan Wuri telah memasuki ruangan dokter yang merawat Ratna. Keduanya duduk di ruang kerja dokter untuk mendengarkan penjelasan mengenai kondisi kesehatan Ratna.
"Jadi, Tuan Sander, keadaan Ratna sudah jauh lebih baik setelah empat hari perawatan di rumah sakit ini. Besok Ratna sudah boleh meninggalkan rumah sakit. Namun untuk mmembuat infeksinya benar-benar sembuh kita perlu melakukan beberapa hal."
Dokter itu berhenti berbicara. Dia memandang Sander dan Wuri bergantian, seolah apa yang akan dikatakannya adalah sesuatu yang sulit diucapkan. Dokter itu kemudian melanjutkan,
"Pertama, Ratna harus dibawa ke rumah sakit seminggu sekali. Menurut perkiraan saya, paling tidak selama satu bulan. Setelah itu kita akan memeriksa kembali apakah infeksinya telah sembuh total. Kedua, Ratna tidak boleh lagi melakukan aktivitas pria dan wanita dewasa. Usianya belum matang untuk hal itu, terlalu beresiko. Terutama dalam kondisi ini bisa saya pastikan bahwa, Ratna berganti-ganti pasangan."
Dokter itu kembali berhenti untuk melihat reaksi Sander dan Wuri. Wajah Sander terlihat tenang dengan semua penjelasan dokter, namun sebaliknya Wuri terlihat sangat cemas. Kembali dokter melanjutkan pejelasannya.
"Saya tidak tahu pasti apa yang terjadi hingga Ratna berada di lingkaran seperti ini. Lalu adakah kemungkinan agar Ratna berhenti dari apa yang dia lakukan. Namun demi keselamatan dan kesehatan masa depan Ratna, dia harus berhenti."
Ruangan dokter itu pun menjadi hening. Hingga suara tenang Sander memecah kebekuan di antara mereka.
"Saya pastikan Ratna akan berhenti dari aktivitas yang tidak seharusnya dia lakukan. Terima kasih penjelasan anda dokter. Semua administrasi akan dibereskan oleh Wuri hari ini dan kami akan membawa Ratna kembali ke desa besok. Kami permisi."
Sander berdiri diikuti oleh Wuri, lalu keduanya melangkah keluar dari ruangan dokter. Mereka melihat ke arah di mana Ganda dan Darmin semula berada. Kedua orang itu tidak lagi tampak di sana. Sepertinya mereka telah memutuskan untuk kembali ke desa.
"Berani sekali kau menggaransi bahwa Ratna akan berhenti. Kau bahkan tidak tahu apa yang terjadi dan membuat Ratna sampai ke lingkaran ini."
Sekali lagi Sander menatap kagum gadis yang berdiri di sampingnya. Kali ini karena keberaniannya meragukan seorang Sander Brandt.
"Wuri, jangan bicara seolah kau baru hidup kemarin di dunia. Kita semua tahu, apa yang terjadi latar belakang terbesarnya adalah uang. Meski aku belum mendapatkan informasi apa pun tapi aku yakin tentang hal itu."
Wuri melihat Sander dengan mata yang seolah mengiyakan perkataan pria di hadapannya itu.
"Namun ingat saja jika kau punya uang, kau bisa membeli dunia. Aku mungkin tidak bisa melakukan untuk seluruh gadis di desamu. Tapi aku akan melakukan untuk seorang Ratna."
"Dengan cara?"