Chereads / PERNIKAHAN KELAM / Chapter 20 - 20. KEPERGOK DI RUANGAN KANTOR

Chapter 20 - 20. KEPERGOK DI RUANGAN KANTOR

Semalaman ini aku tidak bisa tidur dengan cepat. Aku hanya bisa tertidur pulas saat sudah pukul dua belas malam. Berkali-kali aku hanya berpura pura tidur saat tiba tiba mas vino menelfon seorang oerempuan. Mereka berdua berbincang dengan mesra di telfon itu. Aku menahan tangisan di setiap malam dan tutup mataku. Aku hanya bingung harus bagaimana. Posisi aku saat ini sedang hamil tiga bulan dan sebentar lagi juga akan di adakan acara syukuran empat bulanan. Aku tidak mungkin berpisah dengan mas vino. Karena setiap kali mata mas vino menatapku sambil berbicara apapun itu. Aku merasa mas vino masih menyayangi aku. Meski dia juga menyayangi dan mencintai gadis yang biasa ia telfon.

Setiap sehabis solat fardhu. Aku selalu berdoa yang terbaik untuk aku dan mas vino. Aku berdoa agar keluargaku selalu di berikan keberkahan. Aku tidak ingin berpisah dengan mas vino ya Allah.

"Sayang kamu kok' belum tidur?" tanya mas vino yang melihatku selesai sholat tahajud.

"aku kan udah tidur habis isya mas, dan sekarang jam dua mau tidur lagi rasanya nggak enak banget mas," ucapku dengan pelan.

"Yaudah, kalau gitu aku tidur dulu ya. Ngantuk banget nih. Aku habis ngerjain kerjaan kantor tadi," katanya dengan wajah yang lelah.

Bohong. Mas vino pandai sekali. Aku jelas jelas bisa melihat wajah dia yang senyum senyum di depan laptop. Aku tidak tahu dia sedang apa. Mungkin sedang Vidio call dengan selingkuhannya itu atau sedang chat di media sosial. Entahlah yang aku tahu dia menggunakan laptop agar di pandang olehku kalau dia sedang bekerja.

Sungguh kepalaku sangat pening. Tiga bulan ini aku berusaha kuat dan menutupi mas vino dari mama. Ya, mama tidak tahu jika mas vino selingkuh.

Aku takut ya Allah. Jika aku berpisah dari mas vino. Karena aku sudah terlanjur sayang dengan suamiku. Mas vino adalah orang yang paling dekat denganku selama ini. Dia adalah belahan jiwaku. Tapi aku juga sakit jika mas vino berselingkuh seperti ini.

Semalaman aku mencoba berpikir dan terus berdoa. Keputusan apa yang sebaiknya aku ambil. Kini aku tahu harus berbuat apa. Semoga saja ini adalah keputusan yang tepat untuk aku ambil.

Aku akan berusaha mengumpulkan bukti jika mas vino selingkuh. Selama ini aku sama sekali belum mempunyai vidio tentang mas vino dan selingkuhannya. Bahkan aku juga tidak tahu siapa selingkuhannya mas vino.

Aku akan berusaha romantis dengan mas vino. Aku akan terus membuat mas vino terkesan denganku. Supaya aku bisa tahu. Sebenarnya mas vino masih sayang dan cinta dengan aku atau tidak. Beberapa kali aku membuatkan dia makan siang untuk di kantornya. Aku menghias makanan itu dengan romantis dan aku berikan dia kalimat cinta dari hati yang terdalam. Sejauh ini mas vino masih bersikap biasa saja. Bahkan tidak manja seperti dahulu kala saat satu tahun pernikahan dulu. Aku juga mencoba untuk merapikan rambutku. Kubuat rambutku lurus agar terlihat lebih enak di pandang dan mas vino memuji aku. Tapi hanya itu saja. Dia sama sekali tidak berbalik romantis. Aku bahkan sering memberi mas vino kejutan kejutan kecil. Meski mas vino terkesan tapi aku yakin itu hanya sebuah kebohongan belaka. Karena aku bisa melihat sendiri dengan ekspresi wajahnya yang bagiku terlihat aneh. Mas vino tidak akan bisa menyembunyikan sesuatu dariku.

Hari ini aku mencoba untuk memberikan kejutan kecil. Aku membawa makan siang mas vino sendiri ke kantornya. Aku membuatkan dia bakso yang aku cetak sendiri dengan bentuk love. Aku juga menulis sesuatu yang romantis di kertas kecil dan aku selipkan di dalam tas makanan.

Aku berjalan dengan santai menuju ke ruangan mas vino. Namun seorang perempuan yang berwajah galak itu mencegah aku untuk masuk ke dalam kantor lebih dalam lagi.

"Maaf mbak, cari pak vino ya?" tanya perempuan itu dengan sopan sekali.

Aku mengangguk keras.

"Oh, iya benar sekali. Saya kan istrinya pak vino," jawabku dengan santai.

"Tapi di dalam ruangan pak vino lagi ada klien dan itu sangat penting tidak boleh di ganggu," ucap perempuan itu dengan keras kepala.

"Hah? Saya kan istrinya. masa tidak boleh sih," ucapku kesal dan aku langsung saja berjalan menuju ruangan mas vino. Namun aneh sekali. Sikap karyawan disini berwajah panik dengan melihat ke teman temannya sendiri dengan mata melotot.

Ada seorang laki laki yang mencegahku lagi. Sebenarnya ada apa di dalam ruangan mas vino?

"kenapa ya, mas?" tanyaku dengan lembut.

"Iya lagi ada klien di dalam soalnya. Penting banget kliennya," jawab pria itu dengan mencoba santai.

Aku langsung saja berjalan kembali setelah sebelumnya aku berucap terimakasih banyak. Aku tidak perduli. Langsung saja aku membuka pintu ruangan mas vino dan aku kaget setengah mati. Seorang perempuan berada duduk di meja. Sementara mas vino duduk di kursinya. Mereka sangat dekat sekali. Hampir saja aku melihat adegan yang membuatku ingin muntah. Mereka hampir mendekatkan bibirnya masing masing.

Mungkin karena mendengar suara pintu yang terbuka cukup keras. Kedua mata mereka membelalak melihat aku. Perempuan dengan rok ketat di atas lutut itu membenarkan kerah bajunya. Ia berdiri dengan wajah panik.

"Mas, dia siapa mas?" tanyaku dengan nada bergetar.

"Dia bukan siapa-siapa. Cuma karyawan disini. Tadi tuh, dia mau niupin mata aku yang perih. Iya kan?" mas vino melihat ke wajah perempuan cantik itu yang berambut sangat lurus.

"Gila kamu ya mas? Kamu pikir aku percaya sama kamu, heh?" seruku dengan lantang. Sementara seluruh orang kantor melihat adegan dramatis di ruangan mas vino.

"Kenapa kamu tega sih, mas? Aku ini lagi hamil tiga bulan mas. Kamu malah selingkuhin aku kaya ini. Astaghfirullah hal adzim mas vino," ringekku dengan kedua pipi yang telah basah.

Mas vino mendekat ke arahku mencoba menenangkan aku dengan kalimat kalimat gombalnya.

"Sayangku, kamu jangan nangis dong. Dia bukan siapa siapa aku. Maafin aku sayang," ucap mas vino dengan wajah berpura pura sedih. Entahlah aku tidak tahu.

"Apa kamu mas? Aku bukan siapa siapa kamu? Aku ini Lidiya kekasih kamu mas. Kamu udah janji bakalan nikahin aku kan mas?" perempuan yang bernama Lidiya itu langsung dengan sigam memeluk lengan mas vino.

Ya Allah, gila sekali wanita di depanku ini. Dia benar benar tidak tahu malu dengan apa yang di perbuatanya. Jelas jelas aku adalah istri sah mas vino. Dia sama sekali tidak berpikir waras. wanita itu cantik. tapi sama sekali tidak punya hati.