Kini mereka berdua saling memandang dengan sorot wajah yang sama sama marah. Tapi vino berusaha untuk meredam marahnya kali ini.
"Kita harus bekerja sama sayang. Kamu nggak mau kan hubungan kita jadi hancur?" Tanya vino dengan serius .
Mata Lidiya kini menjadi redup.
"Baiklah, aku akan berusaha semaksimal.mungkin. aku juga tidak mau kalah dari Mecca. Aku nggak mau kamu jatuh di tangan Mecca," kata Lidiya dengan wajah sinis.
Kini keduanya langsung berdiri dan memasuki ruangan bos mereka. Bos Erik adalah bos di dalam kantor mereka berdua. Wajah bos Erik terlihat tegas sekali. Dia memandang pasangan kekasih yang sedang viral di kantornya juga di dalam sosial media.
"Kalian sudah tahu kan? Saya mengundang kalian kesini itu untuk apa," kata bos itu dengan meletakkan kedua tangannya di atas meja. Bis yang berbadan besar itu melihat wajah vino lalu Lidiya dengan serius.
"Kami berdua sangat menyesal bos. Kami akan memperbaiki kelakuan kami berdua," kata vino dengan wajah kasihan. Ia sangat berharap sang bos akan memaafkan dirinya.
"tidak bisa!" seru bos itu dengan keras sambil memukul meja.
Lidiya menjadi kaget sekali. Karena ini adalah pertama kalinya ia di marahi oleh bos langsung. Biasanya ia selalu mendapatkan pujian dari bos Erik. Tetapi kali ini ia mendapat tamparan keras.
"ini apa heh?" tanya bos yang langsung memperlihatkan Vidio dimana vino, Mecca dan juga Lidiya bertengkar hebat di dalam kantor dan selanjutnya Mecca dan Lidiya Jambak jambakan.
Vino dan Lidiya melihat Vidio itu dengan wajah serius. Mereka berdua sangat kaget. Vidio itu cepat sekali viral hanya dalam beberapa jam.
"saya tahu bos. Tapi kami berdua akan berjanji berbuat baik lagi," ucap vino dengan tegas.
"kalian tidak akan bisa melakukan apapun. Reputasi perusahaan ku sudah turun gara gara kalian berdua! Dasar bodoh!" kalimat itu sangat keras di ucapkan oleh bos Erik.
Lidiya dan vino hanya bisa menunduk. Mereka sudah tidak bisa berkata apa apa lagi karena memang mereka takut.
"Kalian berdua saya pecat!" seru bos Erik dengan tegas sambil menggebrak meja untuk kedua kalinya.
Seketika wajah vino dan Lidiya membelalak. Lidiya langsung berdiri dan mendekat memegang lengan bosnya begitupun vino yang mengikuti sang kekasih.
"Maafin kita berdua bos. Tolong bos jangan pecat kita berdua! Tolong bos," ucap Lidiya dengan suara parau.
"iya bis tolong sekali bos. Kita berdua janji akan berbuat lebih baik lagi bos. Tolong jangan pecat kami berdua bos," kata vino dengan wajah memelas.
"Alah sudah sana minggir minggir!" perintah bos dengan berdiri dan membuat keduanya terdorong ke belakang. Kini jos langsung mengusir mereka berdua dan wajah keduanya hanya bisa terdiam lesu saat keluar dari ruangan itu.
Keduanya ternyata sejak tadi di lihat oleh seluruh karyawan yang ada di kantor itu.
"Ini semua gara gara kamu mas!" ucap Lidiya dengan tegas dan lirih di samping vino.
"aku nggak akan memaafkan siapapun yang telah membuat aku hancur hati ini," kata vino dalam hati. Ia langsung saja berjalan dengan menggandeng Lidiya untuk melangkah lebih cepat lagi.
Keduanya langsung beres beres u untuk pergi dari kantor itu. Vino langsung memasuki mobil bersama dengan lidiya kekasihnya. Wajah keduanya sangat kesal sekali dengan apa yang terjadi hari ini. Sungguh hari terdiam dalam hidup mereka.
"Gimana nih mas? Kita udah nggak punya kerjaan lagi," kata Lidiya dengan wajah kesal.
Vino dengan rahang mengeras melihat ke arah jalan dengan mata menyipit.
"Tenang aja. Semuanya belum berakhir Lidiya. Aku ini lulusan terbaik di kampus aku juga snagat handal dengan kerajaanmu. Tidak mungkin aku di tolak kerja jika melapar pekerjaan di kantor lain," kata vino dengan sombongnya.
"Tapi aku gimana mas? Masa aku nganggur kaya gini. Aku juga nggak punya ski.yang bagus lagi. Aku kerja di.kantor itu juga kan gara gara kamu, gimana dong mas?pusing banget aku ini," kata Lidiya dengan wajah ksuut sekali.
"Udah kamu sabar aja. Pasti bisa kok kamu dapet kerjaan. Nanti kalau aku udah kerja aku bakalan bantu kamu untuk kerja di tempat aku. Udah kami diem aja sekarang. Jangan bikin aku tambah pusing," kata vino dengan tegas.
Lidiya terpaksa harus diam di dalam mobil. Setelah beberapa menit mereka berdua sampai di apartemen milik Lidiya yang tadi ya di kasih oleh vino.
Vino masuk kedalam apartemen hanya untuk menaruh barang barang kantornya. Lalu ia pergi lagi untuk ke rumahnya sendiri. Lebih tepatnya menemui sang mama. Ia ingin melampiaskan amarahnya kepada Mecca. Wanita yang membuatnya di pecat dari kantor.
"Kamu jangan sampai emosi yang berlebihan ya! Maksud aku kamu juga harus redam sedikit emosi kamu. Nanti kalau tiba tiba ada yang vidioin dan viral lagi gimana coba?" kata Lidiya dengan manja melihat vino.
"Iya sih, kamu benar juga. Ya udah aku ke rumah mama dulu ya. Kamu baik baik disini," ucap vino dan langsung mencium kening Mecca.
Vino menyetir mobil dengan perasaan kacau. Ia tidak tahu akan bekerja dimana lagi setelah ini. Ia juga tidak yakin jika bisa di terima kerjanya di perusahaan lain. Meski ia mengatakan kepada Lidiya jika dirinya sangat yakin bisa di terima kerja di perusahaan lain. Tapi jujur saja kali ini vino benar benar pusing. Bisa saja di sudah di cap sebagai laki laki yang selingkuh dan kasar. Perusahaan lain pasti sudah melihat Vidio vitalnya.
"Ah pusing!" seru vino dengan menggebrak setir mobilnya.
Ia melajukan mobil dengan kecepatan tinggi karena emosi yang ada dalam dirinya. Menyelip bus mini lalu menyelip angkutan lagi dan selanjutnya menyelip mobil pribadi tapi sayangnya saat ia akan menyelip sebuah motor. Ia menabrak motor itu dari samping. Alhasil motor itu yang mengendarai wanita menjadi terseret sangat jauh dan vino melihat itu dengan panik. Ia langsung saja tidak pikir panjang dan langsung kabur. Namun sayangnya orang orang mengejar dan mengepungnya. Situasi snagat ramai di tambah di samping jalan adalah pasar besar tradisional. Sangat ramai sekali hingga orang orang mendobrak mobil vino dengan keras. Ia bingung sekali Karena sudah terkepung seperti ini. Ia sangat bingung jika keluarpun ia mungkin saja akan dihakimi masa tetapi jika tetap di dalam mobilnya juga akan di pukuli.
Vino tidak mampu untuk suasana buruk yang di hadapinya. Akhirnya mobil kaca depannya pecah karena di pukul dengan sebuah batu besar oleh warga setempat. Vino melihat dengan jelas wajah preman pasar itu yang bertato dengan kepala botak yang di tutupi kain bertuliskan Slank.