Kini aku mendengar suara langkah kaki di belakangku. Karena aku tidak menutup pintu toilet.
"Gimana? Kamu demam ya?" Tanya mas vino dengan memegang lenganku. Aku mendongak melihatnya dengan lemas.
"Kamu mau antar aku ke dokter mas?" Tanyaku dengan hati hati. Aku takut mas vino akan menolaknya. Pasalnya dia sudah akan berangkat kerja pagi ini.
"Kamu masih lemes banget ya?" Tanya mas vino melihatku dengan matanya yang sayu.
"Iya mas, aku lemes banget sumpah. Perut aku juga enek banget rasanya," ucapku dengan jujur.
"Yaudah deh, ayo cepat kamu ikut ke mobil," jawab mas vino dengan wajah pasrah. Lalu dia segera pergi dari toilet. Aku pun segera mengikutinya dari belakang sambil melewati meja makan. Aku mengambil roti untuk aku makan di perjalanan. Karena tadi aku sarapannya Cuma sedikit aja.
"Ma, aku mau ke dokter dulu ya ma. Aku soalnya lemes banget ma," ucapku dnegan singkat kepada mama yang sedang makan.
"Ya udah cepetan sana. Jangan lama lama ya," kata mama dengan wajah seperti tidak suka
Aku langsung saja mencium punggung tangan mama dan kini aku menaiki mobil. Mas vino menyetir mobil dengan serius.
"Kenapa kamu bisa sampai demam kaya gini sih?" tanya mas vino yang masih melihat ke arah jalan.
"Ya gimana mas, aku juga nggak tahu. Mungkin karena kemarin kemarin aku masak terus dan banyak kegiatan di rumah. Makannya aku pengin banget punya asisten rumah tangga. Silabus cape banget mas ngurusin rumah. Tapi sayangnya mama nggak ngebolehin," tuturku dengan kecewa.
"Ya kamu kerjain aja semampu kamu. Nggak usah di bikin pusing. Kalau lelah ya istirahat aja," kata Mas Vino dengan gampangnya.
"Ya sih, mas. Tapi kan nanti mama ngomel terus," ucapku dengan bersender di jok mobil.
"Ya kamu selalu mengeluh terus tentang mama.mama itu juga mama kamu juga loh," kataas vino melihatku sejenak. Lalu kembali melihat jalanan lagi.
Aku hanya diam menanggapi perkataan mas vino itu. Mas vino sellau membela mama. Ya aku merasa begitu. Aku merasa mas vino tidak sepenuhnya mencintai aku. Tapi apa memang seharusnya seperti itu? Entahlah aku tidak tahu.
"Sudah sampai," ucap mas vino dengan melihatku yang sedang bersender kepalanya ke belakang. Rasanya aku malas sekali. Ingin selalu rebahan. Roti yang aku bawa bahkan lupa aku makan.
"Kamu ikut nganter aku kan mas?" tanyaku dengan memelas
"Duh, sebenernya hari ini lagi ada kerjaan banyak banget. Mau ketemu klien penting juga. Kamu bis akan sendiri aja? Nanti pake gocar aja pulangnya. Lagian juga kamu bisa kan? Ini uanganya," kata mas vino sambil menyerahkan uang beberapa lembar
Aku memegang uang itu dengan wajah kecewa.
"Ya udah deh, mas. Aku sendiri aja." Jawabku lalu akuentalimi mas vino dan aku turun dari mobil. Aku juga melambaikan tangan kepada mas vino dengan pura pura tersenyum.
Kini mobil besar itu sudah pergi. Pikiranku melayang lagi. Pasti dia akan bertemu seorang wanita. Ya Tuhan! Parfum wanita itu dan wanita yang di telfon mas vino itu? Apa benar mas vino selingkuh dari aku? Ya Allah rasanya benar benar nggak percaya banget. Nggak tau deh, aku sebaiknya Tidka memikirkan itu dulu. Aku harus fokus dengan kesehatan aku.
Segera saja aku berjalan menuju masuk ke dalam rumah sakit dan aku menunggu setelah sejenak mendaftar. Cukup lama aku menunggu mungkin karena ini sudah siang. Beberapa saat nomor urutanku di panggil. Aku langsung saja masuk ke dalam.
"Saya periksa dulu ya?" kata sang dokter.
Aku juga mengatakan keluhanku dan setelah dokter memeriksa. Dia mengatakan sesuatu kepadaku.
"Selamat sepertinya anda hamil sekarang," kata dokter itu.
"Hah? Serius dok? Yang benar dok? Ya Allah aku nggak percaya dok," kataku dengan membekap mulutku.
Dan setelah itu aku di suruh dokter untuk ke dokter hamil. Untuk memastikan jika aku hamil. Tidka menunggu hari lagi. Aku langsung saja ke dokter kandungan hari ini. Padahal aku belum menelpon mama ataupun mas vino. Biar saja aku akan memberikan kejutan kepada mas vino nanti.
Kini aku langsung saja memakai gocar karena mas vino memberikan aku uang lima ratus ribu dan ini cukup untuk ke dokter kandungan dan untuk aku makan di jalan. Sebelum ke dokter kandungan aku mampir dulu ke restoran. Aku makan sesuka yang aku suka. Biar saja lah. Lagi pula aku lagi pengin makan sekali.
Setelahnya aku ke dokter kandungan dan benar saja apa yang di katakan dokter umum sebelumnya. Aku hamil, aku snagat bersyukur sekali dengan kehamilan pertamaku ini. Berarti doa aku telah terkabulkan. Ya Tuhan, enak sekali rasanya.
Kini aku langsung saja berterimakasih kepada dokter kandungan itu.
"Iya sama sama. Dan jangan lupa vitaminnya di minum ya. Karena ini adalah kehamilan pertama jadi harus benar di jaga ya," kata sang dokter
Aku la gaung saja pulang ke rumah dengan menggunakan gocar.
"Duh, kenapa lama banget sih, mama udah nunggu dari tadi juga," kata mama dengan mengomel di depanku.
"Ya maaf banget ma, tadi aku tuh ke dokter dan kata dokter umum itu aku hamil dan aku langsung saja periksa ke dokter kandungan. Ternyata memang benar aku hamil. Ini ada suratnya juga ma," kataku dengan senang hati.
"Hah? Kamu serius Mecca? Kamu hamil?" wajah mama berubahenjafi sangat bersinar. Aku bisa lihat kalau mama benar benar bahagia sekali.
Aku merasa sangat senang melihat wajah mama yang seperti itu. Mungkin mama memang sudah menunggu ini sejak lama sekali.
"Iya ,ma Alhamdulillah. Aku juga nggak nyangka. Aku senang banget ma," ucapku dengan senang hati dan amma Toba tiba saja memelukku dengan erat. Pelukan ini adalah pelukan yang pertama yang membuat aku sangat bahagia. Baru kali ini mama memeluk aku dengan sangat bahagia sekali. Aku padahal sering tidak suka dengan sikap mama. Mungkin begitu juga dengan mama yang tidak suka dengan sikapku.
Akhirnya aku bisa merasakan kebahagiaan yang seperti ini. Aku merasa sangat di syaang oleh mama mertuaku sendiri. Ya Tuhan, aku snagat betysukr sekali.
"Ya udah kalau gitu. Kamu udah makan belum? Yuk kita ke dalam," kata mama dengan antusias.
Mama memapah aku dengan sabar.
"Aku udah nggak papa kok, ma. Akh udah nggak lemes lagi ma. Aku juga udah makan," kata ku dengan melihat ke wajah mama.
"Ya udah sekarang kamu mending istirahat aja. Ini udah jam sebelas siang. Kamu istirahat aja yang enak. Nanti mama buatin masakan yang enak untuk kamu dan bayi yang ada di perutmu. Pasti kamu suka deh," ucap mama membuat aku sangat terkejut. Bagaimana mungkin mama bisa sebaik ini kepadaku. Ya Allah aku senang sekali.
"ya, ma makasih ya ma. Tapi kalau mama cape mending bisa pesen aja ma makan siangnya," kata ku dengan tidak enak hati.
"Eh, jangan.kalau lagi hamil itu harus makan yang makana. Rumah. Kan makanan rumah lebih bersih dan sehat. Udah nggak usah pesen apa itu namanya food go food go itulah," kata mama dengan tangannya menampar di udara.