Chereads / PERNIKAHAN KELAM / Chapter 14 - 14. MUAL SAAT SARAPAN

Chapter 14 - 14. MUAL SAAT SARAPAN

Part 14

Aku memakan mie dengan lahap dan setelah habis. Aku menunggu mas vino di kamar ini. Tapi kenapa mas vino lama sekali. Kenapa juga mas vino sudah aku tunggu sejak sepuluh menit tapi dia tetap saja belum masuk ke kamar. Aku coba aja keluar kamar dengan perlahan. Kulihat jam menunjukkan pukul tiga. Beberapa jam lagi Adan subuh. Mungkin aku tidak bisa tidur kembali. Kulihat di dapur mas vino tidak memasak apapun. Di dapur sama sekali tidak ada tanda tanda seseorang sudah melakukan memasak. Aku langsung sajae dekat ke dapur dan kulihat di jendela luar di halaman belakang. Aku melihat Mas yang sedang membelakangi jendela dapur. Dia sedang bercakap di telfon. Aku tidak bisa melihat wajahnya. Tapi aku tahu bahwa dia tertawa kecil beberapa kali. Ya Allah hatiku sangat sakit sekali. Siapa yang dia telfon malam malam seperti ini ya Allah. Aku benar benar tidak tahu siapa yang mas vino telfon.

Aku berdehem pura pura mengambil air putih. Tanganku menggenggam teko air putih dan aku menuangkan air putih dengan suara yang nyaring di gelas panjang bening ini. Mas vino berjalan di belakangku. Dia mendekat ke arahku.

Aku minum sesaat. Itu membuat perasaanku sedikit bisa di kontrol meski aku sangat sakit sekali saat ini.

"kamu nggak jadi bikin mie mas?" tanyaku dengan pelan. Aku melihat wajahnya yang terlihat sangat gugup. Aku benar benar Tau bagaimana mas vino seperti aneh sekali. Aku pura pura saja tidak tahu kalau dia itu sedang melakuka. Percakapan tadi dengan seseorang.

"Oh iya soalnya, tadi ada klien yang nelpon. Dia kayak kebingungan gitu," kata mas vino menjelaskan dengan wajah seperti terdesak.

"Oh gitu, mas. Tapi kok jam segini ya nelgonnya. Ini udah jam tiga pagi loh," kataku sambil melihat jam dinding yang ada di dapur ini.

Seolah ruanganenjadi sangat sunyi sebentar. Karena mas vino bingung menjawab pertanyaan aku.

"Iya soalnya.nlagi ada proyek susah sekali jadi ya dia keya kebingungan gitu sama proyeknya. Terus dia tanya ke aku," kata mas vino dengan mencoba santai.

"Oh gitu, mas. Yaudah sekarang kamu mau tidur lagi atau mau aku bikinin mie," tawarku kepada mas vino dengan melihat wajahnya sesantai mungkin.

"Oke, tolong buatin aku mie rebus ya. Pake telur juga ya. Aku nunggu di ruang tengah," kata mas vino melihatku sambil mengelus lenganku sesaat

"Oke siap deh," kataku dengan tersenyum.

Kini kulihat mas vino yang berjalan menuju ke ruang tengah. Aku sambil membuatkan mie instan dan aku juga menaruh telur di dalamnya.

Kulihat mas vino yang tersenyum senyum sendiri dengan bahagia. Dia sibuk sekali dengan ponselnya. Bahkan dia tidak melihat Tobi yang sengaja di setel dan di bunyikan dengan keras.

"

Ya Allah, aku benar benar tidak menyangka mas vino melakukan itu kepadaku. Aku harus menulis ini semua di catatan buku. Kemarin adalah bau wangi baju mas vino dan sekarang dia telfon dan juga WhatsApp an dengan senyum senyum sendiri. Ya Allah, aku harus tenang dan tidak boleh gegabah. Aku tidak mau jika melabrak mas vino begitu saja.

Kini aku sudah selesai dengan mie yang aku rebus. Aku menyiapkan semuanya di piring dengan rapi kini aku langsung membawa piring ini kepada mas vino.

"Ini mas, mienya udah jadi," kataku tersenyum dan mas vino langsung saja menaruh ponsel di saku celananya dengan cepat.

Aku pura pura menonton tv. Sebaiknya aku tidak menonton tv.ini masih jam tiga pagi. Aku harus melakukan solat tahajud. Kata ibuku jika kita silat tahajud pasti doa kita akan terkabul.

"Mas aku mau solat dulu ya. Mumpung masih jam segini," ucapku kepada mas vino.

"Oh iya ,qku makan mienya ya," kata mas vino dengan ceoat. Tanpa melihatku.

Aku langsung saja bergegas menuju ke kamar mandi dan berwudhu. Aku melaksanakan solat tahajud dengan berusaha khusyuk. Aku melakukan empat solat tahajud dan satu lagi solat witir. Jadi solatnya ganjil. Aku lalu berdoa.

"Ya Allah, jagalah rumah tangga aku. Aku tidak ingin berpisah dengan mas vino ya Allah. Aku ingin bersama mas vino sampai nanti di surga ya Allah, amin," aku mengucapkan itu tiga kali.

Semoga doaku terkabul. Karena aku tidak ingin pernikahan aku dengan mas vino hancur. Ya Allah membayangkannya saja aku sakir sekali. Semoga aku di beri kekuatan lebih untuk mengahadapi ini semua ya Allah.

Aku sangat bersyukur juga mempunyai ibu yang sangat bisa mengajarkan aku dalam agama. Ibu sangat menyayangi aku sekali. Ibuku selalu mengajarkan nilai nilai agama yang begitu membuat aku kuat dan terus teringat tentang kebaikan.

Setelah itu aku membaca Al Qur'an beberapa menit dan tidak terasa kini adzan subuh telah tiba. Aku meminta mas vino untuk menjadi imanku tapi dia tidak mau dan meminta aku solat sendiri dan katanya dia juga akan silat subuh sendiri.

Sebenarnya aku ketawa karena mas vino tidak mau menjadi imam solat subuhku. Padahal aku ingin sekali solat subuh bersama mas vino.

"Mas, solat dulu sana. Nanti keburu siang,* kataku kepada mas vino dan mas vino langsung saja menuju ke kamar mandi untuk mandi dan solat subuh.

Aku langsung saja menyiapkan sarapan untuk mas vino. Sementara mama juga kini sudah ada di depan meja makan.

"Masak apa hari ini kamu Mecca?" tanya mama mertuaku dengan melihatku yang sedang menggoreng ayam.

"Ayam ma," kataku dnegan lembut.

"Yaudah cepetan. Mama udah laper nih,"kata mama dengan wajah gusar. Bahkan mama Tidka membantu aku memasak. Ya Allah kuatkan lah aku menjalani ini semuanya Allah.

Aku menyiapkan semuanya di atas meja dengan rapi. Buah naga juga aku telah potong potong siap untuk di makan mama dan juga mas vino.

"Huek huek!" aku mual sekali. Bahkan aku belum sarapan.

"Ih jijik banget sih, lagi makan juga pake acara mual disini," kata mama dengan wajah kesal.

"Maaf ma, aku Cuma mual aja. Aku ke toilet dulu," ucapku dengan lemas..bahkan mas vino sama sekali tidak peduli denganku. Dia makan saja dengan lahap. Ya Allah padahal perut aku benar benar mual banget. Ingin sekali aku bermanja manja di depan mas vino. Tapi sepertinya mas vino sama.sekali tidak peduli denganku.

Aku ke kamar mandi dan aku berusaha untuk muntah dengan cara masukkan jariku ke dalam mulut. Tapi aku malah tidak muntah. ya Allah lemes banget rasanya. kalau muntah seperti ini harus mengeluarkan tenaga.